Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J7 Bab 8.2
Bab 8 - Akhir Dari Hari-hari Pertemuan Dan Perpisahan
Matahari mulai tenggelam setelah satu hari penuh ujian.
Aku dan Aoi-san sepakat untuk bertemu di sebuah kafe di dalam Stasiun Tokyo.
Tempat bertemunya pun sama seperti kafe yang kami kunjungi pada hari terakhir karyawisata sekolah.
Bagi orang yang bukan berasal dari kota ini, Stasiun Tokyo pada dasarnya adalah labirin, jadi kami memilih tempat yang sudah familiar.
“Aoi-san bilang dia sampai duluan......”
Saat aku tiba di kafe, aku langsung melihat-lihat sebelum terpikir untuk membeli minuman.
Dan benar saja, di tengah kerumunan, aku melihat Aoi-san melambaikan tangan ke arahku.
“Syukurlah kamu lihat aku duluan—ramai banget di sini.”
“Aku cukup jago menemukanmu di antara banyak orang, Akira-kun.”
Hal kecil seperti itu saja sudah cukup membuatku senang.
“Bagaimana ujiannya?”
“Aku tidak terlalu yakin......tapi sepertinya cukup baik. Kalau kamu, Akira-kun?”
“Sama. Rasanya berjalan lancar, jadi kupikir hasilnya oke.”
“Syukurlah.”
Setelah saling mendengar kesan masing-masing, kami sama-sama menghela napas lega.
“Aku mau ambil minuman—tunggu sebentar, ya.”
“Tentu.”
Aku meninggalkan tas di meja dan meminta Aoi-san menjaganya, lalu berjalan menuju konter.
Setelah mengambil iced coffee, aku kembali dan duduk di sampingnya.
“Sekali lagi, kerja bagus untuk ujiannya.”
“Iya. Kamu juga, Akira-kun.”
Seperti bersulang, kami menautkan gelas kami sedikit.
“Akhirnya selesai juga......”
“Rasanya panjang banget, ya......”
“Iya......serius, benar-benar panjang.”
Tanpa sengaja, aku malah mengulang kata-katanya.
Hanya dengan bertukar kata dengan Aoi-san, barulah aku benar-benar merasa bahwa pertarungan ujian yang panjang itu telah berakhir. Seketika, rasa lelah, lega, bahagia—semuanya menyerbu sekaligus.
“Rasanya semua ketegangan langsung hilang......”
“Aku juga. Seperti akhirnya dilepaskan dari semuanya.”
“Sekarang tinggal menunggu hasilnya saja.”
“Iya.”
Sejak karyawisata sekolah di tahun kedua, sudah sekitar satu tahun empat bulan kami terus belajar tanpa henti.
Aku tidak bisa bilang aku mencurahkan seluruh hidupku untuk belajar, tapi aku telah mengorbankan banyak hal—waktu luang, tidur, makan, hiburan—semua untuk sampai di titik ini.
Terus terang, kurasa aku tidak akan pernah belajar sekeras ini lagi seumur hidup.
Tentu saja, tergantung hasilnya, hari-hari belajar itu mungkin harus berlanjut......
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Tapi setidaknya untuk hari ini, tidak apa-apa sedikit melepas beban dan bersenang-senang.
“Hei, bisa ikut aku sebentar setelah ini?”
“Tentu. Ada tempat yang ingin kamu kunjungi?”
“Hiyori minta aku bawa oleh-oleh.”
Aku menghela napas kecil saat mengatakannya, dan Aoi-san tertawa, “Benar-benar khas Hiyori-chan.”
“Dia mungkin bepikir kalau dia hanya bilang ‘semoga berhasil’, aku akan makin terbebani. Jadi dia bersikap seperti biasanya supaya aku lebih tenang.”
“Iya, itu memang gaya Hiyori banget. Cara khas dia buat menyemangati seseorang.”
“Dan itu juga yang membuatnya lucu, kan?”
Aoi-san memang mengerti Hiyori lebih dariku.
Hubungan mereka sudah sedekat itu, sampai terasa seperti benar-benar kakak beradik.
Sebagai kakaknya, aku benar-benar senang melihat pacarku dan adikku bisa akur sebaik itu.
“Ngomong-ngomong, Aoi-san......”
“Ada apa?”
“Jadi, kamu daftar ke universitas mana?”
Aku tahu dia tidak akan memberitahuku—tapi aku pura-pura tidak tahu dan tetap bertanya.
Dia meletakkan jari di bibirnya sambil tersenyum menggoda.
“Aku bilang kan—itu rahasia sampai aku lulus.”
“Jadi aku tetap tidak boleh tahu?”
“Tidak. Masih rahasia.”
Yah, sepertinya memang percuma.
Lagipula, hasilnya juga akan segera keluar, jadi tidak ada alasan untuk terburu-buru.
“Baiklah. Kalau begitu, ayo kita belanja.”
“Iya, ayo.”
Kami berdiri bersamaan, kedua gelas kami sudah kosong.
Setelah itu—mungkin karena rasa lega setelah selesai ujian—kami benar-benar lupa waktu hanya dengan menikmati kebersamaan.
Walaupun cuma melihat-lihat toko suvenir, entah kenapa rasanya sangat menyenangkan.
Dan pada akhirnya, kami berdua—terutama Aoi-san—membeli jauh lebih banyak dari sekadar oleh-oleh untuk Hiyori, menemukan berbagai alasan untuk mengambil ini dan itu.
Rasanya seperti nafsu makannya kembali seiring hilangnya tekanan ujian—dia kembali ke mode pecinta makanan seperti biasanya.
Dengan kedua tangan penuh kantong kertas, Aoi-san menunjukkan senyum paling puas yang pernah kulihat.
Tanpa terasa, waktu untuk pulang hampir tiba, dan aku kembali mengantarnya sampai ke peron shinkansen.
“Sepertinya kita baru akan bertemu lagi setelah hasilnya keluar.”
“Kalau kita lulus, setelah itu pasti akan sibuk sekali.”
“Iya. Ada urusan pendaftaran universitas, kelulusan SMA, cari apartemen buat tinggal bareng, persiapan pindahan......dan kita juga perlu cari waktu untuk belanja peralatan rumah. Nanti kita duduk dan bicarakan semuanya baik-baik, ya.”
“Baik. Sampai ketemu lagi.”
“Iya. Sampai jumpa.”
Aku menatap punggung Aoi-san saat dia melangkah masuk ke gerbong shinkansen.
Mungkin ini terakhir kalinya aku mengantarnya seperti ini.
Memikirkan itu, bahkan rasa sedih yang dulu selalu muncul saat berpisah......kini terasa berharga.
*

Post a Comment for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J7 Bab 8.2"