Kimi no Wasurekata wo Oshiete [LN] J1 Bab 1.1
Bab Satu - Gadis Yang Tidur Dengan Jersey Masa SMP-nya
Keesokan harinya---di Hari Minggu yang sejuk dengan langit musim gugur yang cerah, aku sedang berada di balai warga di lingkungan sekitar.
Suhu udara sangat dingin sampai-sampai tangan dan kakiku menggigil kedinginan......tidak mengherankan. Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Bagi seorang NEET nokturnal, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ini adalah waktunya untuk tidur.
"Ngantuknya......dan juga dingin. Kenapa juga harus bersepeda sih......"
Anggota balai warga juga belum datang, jadi aku duduk di tangga rendah di depan pintu masuk yang terkunci dan menunggu.
Entah kenapa, "Datang dengan sepedamu," ia menetapkan bahwa aku harus datang dengan sepeda, jadi aku mengeluarkan sepeda perempuan yang kugunakan saat SMP. Orang itu memang idiot, kan? Ia benar-benar tidak berubah.
Tadi malam, ketika aku terus mengabaikan panggilan di ponselku, ia juga menelpon ke telpon rumah, jadi aku kehilangan kesabaran dengan kegigihannya.
Sambil bergumam dan mengeluh,
"Whoa! Aku tidak menyangka kau benar-benar datang!"
Uwah! Noraknya!
Setang belalang yang bengkok, reflektor merah yang menempel di rangka sebanyak selusin atau lebih, hubstep untuk dua orang di roda belakang......terlihat keren kalau saat di SD, tapi sekarang aku melihatnya sudah sangat payah dan jelek.
Tomi-san, mengendarai sepeda dengan spesifikasi berandal desa, tiba di depanku.
"Yah......soalnya Tomi-san terus mengundangku untuk datang."
"Nah, meskipun kau menolak, aku tetap akan datang ke rumahmu! Selain itu, kau pake jersey SMP Tabi ya!"
"Itu karena Tomi-san mengatakan 'Pakailah sesuatu yang mudah untuk bergerak dan tidak apa-apa kalau kotor'! Aku tidak pernah terlibat dalam klub olahraga apa pun, jadi yang bisa kutemukan hanyalah jersey SMP!"
Mulutnya mengerikan seperti biasa......aku merasakan bahwa Tomi-san akan menerobos masuk ke rumah, itulah sebabnya aku datang ke sini meskipun dengan enggan.
Selain merasa kedinginan dan mengantuk, ada alasan lain kenapa aku merasa 'malas'.
Yang dibawa Tomi-san dipundaknya itu......tas joran pancing. Ia mengenakan rompi biasa dengan banyak saku, celana panjang tahan air, sepatu bot tebal, topi orang tua dan kacamata hitam. Jersey SMP Tabi milikku terlihat sangat murah dan konyol.
"Ayo mancing!"
Aah......idiot tulen, orang ini.
Aku dengan diam naik ke atas sepedaku dan mulai mengayuh dengan pelan.
"Hei, hei, hei, hei, jangan lari."
Tapi sayangnya ia mengejarku. Tidak mungkin aku bisa mengalahkan Tomi-san, yang sehari-hari bekerja, dengan kecepatan sepedaku, jadi aku harus kabur secepat mungkin!
"Kamu pasti bercanda! Kenapa dua orang pria dewasa harus melintasi daerah setempat dengan sepeda? Bahkan jika kita ingin pergi memancing, kenapa tidak naik mobil Tomi-san saja!"
"Ahaha, sudah jelas karena mobil itu tidak bagus. Di masa lalu, bepergian dengan sepeda adalah hal yang biasa, bukan?"
Itu tidak lucu. Setidaknya aku sudah tidak punya kekuatan fisik yang tak habis-habisnya seperti anak kecil lagi.
"Apa kau lupa kalau kita---aku, kau dan Sayane---menyebut diri kita sebagai geng pesepeda?"
