Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J5 Bab 6.1
Bab 6 - Pantai, Baju Renang Dan Glamping. Hari Kedua
"Hmm......"
Keesokan paginya, aku terbangun oleh sinar matahari pagi yang menyilaukan yang masuk melalui celah tirai.
Aku meraih ponsel di samping bantal untuk melihat waktu dan ternyata baru lewat pukul lima.
Biasanya aku akan kembali tidur, tapi entah kenapa pagi ini aku terbangun dengan perasaan segar dan tidak ada keinginan untuk tidur lagi.
Meskipun masih jauh dari jam alarm yang kusetel pada pukul tujuh, aku bangun pelan-pelan dari tempat tidur agar tidak membangunkan yang lain, lalu mengambil teh dari kulkas dan berjalan ke dek kayu di luar.
"Oohh......"
Begitu keluar, aku tidak bisa menahan suara kekagumanku pada pemandangan yang terbentang di depan mata.
Langit di timur, dengan matahari yang mulai muncul di atas cakrawala, mewarnai seluruh pemandangan dengan semburat oranye.
Mungkin karena matahari baru saja terbit, atau mungkin karena ini adalah daerah pesisir. Udara pagi musim panas terasa begitu sejuk, dan angin lembut yang menyapu pipiku terasa lebih dingin dari yang kuduga.
Sambil merenggangkan tubuh dan menarik napas dalam-dalam, perlahan-lahan kesadaranku semakin terjaga.
"Cahaya fajar yang indah ya......"
Tak lama setelah sepenuhnya terbangun, tiba-tiba terdengar suara dari belakang.
Saat aku menoleh, di sana berdiri Aoi-san dengan senyum di wajahnya.
"Maaf, aku membangunkanmu ya?"
Aoi-san menggelengkan kepala pelan dan duduk di sampingku.
"Sebenarnya aku sudah bangun sebelum kamu."
"Oh, begitu?"
"Mungkin karena sedang liburan, jadi perasaanku sedikit bersemangat."
"Aku juga. Biasanya aku akan tidur lagi, tapi entah kenapa mataku tetap terjaga."
Kami seperti punya kesamaan, seperti anak-anak yang bersemangat sebelum acara piknik atau murid SMP yang tengah dalam perjalanan study tour.
Namun, saat ini, bahkan kesamaan kecil seperti itu terasa menyenangkan.
"Sebelum yang lain bangun, bagaimana kalau kita menyiapkan sarapan?"
"Itu ide bagus, tapi---"
Saat aku berpikir bahwa bangun pagi-pagi adalah kesempatan langka, tiba-tiba satu kenangan melintas di benakku.
Setelah mendengar bahwa kami akan berkunjung ke sini, aku sempat mencari informasi di internet dan menemukan sebuah artikel menarik. Itu adalah acara khusus di pantai ini, sesuatu yang sudah kusimpan di ingatanku kalau-kalau waktu memungkinkan. Ketika aku memeriksa lagi di ponsel, ternyata sekarang adalah waktu yang tepat untuk melihatnya.
Aku memasukkan ponsel kembali ke saku dan mengulurkan tangan pada Aoi-san.
"Masih ada waktu, bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar?"
"Ya, aku mau."
Aoi-san meraih tanganku dan berdiri.
"Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu, Aoi-san."
"Menunjukkan sesuatu padaku? Apa itu?"
"Itu rahasia, kamu akan tahu nanti."
Begitulah, kami meninggalkan fasilitas glamping dan berjalan menuju pantai tempat kami berenang kemarin.
Karena masih pagi, pantai terlihat sepi, hanya ada beberapa orang yang berselancar di kejauhan. Mobil yang melintas di jalan pun jarang, dan sesekali kami hanya berpapasan dengan orang-orang yang sedang berjalan-jalan dengan anjing mereka.
Kami berjalan sekitar dua puluh menit dengan suara deburan ombak sebagai latar, sambil menikmati pemandangan laut yang berkilauan diterpa cahaya fajar---
"Ini---"
Begitu kami tiba di pantai, Aoi-san berhenti melangkah dan menahan napas.
