Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J5 Bab 5.4

Bab 5 - Pantai, Baju Renang Dan Glamping. Hari Pertama




Dengan begitu, kami berbalik arah menyusuri pantai selama lebih dari sepuluh menit---


Ketika kami tiba di pantai, tempat itu bahkan lebih ramai dari sebelumnya.


Saat aku memeriksa waktu di ponselku sudah hampir pukul empat belas, dan saat sedang berbelanja makanan dan check-in di fasilitas glamping, sepertinya waktu berlalu dengan cepat.


Namun berkat ini, mungkin karena sudah lewat waktu makan siang, semua rumah pantai relatif kosong.


Kami berlima pergi ke rumah pantai terdekat dan melihat daftar menu sambil duduk mengelilingi meja.


"Kamu mau pesan apa, Aoi-san?"


"Apa ya. Aku agak bingung."


Daftar menu berisi hidangan yang diucapkan Hiyori seperti mantera.


Yakisoba, cumi bakar, frankfurt, jagung bakar, dan makanan Cina dingin. Menu yang lain pun khas rumah pantai, antara lain es serut, es krim, dan makanan penutup lainnya.


"Permisi. Kami mau memesan♪"


Ketika aku sedang memutar otak, Izumi memanggil seorang pelayan wanita di dekatnya.


"Izumi, tunggu bentar."


Yang lain belum memutuskan apa yang akan dipesan.


Tepat setelah aku akan mengatakan itu---


"Aku pesan semua yang ada di menu makanan♪"


"Ngga, benta---!?"


Apa yang kau katakan!?


"Terima kasih atas pesanan Anda!"


Aku dengan keras mengomentari pernyataannya yang tak terduga itu, dan pelayan wanita sangat senang dengan pesanannya yang banyak.


Meskipun aku berusaha keras untuk menghentikannya, pelayan itu dengan senang hati pergi ke dapur, dan ketika dia memberi tahu orang yang tampaknya adalah manajer bahwa semua pesanan untuk menu makanan telah dilakukan, semua anggota staf menjadi bersemangat.


Para pelayan sedang dalam suasana hati yang gembira, dan tampaknya tidak mungkin kami bisa membatalkan pesanan.


"Pesan semua itu, kau ini......"


Saat aku mengatakan itu, perutku terasa seperti mau mual dan aku tidak mengucapkan kata-kata.


"Jangan khawatir. Kalau dibagi dengan lima orang, jumlah per orangnya kecil."


Berbeda denganku, Izumi menjawab dengan tenang.


Memang benar kalau kami berlima memakannya, itu bukan jumlah yang banyak......tapi ngga juga, kan?


Kupikir itu masih cukup banyak, tapi kemudian aku tiba-tiba teringat akan nafsu makan Izumi yang tidak ada habisnya.


Barbeque musim panas lalu dan memetik stroberi saat perjalanan kelulusan kami. Tidak hanya Izumi, tapi juga Aoi-san dan Hiyori, aku tidak bisa menghitung berapa kali mereka melahap makanan yang kupikir tidak ada habisnya.


Buktinya, hanya aku yang merasa panik karena memesan.


Sebaliknya, Aoi-san 'Senang bisa makan berbagai macam makanan', dan mengayunkan kuncir kudanya dari satu sisi ke sisi lain dengan mata yang bersinar dengan tensi tinggi, karena ini adalah pertama kalinya dia berada di kedai pantai.


Seriusan......ini menegaskan kembali kengerian perut para gadis akan makanan.


"""Maaf membuat kalian menunggu!"""


Kemudian para pelayan, yang berjumlah tiga orang, membawa hidangan satu demi satu.


"O-Oohh......"


Benar-benar pemandangan yang harus dilihat.


Mejanya terlalu penuh, jadi pelayan dengan cepat menghubungkan meja di sebelah meja kami.


Sebuah suara aneh tanpa sengaja terdengar di depan makanan yang memenuhi dua meja.


"Aoi-san, tolong bantu aku menyajikan makanannya."


"Ya. Serahkan padaku."


"Aku juga akan membantu."


