Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J4 Bab 8.3

Bab 8 - Sampai Kita Bertemu Suatu Hari Nanti




Setelah meninggalkan sekolah, kami menuju ke kedai kopi tempat Aoi-san bekerja paruh waktu.


Meskipun aku ingin menyapa manajer karena ia telah membantu kami, aku berpikir untuk muncul besok, bukan hari ini, sebelum aku meninggalkan kota ini, tapi sepertinya Aoi-san ada sesuatu yang harus dilakukan, jadi kami memutuskan untuk pergi ke sana.


Kelihatannya urusan yang mendesak, tapi mungkin mereka akan mendiskusikan shift nya untuk kedepannya?


Kalau dia pindah ke rumah neneknya, dia harus menempuh perjalanan yang lebih jauh ke sekolah, jadi jam kerjanya akan terbatas.


Aku tiba di kedai kopi sambil berpikir demikian.


"Disewa hari ini?"


Selembar kertas bertuliskan demikian tertempel di pintu masuk.


Tepat setelah aku bertanya harus bagaimana, pintu terbuka dan manajer keluar dari dalam.


"Selamat datang. Silakan masuk."


"Tapi, hari ini sedang dise---"


Sebelum aku sempat selesai dengan bicaraku, Aoi-san mendorongku dan aku masuk ke dalam.


Saat berikutnya, suara keraguan meluap tanpa sadar.


"Apa ini......?"


Situasi dan pemandangan di depanku tidak bisa kupahami.


Semua teman sekelas hadir di kedai kopi, disambut dengan tepuk tangan meriah, dan interiornya didekorasi dengan begitu mewah jadi tampak seolah pesta akan segera dimulai.


"Baiklah, bintang acaranya sudah tiba, jadi mari kita mulai♪"


Tepuk tangan pun berhenti dan Izumi meninggikan suaranya.


Seperti biasa, dia melanjutkan acara tanpa penjelasan.


"Izumi, maaf tapi tolong jelaskan padaku."


"Kali ini, tidak perlu menjelaskannya kamu bisa mengerti saat melihatnya, bukan?"


Izumi menunjuk ke dinding, seolah mengatakan dia tidak perlu menjelaskannya.


Kata-kata 'Pesta perpisahan' yang terbuat dari kertas ditempelkan di sana.


Seriusan......


"......Kapan kau mempersiapkannya?"


"Kemarin."


Yang menjawab adalah Eiji yang duduk di sebelah Izumi.


"Pas kita di rumahmu untuk membantumu berkemas, aku meminta semua orang di kelas untuk mendekorasi. Meski sulit untuk menyiapkan semuanya dalam satu hari, tapi berkat kerja keras semua orang, kami berhasil menyelesaikannya tepat waktu."


Izumi mengangguk-angguk di samping Eiji saat ia menjelaskan, dengan ekspresi puas di wajahnya.


Begitu ya......Sebenarnya, Izumi dan Eiji menawarkan diri untuk membantuku berkemas kemarin.


Aku tidak menyadarinya pada saat itu, tapi setelah kupikir-pikir, mereka bertiga mungkin berniat menahanku kalau terjadi sesuatu jadi aku tidak akan mengunjungi kedai kopi.


"Apa Aoi-san yang merencanakannya?"


"Tidak. Kali ini bukan aku."


"Kalau begitu Izumi atau Eiji?"


Namun, Aoi-san menggelengkan kepalanya.


"Semua orang di kelas mengatakan mereka ingin mengadakan pesta perpisahan untuk Akira-kun."


Tiba-tiba dadaku tercekat.


"Bukan aku, Izumi-san atau Eiji-kun yang memulainya, tapi semua orang bertanya padaku apa kita bisa menyewa tempat ini seperti yang kita lakukan saat festival sekolah karena mereka ingin mengadakan pesta perpisahan, jadi aku bertanya pada manajer."


......Rasanya aku tidak punya kata-kata lagi.


Aku menggigit bibir agar tidak meluap dengan emosi yang membuncah dalam diriku.


Aku merasa aneh, semua orang tampak pergi begitu cepat setelah jam perwalian selesai.


Aku tidak akan bilang sampai perpisahan yang emosional tapi setidaknya perpisahan yang sedikit meninggalkan rasa, sejujurnya aku agak sedih......tapi aku tidak menyangka akan begini.


Meski ini terlalu mengejutkan.


"Oke, semuanya, ambil gelas dan bersulang."


Semua orang mengambil gelas berisi minuman dari meja.


Izumi berdiri di depanku dan menghadapku setelah memastikan semua orang telah mengikuti perintahnya.