Kami hanya bisa terdiam, terpukau oleh pemandangan magis yang terbentang di depan mata.
"“Jadi, ini yang ingin kamu tunjukkan padaku, Akira-kun?"
"Ya."
"Seperti ada cermin yang terbentang di atas pasir......"
Persis seperti yang Aoi-san katakan.
Pemandangan di sekitar tampak seperti dipantulkan di permukaan cermin besar. Warna oranye fajar, awan putih yang melayang di langit, bayangan orang-orang yang berjalan di pantai, semuanya terpantul dengan sempurna, membentuk dunia terbalik yang magis di sepanjang pantai.
"Mereka menyebutnya 'Reflection Beach,'"
"Reflection Beach?"
Aoi-san mengulanginya dengan nada penuh ketertarikan.
"Pantai ini adalah salah satu pantai landai yang terkenal di dalam negeri, dan hanya dalam waktu singkat saat air laut mulai surut dari pasang purnama, air yang tersisa di pantai ini akan memantulkan pemandangan sekitarnya seperti cermin. Fenomena ini disebut Reflection Beach, tapi pemandangan ini sangat langka dan hanya bisa terlihat jika kondisi tertentu terpenuhi."
Terutama pada hari ketika angin tenang, pantulan menjadi semakin jelas, dan bisa dibilang hari ini adalah kondisi yang sempurna.
"Senang sekali bisa melihat pemandangan seindah ini."
Aoi-san menyipitkan matanya dan bergumam senang.
"Aku akan fotokan, ya."
"Benarkah?"
Aoi-san lalu melepas sandal dan berdiri di atas pantai yang digenangi air. Dia memegang sandalnya di satu tangan dan dengan tangan satunya lagi mengangkat sedikit rok panjangnya, lalu memeriksa pantulannya di permukaan air sebelum tersenyum lebar ke arahku.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Di bawahnya, pantulan dirinya terlihat begitu jelas di permukaan air.
"Aku ambil fotonya, ya."
"Iya, tolong ya."
Aku mengangkat ponsel, menatap Aoi-san melalui layar.
Setelah mengambil beberapa foto, Aoi-san mulai berganti-ganti pose seperti seorang model.
Aku terpesona melihatnya di tengah pemandangan yang magis ini, sampai-sampai jemariku yang menekan tombol shutter terhenti tanpa sadar.
Kupikir, mungkin ke depannya aku akan pergi ke banyak tempat dengan Aoi-san, melihat berbagai pemandangan bersama, tahun depan, tahun-tahun berikutnya, dan seterusnya......Aku akan terus menangkap momen-momen ini bersamanya.
Dan di setiap pemandangan yang kulihat, aku ingin Aoi-san selalu ada di sana.
Rasanya, alasan untuk selalu bersamanya tak perlu lebih dari itu.
"Akira-kun, ada apa?"
Aoi-san menyadari aku berhenti dan bertanya dengan nada khawatir.
"Maaf. Aku terpesona sampai lupa menekan tombol."
Selagi menjawab itu, aku mengangkat ponselku dan tiba-tiba menyadari sesuatu.
Kalau aku sering terhenti karena terpana seperti ini, sebaiknya aku merekamnya dalam video saja dan dipotong sebagai gambar diam nanti. Aku pun mengganti mode ponsel dari foto ke video dan mulai merekam lagi.
Setelah selesai merekam, waktu fajar pun berakhir, digantikan dengan hamparan langit biru yang cerah.
"Bagaimana hasilnya, Akira-kun?"
Aoi-san mendekat dan mulai melihat foto serta video yang tadi kami ambil bersama.
Di layar, tampak gambar dan video yang jauh lebih indah dari yang kubayangkan.
"Luar biasa......indah sekali ya."
"Kadang, ada keindahan yang sulit ditangkap dalam foto, tapi ini benar-benar bagus."
"Akira-kun, aku akan mengambil fotomu juga."
Dia terlihat sangat senang dengan hasil tadi.
Aoi-san mengeluarkan ponselnya, mendorongku untuk berdiri di pantai agar dia bisa mengambil foto.