Ketiga gadis itu membagi-bagi makanan dan menaruhnya di piring-piring kecil.


"""Itadakimasu!"""


Mereka menyatukan tangan dengan sopan dan mulai makan dengan lahap.


"Ayo, kita makan juga."


"Oh......ya."


Aku kenyang hanya dengan melihat mereka.


Akan bagus kalau semua orang puas dengan makanannya......tapi pada akhirnya kekhawatiranku bahwa kami mungkin tidak akan bisa menghabiskannya tidak berdasar dan makanan tersebut lenyap ke dalam perut ketiga gadis itu.


Aku tidak bisa mempercayai mataku ketika aku melihat ada es serut tambahan.


"Sekarang kita memiliki semua yang kita butuhkan?"


"Ya, kurasa sudah. Kalau butuh lebih banyak, kita bisa pinjam lagi."


Setelah selesai makan siang di kedai pantai, Eiji dan aku datang ke toko penyewaan.


Payung pantai, kursi pantai, seprai dan pelampung. Aku terkejut bahwa mereka bahkan memiliki kotak pendingin untuk menjaga minuman tetap dingin, jadi kami sekalian menyewanya.


Kami merencanakan untuk menyewa semuanya tanpa menyiapkannya sendiri karena ini adalah perjalanan jarak jauh dengan kereta api, tapi kalau menyewa begitu banyak barang, kami hanya perlu membawa dompet dan itu sudah cukup.


Menyadari betapa nyamannya dunia ini, aku menggunakan kompresor udara di sebelah toko untuk memompa pelampung lumba-lumba yang diminta Hiyori.


"Baiklah. Mari kita kembali ke yang lain."


Aku selesai memompanya, menutup sumbatnya rapat-rapat dan berdiri, memegangnya di bawah lenganku.


Kami meninggalkan toko persewaan, melihat sekeliling dan melihat mereka bertiga di tengah kerumunan.


"Hey! Sebelah sini, sebelah sini~♪!"


Ketiga gadis itu melambaikan tangan sambil melompat-lompat.


Aku tidak bisa mengalihkan pandangan dari peristiwa gerakan vertikal musim panas yang terjadi tanpa disengaja saat mereka melompat.


Tolong rahasiakan fakta bahwa aku berjalan perlahan, sedikit di belakang Eiji, saat kami bergerak melewati kerumunan untuk menikmati goyangan vertikal selama mungkin.


"Kalian mendapatkan tempat yang bagus ya."


"Kebetulan ada yang saja pulang, jadi mereka memberikannya pada kami."


Aku bertukar beberapa kata dengan Aoi-san sambil memberikan pelampung lumba-lumba pada Hiyori.


Tempat ini dekat dengan laut dan toilet, jadi relatif mudah ditemukan.


Setelah menentukan lokasi, kami semua segera berpencar dan mulai mendirikan markas.


Aku dan Aoi memasang payung pantai, sementara Eiji dan Izumi menyiapkan tikar dan kursi pantai. Aku meminta Hiyori untuk membeli minuman dan mengisi ulang kotak pendingin.


Dengan demikian, dalam waktu singkat, markas sudah selesai.


"Baiklah, ayo main!"


"Ya!"


Para gadis melepas hoodie mereka.


Pada saat itu, pandanganku dicuri oleh punggung Aoi-san, yang secara tidak sengaja tersingkap.


Punggung yang terekspos oleh garis leher halter, tidak bernoda, dan memiliki warna putih mengkilap seperti porselen, begitu indah dan artistik, sampai-sampai motif apa pun yang kau miliki akan sirna.


Kolaborasi musim panas antara punggung yang benar-benar artistik dan tengkuk yang memikat.


Aku senang masih hidup.


"Akira, maaf mengganggu kekagumanmu."


"Apa yang kau bicarakan?"


Sepertinya ketahuan, tapi aku akan pura-pura ngga tau.


"Harus ada yang menjaga barang kita. Kita gantian jaga."


"Dimengerti."


"Aku akan menonton dulu, kau silakan saja."


