Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J3 Bab 5.2

Bab 5 - Masa Lalu yang Ingin Kuketahui dan Masa Lalu yang Tidak Kuketahui

『Maaf telah membuatmu menunggu,』 kataku, setelah percakapanku dengan Charlotte-san selesai, menoleh pada Claire-chan, yang masih bergandengan tangan denganku, aku menyapanya. 

Meskipun dia kembali untuk meminta maaf, pembicaraan kami telah teralihkan secara tak terduga. 

Namun, sekarang aku harus memainkan peranku dengan benar. Mengalihkan pandanganku dari Claire-chan ke Emma-chan, aku melihat bahwa dia telah mengalihkan perhatiannya dari Charlotte-san ke aku. 

Pertanda dia akan segera minta digendong, aku menduga.

『---Mmm, gendong...』 

Lihat, aku sudah menduganya. 

Akhir-akhir ini, aku merasa sudah bisa memprediksi kapan Emma-chan akan meminta untuk digendong. 

Atau lebih tepatnya, dia akan mencari kesempatan untuk digendong. 

Tapi saat ini aku sedang menggendong Claire-chan. 

Menggendong Emma-chan hanya dengan satu tangan akan sangat berbahaya. 

Aku bisa saja melepaskan tangan Claire-chan, tapi idealnya, aku ingin Emma-chan turun tanpa digendong. 

Mengingat niat Claire-chan untuk meminta maaf, akan lebih baik kalau mereka berbicara dengan tatapan mata yang sama.

『......?』 

Emma-chan memiringkan kepalanya, bingung, karena aku tidak mengulurkan tangan untuk mengangkatnya seperti biasa. 

'Dia biasanya mengangkatku tepat saat ini,' aku hampir bisa mendengarnya berpikir seperti itu. 

Sebelum aku dapat menemukan cara untuk mendorong Emma-chan yang suka digendong itu untuk turun, tatapannya dengan tajam terfokus pada lengan kiriku, kemudian secara bertahap bergerak ke bawah. 

Beberapa saat kemudian, saat melihat Claire-chan, ekspresinya berubah.

『Nh! Nh!』 

『Hei, hati-hati! Kamu akan melukai dirimu sendiri kalau memukul seperti itu!』 

Baca novel ini hanya di Musubi Novel

Mungkin menyimpan kebencian pada boneka kucing yang rusak, setelah melihat Claire-chan, Emma-chan mulai meronta-ronta dalam pelukan Charlotte-san. 

Secara naluri, aku melepaskan tangan Claire-chan untuk menggendong Emma-chan. 

Namun, begitu berada dalam pelukanku, dia mulai memukul-mukul dadaku dengan keras.

『Emma-chan, tenanglah!』 

『Nhh! Nhh!』 

Permohonanku sepertinya tidak digubris, karena Emma-chan menggembungkan pipinya karena marah. 

Aku mengerti perasaannya; sesuatu yang berharga baginya telah dihancurkan. 

Tapi kalau dia terus meronta-ronta saat aku menggendongnya, aku mungkin akan menjatuhkannya. 

Namun, menjatuhkannya mungkin akan membuatnya memukul Claire-chan, mengingat suasana hatinya saat ini. 

Tidak ada permen atau boneka kucingnya, yang biasanya bisa menenangkannya. 

Dan seakan-akan kucing sungguhan juga tidak akan dengan mudah menghampirinya. 

Apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu...

『Emma! Kalau kamu terus begini, onii-chan akan marah padamu!』 

Sewaktu aku bergulat dengan cara menangani kemarahan Emma-chan, Charlotte-san, tidak seperti biasanya, meninggikan suaranya. 

Dia mungkin mengira bahwa nada bicaranya yang normal tidak akan sampai ke anak yang sedang kesal. 

Sementara aku bertanya-tanya, apakah kata-katanya memiliki pengaruh, yang mengejutkanku, Emma-chan menghentikan kerewelannya secara tiba-tiba. 

Dia kemudian dengan hati-hati mengangkat wajahnya, menatap aku dengan mata berkaca-kaca dan memohon. 

Tampaknya dia sedang mencoba mengukur ekspresiku.

Terpana oleh dampak tak terduga dari kata-kata Charlotte-san, dan memanfaatkan momen itu, aku membelai kepala Emma-chan dengan lembut. 

Sebagai tanggapan, dia mencengkeram kemejaku dengan erat dan menempelkan wajahnya ke dadaku. Memangdang sekilas ke arahnya, dia tidak menunjukkan kemarahan, tapi ekspresi yang agak cemberut. 

Dia mungkin sedang berusaha memadamkan amarah yang membara di dalam dirinya. 

Aku terus membelai kepalanya dengan lembut sampai akhirnya dia memutuskan untuk mendongak lagi.

◆