Aku ingin menghapus masa lalu seperti itu sekarang juga.
"Mana yang kau pilih, berkemah tanpa membawa apa-apa atau memancing di kampung halamanmu?"
"......Memancing."
"Oke! Aku tahu kau akan mengatakan itu!"
Bersepeda melintasi jalan gunung (sekitar 20 km) di sepanjang bendungan dan berkemah tanpa membawa peralatan apapun. Kalau aku melakukannya sekarang, aku bisa mati, dan aku ingat bahkan pada saat itu Sayane juga mengamuk.
Kami diberkati dengan makanan dari toko pribadi di dekat resor ski dan lolos dari kesulitan......
"......Aku tidak punya alat pancing lho."
"Aku akan meminjamkan tali pancing, kail dan umpannya, dan kalian bisa buat joran dari galah kayu atau semacamnya."
Yang benar saja. Jangan datang ke sini hanya bawa alat pancing untukmu sendiri. Begitulah aku dan Sayane selalu diombang-ambingkan olehnya......hmm?
Rasanya, ia menggunakan bentuk jamak barusan. Keringat aneh......merembes keluar dari kulitku.
"Dia mengabaikan teleponku, jadi ayo pergi ke tempat Sayane."
Pengin pulaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang!!
"......Kamu bodoh ya. Tidak mungkin aku akan ikut. Maksudku, jangan datang ke rumah orang tuaku. Pakai sepeda juga, konyol sekali."
Tomi-san menerobos masuk ke pintu depan rumah keluarga Kiriyama, tapi sudah jelas kalau Sayane yang baru saja bangun akan marah. Wajahnya tanpa riasan, ekspresinya jutek dan memperlakukannya dengan kasar, tapi Tomi-san yang tak tahu malu tidak terintimidasi.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Meskipun dengan enggan, aku dan Sayane bersimpati padanya. Kupikir ia memang seorang idiot.
"Selain itu, bareng dengan Shuu......"
Tatapan bingung ke arahku yang berada di balik punggung Tomi-san. tanpa sadar, aku juga memalingkan muka.
Ada juga kejadian kemarin, jadi wajar kalau canggung......Selain itu, aku dan Sayane mungkin juga mengalami rasa malu yang sama.
Pakaian yang kami kenakan---benar-benar sama.
Sialan, anak ini, jangan gunakan jersey SMP Tabi untuk baju tidur! Aku meninggalkan pakaian ekstraku di Tokyo, jadi bisa dimengerti kenapa aku tidak punya banyak pakaian santai untuk dipakai di rumah! Tapi gadis seusiamu seharusnya mengenakan piyama atau semacamnya!
Kita jadi kelihatan seperti dua anak SMP yang bau kentang......
"Kau ini, ngga pernah jujur sejak SMP ya. Padahal kau biasa memanggilku 'Tomi Onii-chan'."
"I-Itu cerita masa lalu kan......! Jangan mengulang-ulang omong kosong, Kiyo bodoh!"
Tomi-san dipukul ringan.
"Pokoknya pulang saja sana. Aku bukan anak kecil lagi, aku tidak punya alasan untuk bermain dengan kalian."
Sayane mencoba mengusirnya, tapi Tomi-san mengeluarkan layar ponselnya seolah itu adalah kartu trufnya. Kelihatannya, ia akan memulai memutar semacam video, tapi---
『---Impianku adalah menjadi pengantin Shuu-kun! Aku ingin membuat rumah tangga yang bahagia dengan Shuu-kun dan memiliki kira-kira tiga anak!』
"Ap......Haa......?"
Saat suara anak yang terdengar seperti suara seorang gadis kecil mengalir keluar, Sayane dengan kerutan jijik di antara alisnya mencoba mengambil ponsel Tomi-san. Dia begitu cepat seperti seorang pemburu.
Video yang barusan......jangan-jangan masa kecil Sayane?
"Hei, hei, Shuu-kun. Sayane bilang pengin punya setidaknya tiga anak......"
