Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J4 Bab 7.2

Bab 7 - Malam Valentine




Setelah itu, hari-hari berlalu tanpa ada kesempatan untuk berbicara dengan Aoi-san.   


Aku tahu bahwa aku harus berbicara dengannya sesegera mungkin mengingat waktu yang kumiliki sampai pindah sekolah, tapi seperti yang dikatakan Eiji, topik ini adalah masalah yang sangat sensitif bagi kami berdua.


Kalau masalah yang dialami Aoi-san sampai sekarang disebabkan oleh penampilan luarnya, sekarang ini adalah masalah internal baginya, dan masalah yang dalam, jadi perasaan Aoi-san harus diprioritaskan di atas segalanya.


Yang penting, jangan terburu-buru, tapi bersiap-siap dan memiliki waktu yang tepat.


Ada alasan lain kenapa aku tidak bisa berbicara dengannya, dan itu karena Aoi-san cukup normal akhir-akhir ini.


Dia tidak menunjukkan sisi emosional yang tidak stabil seperti yang dia lakukan selama perjalanan kelulusan dan hatsumoude, dan dia tampak sama seperti biasanya di rumah dan di sekolah, lebih seperti Aoi-san daripada sebelumnya.


Dia tenang, seolah mengatakan bahwa dia sudah memilah perasaannya.


Tentu saja, aku tahu, ini karena dia menyembunyikan emosinya agar tidak membuatku cemas.


Tidak peduli betapa pun tenangnya dia berpura-pura, fakta bahwa dia bisa tetap normal, itu sudah tidak normal.


Meskipun begitu, sulit untuk membahas masalah Aoi-san.


"Jadi......tanpa sadar besok sudah Hari Valentine ya."


Satu bulan kemudian, pada tanggal 13 Februari, saat itu hari Minggu malam.


Aku sendirian di rumah.


Meski begitu, sudah lama sekali aku tidak ernah sendirian dalam waktu yang lama......


Ini karena Aoi-san menginap di rumah Izumi sejak kemarin.


Dia diundang oleh Izumi untuk menginap selama tiga hari dua malam, dan besok dia akan berangkat sekolah dari rumah Izumi.


Tidak sulit untuk membayangkan apa yang dilakukan Aoi-san saat menginap dengan Izumi, tapi aku tidak berani mengatakannya sekarang karena aku takut kalau aku salah, dia akan mengira aku pria yang sok tahu dan merepotkan.


Tapi aku bersyukur aku punya waktu sendirian saat ini.


Tidak peduli betapa sulitnya suatu topik untuk dibicarakan, aku tidak bisa tidak membicarakannya selamanya.


Untungnya, aku punya banyak waktu untuk berpikir sendiri---saat aku berbaring di sofa, memikirkan tentang cara membicarakan topik ini, aku dilanda rasa kantuk, dan sebelum aku menyadarinya, aku sudah tertidur.




Sudah berapa lama aku tertidur setelah itu ya.


Tiba-tiba aku terbangun dengan rasa hangat yang menyelimutiku.


"......Eh?"


Perlahan-lahan aku membuka kelopak mataku yang berat.


Di dalam ruangan yang remang-remang, suara penuh tanyaku keluar saat melihat sesosok orang.


"Aoi-san......?"


"Maafkan aku. Apa aku membangunkanmu?"


Di depanku ada sosok Aoi-san, yang seharusnya menginap di rumah Izumi.


Aoi-san masih mengenakan mantelnya dan tampak seolah dia baru saja pulang ke rumah.


Dia mungkin menyadari bahwa aku sedang tidur dan tidak menyalakan lampu ruang keluarga. Hanya lampu ruang makan yang menyala, dan wajah Aoi-san yang berjongkok di depan sofa, tampak dalam bayangan.


Dalam kegelapan, apakah ini hanya imajinasiku, bahwa pipinya tampak sedikit berwarna?   


Sambil memegang mulutnya dengan satu tangan, gerakan rambut panjangnya yang tergerai dari pundak hingga ke telinganya, terlihat sangat glamor.


"Bukannya kamu menginap di rumah Izumi......?"


"Aku pulang duluan."


Saat aku duduk, aku melihat ke arah jam dinding.


Jarum jam baru saja menunjukan hari telah berganti.


"Di jam segini......apa ada urusan mendesak?"


"Mendesak...... Ya. Benar juga. Ada sesuatu yang benar-benar ingin kuberikan padamu."


Aoi-san menjawab sambil tersenyum.


Dia kemudian mengeluarkan sebuah benda yang terbungkus dengan indah dari dalam tas yang dia bawa.


