Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J4 Bab 5.4

Bab 4 - Hari Ketiga Perjalanan Kelulusan

Setelah itu, kami membeli beberapa barang di pojok suvenir dan pulang.

"Aku merasa sudah cukup makan stroberi selama setahun, tapi aku ingin makan lebih banyak lagi~♪"

"Ya. Tapi kita mendapat sebungkus sebagai oleh-oleh, jadi kita harus menerimanya kan."  

""......""

Aku dan Eiji tidak bisa menahan senyum pahit.

Di dalam bus dalam perjalanan menuju stasiun, sangat mengerikan bahwa mereka berdua terlihat seperti belum puas.

Karena setelah makan sepuasnya selesai, kami menghitung jumlah yang kami masukkan ke dalam kantong sampah untuk melihat berapa banyak yang sudah dimakan semua orang......dan yang mengejutkan kami, Aoi-san sudah makan seratus tiga dan Izumi sudah makan seratus tujuh belas.

Ngomong-ngomong, aku makan 26 dan Eiji makan 32.

Menurut staf wanita, aku dan Eiji adalah jumlah rata-rata untuk orang dewasa.

Dengan kata lain, kedua gadis itu makan empat kali lebih banyak dari rata-rata, tapi mereka belum puas.

Kesampingkan Izumi, ada kecurigaan bahwa Aoi-san juga rakus.

Tidak, ada kejadian sebelumnya di mana Aoi-san memakan semua makanan manis Jepang sendirian di malam hari, jadi aku menyadarinya pada pandangan pertama, tapi......yah, anggap saja kita semua sedang tumbuh dan berada dalam masa-masa makan banyak.

Sekali lagi, aku teringat akan apa yang dimaksudkan oleh para gadis ketika mereka mengatakan bahwa mereka memiliki perut yang terpisah.

Sementara itu, bus tiba di stasiun.

Saat kami berganti ke kereta, matahari mulai terbenam dan pemandangan pedesaan yang mengintip dari jendela terlihat berwarna jingga.

Baca novel ini hanya di Musubi Novel

Izumi dan Eiji mungkin lelah setelah bermain, atau karena kenyamanan kereta, atau keduanya---mereka bersandar di bagian belakang kereta dan dengan tenang tidur.

Tiba-tiba aku teringat akan semester pertama, ketika kami pergi ke pemandian air panas untuk berwisata seharian setelah ujian.

Pada waktu itu, juga, saat semua orang tertidur, aku sendirian, menyaksikan matahari terbenam dan pedesaan dari jendela.

Namun demikian, ada dua hal yang berbeda dari waktu itu.

---Pertama, aku tidak begitu pesimis untuk pergi, seperti saat itu.

---Satunya lagi, adalah bukan hanya aku yang terjaga, tapi Aoi-san juga.

Aoi-san tidak tidur seperti sebelumnya dan melihat ke luar jendela sepertiku.

"Matahari terbenam yang indah ya......"

"Ya......"

Wajah Aoi-san yang disinari oleh matahari dari barat, tampak indah namun agak rapuh.

Itu bukan karena matahari yang sedang terbenam atau warna jingga di pipinya.

Dan itu bukan hanya imajinasiku saja, Aoi-san memiliki rona melankolis yang jelas di wajahnya sejak kami meninggalkan kebun stroberi.

Buktinya, dia perlahan-lahan menjadi tidak banyak bicara ketika dia naik ke dalam bus dalam perjalanan pulang.

"Perjalanan kelulusan, akan segera berakhir, ya......"

Aoi-san bergumam dengan suara kecil.

"Tiga hari dua malam berlalu begitu cepat, ya."

"Ya......kuharap kita bisa melakukan perjalanan lebih banyak lagi."

Aoi-san menangkupkan kedua tangannya di pangkuannya.

"Kita bisa pergi lagi kok."

"......kita bisa kita pergi lagi?"

"Tentu. Ini tidak akan menjadi yang terakhir kalinya."

Aoi-san menjatuhkan pandangannya, yang tadinya diarahkan ke luar jendela, ke lututnya.

Setelah beberapa saat, dia mendongak dengan senyum lembut di wajahnya.

"Benar juga. Ayo kita pergi bersama lagi."

"Ya. Janji."

Melihat senyuman itu, aku menepuk dada dengan lega.

Tapi diriku saat itu---

Tidak menyadari bahwa aku telah salah memahami arti senyuman Aoi-san.

Akhir Bab 4