"Akira-kun---terima kasih untuk semua yang telah kamu lakukan selama setahun terakhir."


Nada suara dan sorot matanya tidak seperti Izumi yang biasanya.


Itu lebih serius daripada yang pernah kulihat sebelumnya.


"Aku senang kamu ada di kelas ini. Kalau Akira-kun tidak ada di sini, aku tidak berpikir perasaan kami akan semenyatu ini. Caramu bekerja keras untuk Aoi-san mengajarkan kami pentingnya memikirkan orang lain. Aku yakin bahwa meskipun kita berpisah, bahkan jika kita lulus suatu hari nanti, itu akan menjadi kenangan dalam kehidupan masa depan semua orang. Terima kasih banyak."


Kalian curang......


"Kita mungkin tidak memiliki banyak kesempatan untuk berkumpul seperti ini, tapi bahkan kalau kamu pindah sekolah, kita akan tetap menjadi teman sekelas. Hubungan kita tidak akan terputus hanya karena pindah sekolah, jadi kalau kamu punya masalah, kamu selalu bisa menghubungiku."


Kalau Izumi yang biasanya bercanda mengatakan hal seperti ini padaku, aku akan merasakannya di dalam dada, bahkan jika aku tidak menginginkannya.


"Aku tidak akan berbicara terlalu lama, jadi aku hanya ingin mengatakan satu hal terakhir."


"Hmm? Apa itu?"


Kemudian, untuk sesaat, nada bicara Izumi kembali ke nada bicaranya yang biasa.


"Kamu sudah memberitahuku banyak hal sebagai orang yang perhatian dan suka ikut campur, tapi sejujurnya, menurutku Akira-kun jauh lebih perhatian daripada aku. Bagaimana pendapat kalian semua tentang itu?"


Izumi berkata dengan sedikit tidak puas, dan seketika itu juga teman-teman sekelasnya menyuarakan persetujuan mereka.


Seriusan......apa semua orang juga berpikir seperti itu?


"Yah, tapi......aku sedikit lebih sadar akhir-akhir ini. Maaf."


"Baguslah kalau kamu mengerti♪"


Izumi mengangkat gelasnya sambil tersenyum puas.


Semua orang mengangkat gelas mereka mengikutinya.


"Semoga Akira-kun lancar di sekolah barunya, bersulang~♪"


Semua orang mengangkat suara mereka serempak, dan dengan demikian dimulailah pesta perpisahanku.




Setelah itu, pesta perpisahan berakhir setelah pukul 18:00.


Mengingat pesta dimulai sekitar tengah hari, kami pasti sudah membuat keributan untuk waktu yang lama, tapi fakta bahwa pesta itu terasa sangat singkat, mungkin karena aku sangat menikmatinya dan menyesali perpisahan itu.


Dalam banyak kasus, waktu terasa singkat kalau kau sedang bersenang-senang dan waktunya terbatas.


Sejujurnya, aku bahkan berharap kami bisa berbicara lebih lama.


"Sudah sudah selesai ya......"


Selain pak manajer yang sedang bersih-bersih di bagian belakang, yang tersisa di kedai hanya empat orang yang biasa.


Tidak ada yang bersiap untuk pulang, mungkin karena tidak ada yang merasa ingin pulang.


Namun, hal ini tidak bisa terus berlangsung selamanya.


Semua pasti memiliki akhir.


"Sudah waktunya kita pulang juga."


Di akhir ini, setidaknya aku harus menjadi orang yang memulainya.


Jadi aku bangkit dari tempat dudukku dan mulai bersiap-siap untuk pulang.


"Benar juga."


Mengikutiku, Eiji dan Aoi-san, dan akhirnya Izumi juga mulai mengemasi barang-barang mereka.


Sementara yang lain bersiap-siap untuk pulang, aku selesai terlebih dahulu dan pergi menyapa pak manajer.


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Manajer memperhatikanku, berhenti bekerja dan menoleh ke arahku.


"Pak manajer, terima kasih atas semua yang telah Anda lakukan untuk saya."


"Sama-sama. Semoga sukses di sekolah barumu."


"Terima kasih banyak."


Pak manajer mengulurkan tangannya sambil berkata demikian.


"Untuk kedepannya juga, tolong bantu Aoi-san."


Aku memegang tangannya kembali dan memintanya untuk menjaga Aoi-san sambil menundukkan kepalaku.


"Masalah yang mengelilingi Aoi-san telah diselesaikan, tapi tidak ada banyak orang yang mengetahui situasi Aoi-san atau orang dewasa yang dapat dia andalkan. Kalau Aoi-san dalam masalah, saya akan senang kalau Anda bisa membantunya."


