Kimi no Wasurekata wo Oshiete [LN] J1 Bab 2.5
Bab Dua - Kalau Bisa Datang, Aku Bakal Datang. Itu Adalah Kalimat Dari Seseorang Yang Tidak Akan Pernah Datang
Menembus udara pagi yang dingin jauh lebih menyegarkan dari yang kupikirkan. Akudengan gesit menghindari pria dan wanita tua yang sedang berjalan-jalan dengan anjing mereka dan mengendarai sepedaku ke rumah Sayane.
Perasaanku yang sebenarnya adalah kecemasan dan depresi. Aku tiba di tempat ini, berkeringat aneh dan mendorong kakiku yang gemetar ke depan, menghilangkan keinginan untuk melarikan diri.
"Memangnya kau ini penguntit......"
Berkeliaran, berkeliling.
Berkeliaran di sekitar area dengan sepeda, turun dan berjalan-jalan......Aku tidak bisa mengeluh meskipun aku dikira sebagai penggemar gila yang mengikuti artis populer kemana-mana.
Apa dia mau menemuiku, atau bertukar kata denganku......Takut pun tidak akan memulai apapun. Aku tidak peduli kalau dia membenciku lagi. Aku tidak akan jatuh lagi kalau sudah ada di dasarnya.
Aku tidak bisa mengeluh meski aku disalahpahami sebagai penggemar jelek.
Ada kemungkinan sembilan puluh delapan persen dia ada di rumah. Aku bisa melihat kamar Sayane di lantai dua kalau dilihat dari luar. Dia suka lingkungan yang remang-remang, jadi kalau tirainya tertutup tandanya dia ada di dalam kamar.
"Shuu-kun? Ada apa pagi-pagi begini?"
"Ah, selamat pagi."
Ibu Sayane sedang menjemur cucian di depan rumah.
"Maaf ya, Sayane lagi pergi keluar."
"Eh, ngga mungkin......"
Tapi tirainya tertutup. Entah kenapa, jendelanya sedikit terbuka.
"......Kalau Shuu-kun datang, Sayane menyuruhku 'Katakan kalau aku sedang pergi' begitu."
"Sudah kuduga dia ada dikamarnya!"
Ibu Sayane dengan cepat memuntahkan masalahnya.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
"Bu! Kenapa kamu mengatakan yang sebenarnya------!!?"
---Apa yang bergema di udara adalah raungan Sayane, yang sedang mencondongkan badannya ke luar jendela. Pedesaan ini begitu sepi jadi dia bisa mendengar percakapan kami di taman.
Ada juga kecurigaan kalau jendela tersebut mungkin dibuka sedikit untuk mendengarkan secara diam-diam.
"......Pulang sana."
Merasa canggung, Sayane membuka jendela kamarnya. Ibu Sayane, matanya bersinar, memperhatikan kami dengan ekspresi penasaran. Dia sepertinya salah mengartikannya sebagai hubungan cinta putrinya.
"Aku ingin kau datang ke festival. Tanpamu, tidak akan ada yang berjalan."
"......"
Dia pasti mendengarnya, tapi tidak ada jawaban. Terlepas dari itu, aku terus berbicara.
"Aku sudah melarikan diri sepanjang hidupku, tapi setidaknya sekali ini, aku memutuskan untuk menghadapinya daripada melarikan diri."
"......Ngga bisa dipercaya."
"Aku bisa membuktikannya di rumah Emi-nee sekarang kalau aku itu bukan hanya omong kosong. Aku akan memainkan suara yang membuatmu yakin."
Sayane tetap diam dengan punggung menghadap ke arahku. Karena aku melihat ke atas dari taman, aku tidak bisa melihat ekspresi seperti apa yang Sayane buat. Baru seminggu latihan, tapi bagiku itu adalah sumber kepercayaan diriku.
Hilangnya kepercayaan, jarak, dan kata-kata indah saja tidak bisa menyelesaikan masalah. Aku harus mewujudkannya. Dengan menjungkirbalikkan konsep bahwa hal itu mutlak mustahil.
"Juga......aku juga membuat PV untuk promosi. Tomi-san dan Emi-nee juga membantu."
"......Kenapa kau perlu memberitahuku hal itu?"
Aku mengambil memori USB yang kusimpan di saku,
"Aku ingin kau yang pertama menontonnya. Ini menggunakan cuplikan dari hari-hari itu dan......lagu itu."
Aku menyatakannya pada Sayane yang mengikat lurus mulutnya.
"Bahkan jika aku membuat sesuatu seperti ini sekarang, menurutku itu tidak akan banyak berguna. Meski begitu......aku membawanya karena aku ingin kau melihatnya, Sayane."
Meskipun aku tahu itu tidak ada artinya, aku ingin memberikannya pada Sayane sebagai bukti bahwa aku telah mencapai sesuatu.
Teman masa kecilku tidak mengubah wajahnya atau bergerak sedikit pun.
Kalau kau terus begitu, aku juga bakal kehilangan kesabaran.
Dengan ayunan besar, aku melemparkan memori USB ke arah Sayane di lantai dua. Memori USB itu menggambar busur dengan presisi.
Tangkap itu.
Kumohon.
Yang di ujung parabola itu.
Sayane mengulurkan tangan kanannya.
Kalau dia mengabaikannya, itu akan jatuh ke atap lantai satu, tapi dia berusaha keras untuk menangkapnya.
"......Aku terkejut kau datang. Kupikir kau akan lari setelah kata-kata kasar itu."
"Aku ingin melarikan diri berkali-kali......dan berkali-kali aku berharap bisa mengurung diri di rumah. Tapi.....dengan bantuan banyak orang, aku bisa datang menjemputmu."
Itu perbedaannya dengan lima tahun lalu. Karena aku tidak harus menghadapi semuanya sendirian, dan karena aku mendapat bantuan atas kurangnya kekuatanku, aku bisa menghadapinya, meskipun hanya sementara.
Aku bisa mengejarmu yang menjauh.
Sayane terdiam beberapa saat......tapi kemudian, sambil menutup jendela yang terbuka dengan lembut, dia berbicara dengan senyuman yang tidak cocok.
"Kalau bisa datang......aku bakal datang."
Itu, adalah perkataan seseorang yang tidak akan pernah datang.
Akhir Bab Dua
Post a Comment for "Kimi no Wasurekata wo Oshiete [LN] J1 Bab 2.5"