Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J5 Bab 6.3

Bab 6 - Pantai, Baju Renang Dan Glamping. Hari Kedua




Begitulah, setelah sekitar satu setengah jam menikmati pasar---


Kami berkumpul kembali di depan kedai seafood donburi. Kami sudah mengurus pengiriman barang-barang yang bisa dikirim, dan sisanya kami titipkan di loker sebelum menuju tempat makan.


Karena waktu makan siang, antrean di setiap restoran pun cukup panjang.


"Kalian berdua terlihat biasa saja ya."


Begitu kami bertemu, Eiji bertanya dengan heran.


Sepertinya ia menduga kami pasti membeli banyak barang.


"Sebaliknya. Kami terlalu banyak belanja, jadi akhirnya semua kami simpan di loker."


"Kenapa aku nggak kepikiran itu!"


Izumi berseru, tampak baru menyadari itu, sambil berdiri dengan tangan yang penuh barang bawaan.


Hiyori juga membawa begitu banyak barang, seolah baru saja pulang dari belanja besar-besaran.


"Sepertinya kalian juga lumayan banyak belanja, ya."


"Yah, ada banyak pilihan sampai-sampai sulit buat milih."


Hiyori mengangguk di samping Izumi yang tersenyum pahit.


"Waktu memilih oleh-oleh untuk ibu dan yang lain, malah jadi sebanyak ini."


"Oleh-oleh akan jadi barang bawaan, jadi mending nanti dikirim saja."


"Ya. Benar juga."


Sambil ngobrol, aku mengambil salah satu kantong belanjaan Hiyori untuk meringankan bebannya.


"Nah, kursi kita sudah siap." 


Setelah beberapa saat, seorang anggota staf memandu kami ke tempat duduk yang luas.


Saat aku membuka menunya, terlihat berbagai macam donburi seafood yang tertera dengan foto.


Ada donburi tuna, salmon, ikura, campuran dari semuanya, bahkan ada juga juushoku yang berisi sepuluh jenis seafood berbeda, aburi dengan sashimi yang dibakar ringan, hingga donburi yang penuh dengan bulu babi dan kerang-kerangan seperti scallop.


Saking banyaknya pilihan, rasanya tidak ada habisnya. Semuanya tampak lezat sampai bikin bingung memilih.


Yang jelas, sup miso aosa harus dipesan......Wah, ini benar-benar bikin pusing.

Tln: Aosa, semacam rumput laut? keknya


"Semuanya terlihat enak sampai nggak bisa milih ya."


"Kalau begitu, makan aja semuanya!" 


Aoi-san terlihat bermasalah, dan Izumi menyatakan kerakusannya seperti biasa.


Sebesar apa pun black hole di perut Izumi, rasanya kali ini terlalu berlebihan. 


Lagi pula, kalau menghabiskan waktu terlalu lama di sini dengan suasana seramai ini, pasti malah mengganggu, aku juga tak bisa membayangkan repotnya kalau dia sampai terlalu kenyang di sini dan harus digendong sampai ke tempat glamping nanti. Jadi, kuharap dia bisa menahan diri sedikit.


"Aoi-san mau pesan yang mana?"


"Hmm......mungkin mixed donburi dengan tuna dan ikura. Tapi, aku juga penasaran dengan juushoku donburi."


"Kalau begitu, aku pesan juushoku donburi, kalau ada sashimi yang kamu mau, aku akan memberikannya padamu."


"Benarkah? Kalau begitu, kita bisa coba berbagi."


Aku setuju saja dengan usul Aoi-san karena aku ingin mencicipi lebih banyak variasi. 


"Aku pilih donburi aburi. Kalau kalian mau, aku juga bisa berbagi."


Melihat kami seperti itu, Hiyori melangkah masuk, sedikit cemberut.


Sebagai seseorang yang cukup dekat dengan Aoi-san, Hiyori sepertinya ingin ikut berbagi juga.


"Tentu saja. Aku akan senang jika Hiyori-chan mau berbagi juga."


"Ya. Ayo berbagi."


Aoi-san menerima usulan itu dengan tenang, tampak sudah terbiasa dengan Hiyori.


Hiyori memang pada dasarnya bisa melakukan apa pun sendirian dan jarang sekali mau bergantung pada orang lain, bahkan dengan keluarganya sendiri.


Karena itu, meskipun canggung dan payah dalam menunjukkan rasa manja, melihatnya mencoba bersikap manja pada Aoi-san membuatku merasa lega sebagai kakaknya. Rasanya senang juga mengetahui bahwa Hiyori punya seseorang yang bisa dia percayai sepenuhnya.


Aku berharap Aoi-san bisa terus menjaga hubungan baik dengan Hiyori.


"Eiji-kun, kita juga harus berbagi!" 


Begitulah, semua orang akhirnya memutuskan pesanannya.


"Sekalian minta piring kecil untuk berbagi, ya."


"Permisi~♪"


Kami memanggil pelayan dan menyelesaikan pesanan kami.


Setelah menunggu dengan penuh antusias selama lima belas menit---


"""""Wahhh~!"""""


Di meja, deretan donburi seafood yang ditata rapi tampak begitu mengagumkan hingga membuat kami semua tanpa sadar mengeluarkan seruan takjub.