"Baiklah! Ayo pergi!"


Izumi lagi menggandeng Aoi-san dan Hiyori.


"Makasih. Kalau gitu aku duluan."


Aku berterima kasih pada Eiji dan mengikuti mereka bertiga.


Ketiga gadis itu mulai bersenang-senang dan bermain-main di ombak mendahului yang lain.


Hiyori, yang memegang pelampung lumba-lumba di tangannya, adalah orang pertama yang masuk ke laut dan menyiramkan air laut ke seluruh tubuh Izumi, yang mengikuti di belakangnya. Izumi membalasnya kembali pada Hiyori, dan Aoi-san terjebak di dalamnya dan berlari kesana-kemari.


Mereka bertiga sudah basah kuyup dan terkekeh-kekeh.


"Apa ini......"


Pemandangan gadis-gadis SMA yang mengenakan baju renang, dengan polosnya bermain-main tanpa mencemaskan riasan wajah, sangat tak ternilai.


Ini seperti masa muda, atau kenangan musim panas, atau perasaan tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, sungguh indah.


Sewaktu aku mengamati mereka bertiga dengan perasaan puas yang aneh, tiba-tiba aku menyadari, bahwa ada banyak tatapan yang diarahkan pada mereka bertiga.


Tatapan yang mengganggu dari para pria yang datang ke pantai dengan tujuan untuk menggoda wanita.


Dan banyaknya tatapan seperti itu mengingatkanku sekali lagi.


Bisa dikatakan, ketiganya adalah gadis-gadis yang tidak dapat disangkal kecantikannya.


Tidak diragukan lagi bahwa Aoi-san adalah seorang gadis cantik yang anggun, sementara Izumi, secara kontras, adalah seorang gadis cantik yang lugu dan ceria. Aku tidak bisa melihat Hiyori secara objektif karena dia adalah adik perempuanku, tapi kalau melihatnya dengan tenang, dia adalah seorang gadis yang cantik dan tenang, sesuai dengan usianya.


Mungkin, karena dia terlalu dekat bagiku, sehingga indraku mati rasa.


Jika ada tiga tipe gadis cantik yang sedang bermain, aku bisa memahami kenapa mereka ingin berbicara dengan mereka, bahkan jika mereka tidak sedang mencoba untuk mendapatkan gadis. Kalau aku adalah orang asing, aku juga ingin berbicara dengan mereka.


Yah, kesampingkan apakah aku bisa menggoda seorang gadis atau tidak.


"Akira-kun, ayo main juga!"


Aoi-san, yang basah kuyup, mengundangku meminta bantuan.


"Ya. Aku datang."


Aku menuju ke arah mereka bertiga, dengan para playboy di sudut mataku, yang tahu bahwa mereka bertiga datang dengan pria bersama mereka.


Kemudian Aoi-san pergi ke belakangku untuk bersembunyi dari Izumi, yang tanpa henti menyemprotkan air ke arahnya.


"E~~i!"


"Buha──!"


Akibatnya, wajahku terkena cipratan air laut menggantikan Aoi-san.


Karena ceroboh, mulutku pun tertutup air laut.


"Ei e~~i!"


"Ei ei e~~i!"


Kemudian Hiyori bergabung dan mereka berdua terus menyiramkan air laut ke arah kami.


Dibandingkan ketika mereka bertiga saling menyiramkan air laut, mereka tidak menahan diri dan tak ada belas kasihan.


"Tung-tunggu sebentar---!"


Gak, seriusan, aku gak bisa napas, tunggu bentar.


Tidak mungkin mereka akan mendengarkan permohonanku seperti itu.


"Aoi-san, ayo lari!"


"Ya!"


Saat itu aku meraih tangan Aoi-san dan melangkah maju.


"Awas---!"


Bukan Izumi, melainkan Hiyori yang meninggikan suaranya, dengan suara yang sangat keras.


Kami berbalik dan melihat punggung seorang pria yang sedang bermain di dekat kami.