Aku sebenarnya lebih ingin terus mengabadikan sosoknya---tapi sebelum bisa mengatakan apa pun, Aoi-san sudah dengan antusias memulai sesi pemotretan seperti fotografer profesional, mengambil foto diriku dengan senyum penuh kegembiraan.
Yah, selama Aoi-san menikmatinya, kurasa tak masalah juga, pikirku.
"Kalau bisa, aku ingin kita berfoto bersama."
Aoi-san tiba-tiba menghentikan tangannya dan menatap layar, lalu berbisik pelan.
Memang, foto berdua akan menjadi kenangan indah dari musim panas ini.
Kalau Eiji dan yang lainnya ada di sini, mereka bisa membantu mengambil foto, tapi waktu untuk melihat Reflection Beach sangat terbatas. Jika kami pergi memanggil mereka sekarang, kemungkinan pemandangannya sudah akan hilang ketika kami kembali.
Agak disayangkan, tapi tak ada pilihan lain.
"Nanti kita bisa ambil foto bersama kalau datang lagi---"
Tapi sebelum aku selesai bicara, Aoi-san tiba-tiba melihat sekeliling.
"Tunggu sebentar, ya."
Dia berlari ke arah seorang perempuan yang sedang berjalan-jalan dengan anjingnya di dekat sana.
Setelah saling berbicara sebentar, Aoi-san kembali bersama wanita itu.
"Kakak ini bersedia mengambil foto kita!"
Dia menyerahkan ponsel pada wanita itu dan berdiri di sampingku dengan senyum ceria.
Melihat senyum cerah Aoi-san, aku tak bisa menahan rasa terkejut sekaligus kagum dengan keberaniannya.
Aku tahu alasannya tanpa perlu dijelaskan lagi, tapi Aoi-san baru saja berbicara dengan orang asing.
Aoi-san yang kukenal adalah seseorang yang pemalu dan cenderung menjaga jarak. Meski dia bisa berkomunikasi dengan baik dengan teman-teman yang sudah akrab, Aoi-san bukan tipe yang akan langsung menyapa orang baru.
Setidaknya ini adalah perilaku yang tidak pernah kubayangkan dari Aoi-san saat kami tinggal bersama.
Seperti kemarin saat ada orang asing yang menggodanya, aku sekali lagi merasakan perubahan dalam diri Aoi-san.
Seperti yang dikatakan Eiji tadi malam, Aoi-san memang sudah berubah......
"Akira-kun, ada apa?"
"Tidak, tidak ada apa-apa."
Aku balas tersenyum pada Aoi-san, yang menatapku dengan tatapan khawatir.
Kemudian, kami berdua berpose untuk beberapa foto yang diambil oleh wanita itu.
"Pose seperti apa untuk foto terakhir ya."
"Hm, bagaimana kalau......"
Aku tiba-tiba teringat sebuah foto tentang Reflection Beach yang kulihat saat mencari informasi tentang tempat ini.
"Bagaimana kalau kita ambil foto sambil melompat bersama?"
"Kedengarannya seru. Ayo, lakukan itu."
Kami saling menggenggam tangan erat, menghitung bersama, "Satu,dua,tiga!" lalu melompat serempak.
Wanita itu berhasil menangkap momen itu dengan sempurna, dan sesi foto kami di Reflection Beach pun berakhir.
Setelah mengucapkan terima kasih pada wanita yang membantu kami, kami duduk di tepi pantai dan melihat-lihat foto-foto yang baru saja diambil. Namun, pikiranku tak sepenuhnya tenang; ada sesuatu yang terus membuatku merenung.
---Tidak lain adalah perubahan pada diri Aoi-san yang begitu terasa.
Aku benar-benar terkejut menyadari bahwa seseorang bisa berubah sedemikian rupa hanya dalam waktu empat bulan.
Setiap kali melihat perubahan ini, tekad dalam diriku semakin kuat.
Tekad itu tak lain adalah perasaan yang kami tunda sejak sebelum aku pindah sekolah.
*
Post a Comment for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J5 Bab 6.1"