"Aku sebenarnya ingin memberikannya padamu besok. Tapi ini agak memalukan di depan semua orang di sekolah, dan itu akan terlambat kalau memberikannya setelah pulang sekolah......Aku ingin memberikannya pada Akira-kun sesegera mungkin."


"Boleh aku membukanya?"


"Ya."


Ketika bungkus dan tutupnya dibuka, terdapat cokelat seukuran sekali gigit di dalamnya.


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Cokelat itu terdiri dari delapan bentuk, warna, dan dekorasi yang berbeda.


Dari kelihatannya saja sudah sangat enak.


"Ini......."


"Ya. Cokelat Valentine."


Aoi-san terlihat malu, tapi tersenyum sebisa mungkin.


"Aku menginap di rumah Izumi-san untuk membuat ini. Sebenarnya, Hiyori juga ada di sana, dan aku dan Izumi-san belajar membuat cokelat darinya."


Bersamaan dengan luapan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, kedalaman mataku menjadi semakin hangat dan panas.


Ketika aku mendengar kalau Aoi-san akan menginap di rumah Izumi, kupikir itu mungkin saja.


Aku tidak mengira Hiyori mengajari mereka cara membuatnya, tapi diam-diam aku berharap, bahwa mungkin dia sedang menyiapkan cokelat Valentine untukku.


Waktunya tepat dan aku sudah menduga hal itu, jadi aku tidak terlalu terkejut.


Tapi aku tidak menyangka......dia membatalkan rencana menginapnya karena dia ingin memberikannya padaku sesegera mungkin, dan aku tidak menyangka dia akan pulang larut malam.


"Terima kasih......"


Bahkan Aoi-san pun pasti memiliki banyak perasaan yang rumit.


Tetap saja, meski aku senang dia membuatkan ini untukku, tapi aku juga merasa sesak.



Aku mengendus kecil agar Aoi-san tidak menyadarinya.


Aku bersukur lampunya tidak menyala.


"Boleh kumakan?"


"Ya. Tapi, kamu tahu, aku baru pertama kali membuatnya, jadi aku tidak bisa menjamin rasanya......"


Aoi-san dengan ekspresi cemas di wajahnya.


Ketika aku mengambil cokelat itu dan memasukkannya ke dalam mulut, cokelat itu langsung meleleh dan rasa manis pahitnya menyebar.


"Bagaimana?{


"Ya. Rasanya enak.


"Benarkah?"  


"Bagaimana kalau kamu mencobanya juga, Aoi-san?" 


Aku memegang sepotong cokelat lagi di tangannya dan menyarankannya.


"Ini cokelat yang kubuat untuk Akira-kun."


"Aku ingin memakannya dengan Aoi-san."


Aoi-san awalnya sungkan, tapi segera membuka kecil mulutnya seperti bayi burung yang sedang menunggu untuk diberi makan.


Ketika aku mendekatkan cokelat di tangannya ke mulut Aoi-san, dia langsung mengunyahnya.


"......"


Setelah menggigitnya seakan memastikan rasanya.


"Sukurlah. Ini memang enak."


"Ya. Ini lebih enak daripada cokelat yang dibeli di toko."


"Itu sedikit berlebihan."


Aoi-san tersenyum terlihat lega.


"Ini......pertama kalinya aku menerima cokelat buatan tangan."


"Aku, ini pertama kalinya aku memberikan cokelat pada anak laki-laki, jadi aku senang kamu menyukainya."


Pertama kalinya......


Suatu hal yang sangat berharga yang telah diberikan padaku.


"Lalu, umm......"


Bahkan dalam kegelapan, aku bisa melihat pipi Aoi-san memerah.


"Ini......bukan giri."

Tln: Giri choco/義理チョコ adalah hadiah cokelat yang umumnya diberikan wanita kepada pria sebagai kewajiban pada Hari Valentine di Jepang.


"Eh---"


Jantungku langsung berdebar saat mendengar kata itu.


"Akira-kun telah banyak membantuku, dan aku selalu ingin membalasnya, tapi tidak banyak yang bisa kulakukan atau kuberikan untukmu......Sebenarnya, memberimu cokelat tidaklah cukup, tapi setidaknya itu adalah tanda terima kasihku."


Aoi-san melanjutkan, "Karena itu, aku benar-benar ingin itu buatan tangan."


"Terima kasih......aku sangat senang."


"Ya......"


Aku tidak bisa menahannya saat melihat penampilan Aoi-san yang gembira dan malu.


Aku bertanya-tanya apakah aku salah mengira bahwa Aoi-san masih menderita karena masalah dan sakit hatinya.


Aku tahu tidak mungkin seperti itu.


Aku yakin aku berharap begitu karena aku tahu memang seperti itu.

*

Post a Comment for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J4 Bab 7.2"