"Tentu saja. Serahkan padaku."


Tangan yang memegang tanganku dipenuhi dengan kekuatan.


Jawabannya lebih bisa dipercaya daripada hanya sekedar kata-kata.


"Baiklah. Kalau begitu, ayo kita pulang."


Kami menyalami pak manajer dan meninggalkan kedai kopi.


"Akira."


Begitu kami keluar dari depan kedai, Eiji langsung mengulurkan tangannya padaku.


Aku membalas uluran tangan Eiji seperti yang kulakukan pada manajer tadi.


"Aku dan Izumi pamit di sini. Kami tidak akan mengantarmu besok."


Itu juga sisi perhatian Eiji dan Izumi.


"Oke. Terima kasih sampai sekarang."


"Aku juga. Aku menantikan pertemuan kita lagi."


Terlalu singkat untuk sebuah salam perpisahan, tapi itu adalah ciri khas Eiji untuk tidak berbicara terlalu banyak.


Kalau dipikir-pikir, aku dan Eiji sudah sering membicarakannya, jadi tidak perlu lagi kata-kata yang tidak perlu.


"Izumi---"


Aku juga akan bertukar kata dengan Izumi untuk terakhir, tapi.......


Izumi bersembunyi di belakang Eiji dan menatap ke kejauhan.


"Aku sudah mengucapkan selamat tinggal di awal pesta perpisahan, jadi tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, kan?"


Dia mencoba untuk terlihat tenang, tapi dia tidak bisa menyembunyikan getaran dalam suaranya.


Eiji menatapku dan mengangguk seolah mengatakan bahwa aku harus mengerti itu.


Benar......Izumi selalu terlalu energik, tapi dia juga memiliki sisi seperti ini dalam dirinya.


Sama halnya ketika pertama kali mengetahui tentang situasi Aoi-san di pusat perbelanjaan, atau ketika dia mengatakan bahwa dia ingin membuat ulang puding matcha, sebuah kenangan tentang Aoi-san dan ayah Aoi-san, dan menambahkannya ke dalam menu di festival sekolah.


Biasanya dia akan menangis dan memeluk Aoi-san seolah itu miliknya sendiri.


Sekarang dia berusaha untuk tidak menunjukkan air matanya karena lawan bicaranya adalah aku, kurasa.


"Begitu ya. Tapi aku belum memberikan salamku padamu, Izumi, jadi boleh aku bicara?"


Izumi mengendus dalam diam.


"Tidak hanya orang yang penuh perhatian, tapi juga memiliki sifat yang sangat khawatiran. Aku selalu terselamatkan oleh keceriaan dan kepositifanmu, Izumi. Aku percaya---tidak, aku yakin, kalau bukan karena kau, Aoi-san dan aku tidak akan berada di sini hari ini dengan perasaan seperti ini."


Dari lubuk hati yang paling dalam, bahkan sampai sekarang pun aku masih memikirkannya.


"Karena itu, terima kasih."


"......Ya."


Eiji menepuk kepala Izumi dengan lembut.


"Kalau begitu, kami pamit dulu."


"Ya. Hati-hati di jalan.".   


Keduanya meninggalkan tempat tanpa menoleh ke belakang.


Aoi-san dan aku melihat sosok mereka sampai tidak terlihat lagi.


"Kita pulang juga?"


"Ya."


Kami berdua meninggalkan kedai kopi, bergandengan tangan, tanpa tau siapa dulu yang memulainya.


Saat matahari sudah terbenam dan kami sedang berjalan melewati jalanan yang gelap, dekat dengan rumah.


""......""


Aku dan Aoi-san menghentikan langkah kami.


Di depan pandangan kami adalah---taman tempat kami bertemu hari itu.


Secara alami, kakiku terus melangkah ke dalam taman dan berdiri di depan bangku tempat Aoi-san duduk.  


"Di sinilah semuanya dimulai ya......"


"Ya......"


Bukan hanya karena kenangan yang membuat kami sangat tersentuh satu sama lain.


"Meski bunga-bunga hortensia yang mekar di tengah hujan hari itu sangat indah......"


"......Pemandangan yang diselimuti bunga sakura seperti sekarang ini juga indah."


Kami duduk di bangku berdampingan saat kelopak bunga sakura berguguran bagaikan sebuah berkah.


Kami bernostalgia seperti bunga sakura yang sedang mekar penuh.

*

Post a Comment for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J4 Bab 8.3"