"Argh---! Argh---! Argh---! Diam, diam!"
Sayane mati-matian untuk menimpa kata-kata ringan Tomi-san. Aku yakin dia tidak pernah menunjukkan ekspresi putus asa seperti itu di depan para penggemarnya......
Gambaran publik tentang dirinya adalah 'Artis solo jenius yang pendiam'.
"Dari mana kamu mendapatkan video seperti ini......? Padahal itu orang tuaku yang merekamnya!"
"Aku sudah mendapatkan datanya dari orang tuamu sebelumnya. Aku masih punya lebih banyak video dan foto-foto imutmu lho, kalau kau ngga ikut pergi mancing, aku akan mengadakan pesta nonton bareng Shuu di rumahku."
Ibu Sayane, yang lewat di koridor, mengatupkan kedua tangannya dan meminta maaf sambil tersenyum kecut.
"Itu sudah lebih dari sepuluh tahun juga~ Jadi tidak apa-apa kan♪."
"Jelas tidak!"
Sayane marah pada ibunya yang nakal, tapi,
"Mancing! Aku akan pergi! Dari dulu aku selalu suka mancing!"
Dia menyerah di hadapan Tomi-san yang licik. Dia menggeliat karena malu dan pipinya memerah. Setiap orang memiliki sejarah hitam dari masa lalu, dan itu memalukan ketika kau mengingatnya kembali sebagai orang dewasa.
Isi videonya sangat ada hubungannya denganku, tapi suasana suram dan aneh yang membuat frustrasi tetap ada di antara aku dan Sayane, yang memiliki jarak yang rumit.
Kau melemparkan bom yang mengerikan, Tomi-san......
Aku mengerti kalau kau sudah menguasai teknik mengendalikan juniormu, jadi baik aku maupun Sayane tidak bisa menentangmu terlalu banyak.
Setelah bersiap sekitar lima menit, Sayane mengambil sebuah sepeda roda tiga berwarna merah muda dari gudang. Kalau aku tidak salah ingat, sepeda itu adalah peninggalan dari neneknya.
Daripada itu, apa kau akan tetap pakai jersey SMP Tabi itu? Itu akan sama denganku lho.
"Uwah, sepeda tua yang sudah lusuh itu bikin nostalgia!"
"Berisik. Diam. Sepeda nenekku adalah yang tercepat di Tabinagawa."
"Rasanya, nada tsuntsun-mu juga bikin nostalgia ya......"
"Menjijikkan. Dasar aib daerah ini."
Sayane yang merasa terganggu dengan godaan Tomi-san meletakkan handuk dan minuman di keranjang yang ada di belakang.
Kenapa kau kembali? Kenapa kau menghentikan karier menyanyimu yang sukses?
Tomi-san tidak menyentuh pertanyaan-pertanyaan inti seperti itu. Ia memperlakukannya dengan cara yang sama seperti di masa lalu. Apakah ia tidak berpikir secara mendalam tentang berbagai hal atau ia hanya seorang idiot.
Ada sisinya yang merepotkan dan pemaksa---tapi ada sisi yang menyelamatkan juga.
"Hei, jangan buang-buang waktu. Ayo kita pergi."
Entah sejak kapan, dia sudah ada di depan dan memimpin. Tanpa sadar, aku tersenyum pada jejak masa lalu yang menyenangkan yang tumpang-tindih. Khususnya, meskipun kami tidak bertukar percakapan apa pun.
Waktu di masa lalu yang tidak akan pernah kembali. Meskipun momen ini palsu, meskipun ini hanya mimpi yang akan berakhir dalam beberapa hari, aku akan menyerahkan diriku.
Aku ingin menjalani hidup dengan mengalir dan lari dari hal-hal yang pahit. Karena lebih mudah seperti itu.
Jam 7:20 pagi, kami meninggalkan rumah Sayane dengan sepeda.
******
Post a Comment for "Kimi no Wasurekata wo Oshiete [LN] J1 Bab 1.1"