Sudah terlambat untuk menghindari punggung yang mundur tanpa menyadari kehadiran kami, dan kami tidak bisa langsung menepis karena kaki kami terjebak di laut, jadi aku dengan cepat menarik Aoi-san ke arahku.


"Ugh---!"


Saat berikutnya, badanku bergetar karena dampak tabrakan dengan pria itu.


Aku tidak bisa menahan kakiku dan jatuh ke laut dengan Aoi-san dalam pelukanku.


"Aoi-san, kamu baik-baik saja?"


Bahkan sebelum aku sempat memeriksa diriku sendiri, aku memanggil Aoi-san.


Tidak ada jawaban dari Aoi-san, yang terbaring telungkup dalam pelukanku.


Jangan bilang dia terluka sampai-sampai tidak bisa bicara?


"Apa kamu terluka---hm?"


Kemudian aku menyadari bahwa telinga Aoi-san telah berubah jadi merah terang.


Ketika aku mengangkat badanku sambil memeluk Aoi-san dengan satu tangan dan menatap wajahnya, aku menemukan bahwa entah bagaimana, Aoi-san memiliki ekspresi malu yang luar biasa di wajahnya, tidak hanya telinganya, tapi wajahnya juga memerah.


"Aku tidak apa-apa, tapi......"


Aoi-san seolah-olah mengatakan 'yang lainnya tidak baik-baik saja'.


Aku akhirnya menyadari apa yang kulakukan ketika aku melihat mata yang tersenyum dan waspada serta tatapan iri dari para pria di sekitar kami yang menatap kami dengan penuh perhatian.


Aku memeluk Aoi-san dengan bau renang, hampir telanjang.


Pelukannya begitu kuat, seperti adegan dalam film laga, di mana sang hero mencoba melindungi heroine dari ledakan.


Berkat ini, perasaan bahagia yang tidak terlukiskan, menyebar di dadaku.


"M-Maaf---!"


Setelah meminta maaf dan melepaskan tanganku, tanganku yang tidak tahu harus berbuat apa bergetar di udara.


"Tidak, justru aku yang harus berterima kasih......"


Aoi-san, dengan wajah merah, malu-malu menundukkan pandangannya.


Meskipun aku sudah pernah memeluknya sebelumnya, ini pertama kalinya kami bersentuhan kulit secara begitu dekat. Saat aku menyadarinya, rasa hangat dan lembut dari kulit yang terbakar matahari musim panas kembali terasa.


Gimana ini......Aku merasa lega bahwa Aoi-san aman, tapi aku ingin tetap seperti ini selamanya.


Sebenarnya, aku ingin memeluknya lagi dalam kekacauan ini.


"Kalian berdua baik-baik saja?"


Tiba-tiba, Izumi mengangkat suaranya dengan khawatir, seakan mengusir pikiranku yang tidak menentu.


Namun, aku merasa ada sesuatu yang agak kaku dalam nada suaranya, dan waktu kedatangannya juga sedikit terlambat. Mungkin dia sengaja terlambat?


Ngomong-ngomong, kenapa Hiyori mengarahkan ponsel yang dilengkapi penutup anti air ke arah sini?


"Aoi-san, pegang tanganku."


Izumi menarik tangan Aoi-san dan membantunya berdiri.


"Terima kasih."


"Kamu baik-baik saja? Ada yang sakit?"


"Ya. Akira-kun melindungiku."


"Baguslah. Bagaimana denganmu, Akira-kun?"


Aku juga berdiri, menyapu air laut dan pasir, dan memeriksa kondisiku.


Sejauh ini tidak ada yang terasa sakit dan tidak ada cedera yang terlihat.


"Ya, sepertinya aku baik-baik saja."


Meskipun kami mengalami guncangan yang cukup besar, mungkin air laut dan pasir telah menjadi bantalan.


"Maaf ya. Aku sepertinya agak berlebihan."


"Kalau ada banyak orang seperti ini, memang tidak bisa dihindari. Kita harus tetap waspada dan berusaha agar tidak terluka."


"Benar."


Kami lalu melanjutkan aktivitas berenang di laut dengan semangat baru.

Post a Comment for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J5 Bab 5.4"