Mangkuk-mangkuk itu penuh dengan ikan dan makanan laut, hingga nasi di bawahnya hampir tak terlihat. Warna-warnanya cerah, dan bahkan bagi mata awam sekalipun, kualitas kesegarannya terlihat nyata. 


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Wajar saja toko ini berada di tengah pasar; kualitasnya jelas tak main-main.


Pemandangan yang begitu indah hingga kami semua serempak mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen. 


Aku mungkin tak begitu mengerti soal estetika, tapi kali ini, rasanya tak mungkin tidak mengambil foto.


"Baiklah. Ayo makan!"


Sesi foto sebelum makan selesai, dan setelah semua menyimpan ponselnya, kami menyatukan tangan tangan.


"""""Selamat makan!"""""


Pertama, kami masing-masing menikmati donburi pilihan kami sebelum berbagi. 


Aku mengambil sumpit, menuangkan sedikit kecap asin ke dalam piring kecil, dan melarutkan sedikit wasabi. Ada perdebatan apakah wasabi sebaiknya dicampurkan ke kecap atau langsung diletakkan di atas sashimi, tapi masing-masing punya selera sendiri.


Dari sepuluh jenis sashimi yang ada, aku memilih irisan ikan bream. Saat menggigitnya bersama nasi, pipiku terasa tertarik ke atas oleh senyuman. 


Ini masih terlalu awal untuk musimnya, tapi rasanya berlemak dan memiliki rasa manis menyebar di mulut.


"Bagaimana menurutmu, Aoi-san?"


Seperti biasa, Aoi-san menutup mulutnya dengan tangan sambil mengangguk.


Kilauan di matanya seakan menyampaikan betapa puasnya dia tanpa perlu berkata-kata.


Hari ini, aku hampir hanya melihat ekspresi puas Aoi-san setiap kali dia makan.


"Teksturnya luar biasa, telur salmonnya benar-benar pecah di dalam mulut. Cobalah, Akira-kun."


"Terima kasih. Aoi-san juga, kamu boleh ambil sashimi yang kamu suka."


"Aku juga mau coba."


Kami bertiga membagi telur salmon ke dalam piring-piring kecil dan mulai memakan sebagian telur salmon.


"Hmm---!?"


Begitu kugigit, seketika rasa yang lebih dari sekadar kenyal langsung mengejutkanku hingga mengeluarkan suara tak biasa.


Teksturnya begitu padat, hampir seperti memakan permen karet. 


Setelah kenyal itu, telur salmon meledak di mulutku, bercampur dengan nasi dan menghasilkan rasa yang sempurna. Ini benar-benar esensi dari donburi terbaik.


Aku berpikir, mungkin aku bisa makan ini tanpa henti. 


Terpana dengan rasanya, aku mengambil secangkir teh untuk menyegarkan kembali lidahku.


Setelah menyegarkan mulut, aku mencoba makan sashimi ikan cakalang bakar yang diberikan oleh Hiyori.


"Enak......Rasanya segar dan sempurna untuk musim panas."


Jahe yang diletakkan di atas sashimi bakar itu menambah aksen rasa. Mungkin karena sebelumnya aku makan ikan bream yang manis dan telur ikan salmon yang rasanya kuat, rasa cakalang dan jahe yang segar semakin terasa di lidah.


Mungkin aku akan beli juga untuk dibawa pulang dan dibuat cakalang bakar.


"Bagaimana rasanya, semuanya......huh?"


Saat aku mengangkat kepala untuk mendengar pendapat mereka, ternyata semua orang makan dengan diam.


Ternyata memang benar, saat seseorang menikmati makanan yang benar-benar lezat, mereka cenderung makan dengan hening.


Setelah makan siang, kami berkeliling pasar selama sekitar dua jam sebelum pulang. 


Karena bawaan kami banyak, kami memanggil taksi untuk langsung menuju fasilitas glamping.


Sesampainya di sana, kami menyimpan bahan makanan ke dalam kulkas, dan saat melihat waktu, sudah lewat pukul tiga sore.


"Setelah ini mau apa? Ada rencana lain?"


"Tentu saja kita akan main di pantai sampai matahari terbenam!"


"Sekarang? Waktu untuk main di pantai kayaknya agak tanggung, deh......"


Tanpa menghiraukanku, para gadis sudah mengambil baju renang yang mereka cuci tadi malam.


"Waktu tanggung begini tidak masalah. Ini musim panas, masih lama sampai matahari terbenam. Lagipula, sayang kalau cuma main di pantai pada hari pertama saja, kan?"


"Yah, itu memang benar sih."


Lalu, Izumi mendekat padaku dengan senyum penuh makna.


"Lagipula, kamu kan belum puas lihat Aoi-san dalam baju renang, kan?"


"Ap---!?"


Dia menutupi mulutnya dengan tangan sambil berbisik di telingaku.


"Anggap saja ini hadiah dariku untukmu sebagai kenangan musim panas. Jadi aku mengharapkan imbalannya, ya♪"


"......Kau boleh makan satu lauk milikku saat makan malam nanti."


"Makasih banyak♪"


Dengan begitu, aku pun mempersiapkan diri sambil dalam hati merasa sangat bersemangat.


Kemarin aku lupa mengambil foto, jadi hari ini aku akan pastikan untuk mengambil banyak foto.

Post a Comment for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J5 Bab 6.3"