Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J3 Bab 4.3


Bab 4 - Waktu sebagai Keluarga yang Bahagia




『Kucing~, kucing~♪』


Begitu kami tiba di kebun binatang, Emma-chan yang sudah sadar, mulai memanggil-manggil kucing. 


Sepertinya tujuan utamanya itu melihat kucing.


......Yah, uhm. Apakah mereka memiliki kucing di kebun binatang? 


Maksudku, bagus kalau dia suka kucing, tapi kurasa mereka tidak punya kucing di kebun binatang. 


Kalau begini, jelas Emma-chan akan kesal.


"Charlotte-san, tidak bisakah kita melakukan sesuatu untuk mengatasi hal ini......?" 


Karena bingung, aku meminta bantuan dalam bahasa Jepang dari Charlotte-san, yang berjalan di sebelahku, agar Emma-chan tidak mengerti. 


Ngomong-ngomong, pelukan Charlotte-san masih berlangsung. 


Tatapan orang-orang di sekitar kami tampaknya tidak berhenti, tapi sejujurnya, sulit untuk berpura-pura tenang. 


Aku berdoa agar aku tidak bertemu dengan orang yang kukenal di sini. 


Kalau aku bertemu, itu tidak akan lucu.


"Kalau aku tahu lebih awal, kita bisa pergi ke kafe kucing......"

 

Memang, kalau tujuannya adalah untuk melihat kucing, kafe kucing akan lebih baik. 


Tapi mungkin dia tidak hanya ingin melihat kucing, tapi juga banyak hewan lainnya. 


Paling buruk, kita bisa pergi ke kafe kucing setelah dari kebun binatang.


"Apa ada hewan lain yang dia suka?"


"Um......mungkin koala......?"


"Yang benar saja......" 


Aayangnya, tidak ada koala di kebun binatang ini. 


Bahkan, koala tidak begitu umum.


Kudengar hanya ada tujuh kebun binatang di Jepang yang memiliki koala.


"Bagaimana dengan panda......"


"Itu juga tidak mungkin......" 


Panda bahkan lebih langka lagi. 


Kebun binatang terdekat yang memiliki panda, kalau aku tidak salah ingat, ada di Kobe. 


Kupikir mereka juga memiliki koala di sana, jadi kalau kami tahu lebih awal, mungkin akan lebih baik untuk pergi ke Kobe...... 


Meskipun biaya transportasinya akan lebih tinggi......


"Ada lagi---"


"---Ohh, kalian, ada kencan keluarga hari ini?"


"!?" 


Suara yang tiba-tiba dari belakang membuat darah mengalir dari seluruh tubuhku. 


Saat aku dengan enggan menoleh, di sana berdiri Miyu-sensei dengan seringai jahat di wajahnya. 


Dan entah kenapa, guru musik, Sasagawa-sensei, juga ada di sana.


"Yaho~, kalian bertiga," kata Sasagawa-sensei dengan riang. 


Aku memegangi kepalaku dan bertanya-tanya, "Kenapa mereka ada di kebun binatang......" 


Dari semua orang yang ada, mereka adalah orang terakhir yang ingin kutemui.


"Bukankah kau seharusnya mengadakan pesta perayaan kemenangan dengan kelasmu hari ini?" 


Miyu-sensei tersenyum nakal di wajahnya saat dia dengan sengaja menanyakan hal itu padaku. 


Seperti yang dia katakan, kelas kami telah merencanakan untuk mengadakan perayaan untuk festival olahraga yang dimulai sekitar tengah hari ini.


Namun, aku dan Charlotte-san menolak untuk hadir. 


Alasannya, tentu saja, karena kami sudah berjanji untuk mengajak Emma-chan ke kebun binatang. 


Sejujurnya, kupikir akan lebih baik bagi Charlotte-san untuk menghadiri perayaan itu, jadi aku menyarankan agar aku menjaga Emma-chan dan mendorongnya untuk pergi. 


Tapi Charlotte-san bersikeras untuk pergi ke kebun binatang dan akhirnya menolak untuk menghadiri perayaan tersebut. 


Kukira dia khawatir meninggalkan adik perempuannya dengan orang lain.


Karena itu, teman-teman sekelas kami kecewa, tapi mereka tampaknya mengerti setelah melihatnya menjaga adiknya selama festival olahraga. 


Jadi, tidak ada seorang pun yang mencoba memaksanya untuk bergabung.


"Maaf, tapi aku harus menolak," kataku dengan jujur, karena aku tahu kebohongan dan tipu daya tidak akan berhasil dengan orang ini. 


Mendengar itu, senyum Miyu-sensei semakin mengembang.


"Yah, bagaimanapun juga, perayaan itu opsional, jadi tidak masalah, kan?"


"Ya, dan mungkin lebih baik kalau aku tidak ada di sana."


"Kamu mengatakan itu lagi......Setelah estafet, bukankah sikap semua orang terhadapmu berubah?"


"........."


Apa yang dikatakan Miyu-sensei memang benar, cara orang memperlakukanku memang berubah sejak saat itu. 


Bahkan ketika aku menolak untuk berpartisipasi dalam perayaan, kebanyakan gadis-gadis itu bersikeras mengundangku. 

Tln: perasaanku aja atau gadis-gadis di LN itu langsung klepek-klepek kalo ada yang larinya kenceng pas festival olahraga? kaya Kiyotaka dari Classroom of Elite


Sampai saat estafet, mereka akan senang kalau aku menolak, tapi setelah estafet, aku bisa mengatakan bahwa pandagan mereka terhadapku telah berubah.


"Manusia adalah makhluk yang kompleks, tapi mereka juga memiliki aspek yang sederhana. Semua orang cenderung memperhatikan dan berteman dengan mereka yang menunjukkan hasil atau kinerja baik."


"Yang kulakukan hanyalah memenangkan satu pertandingan di festival olahraga......"


Kata-kata Miyu-sensei memang masuk akal, tapi menurutku, hal itu lebih berlaku pada aktivitas klub. Jarang sekali pandangan orang berubah hanya karena mereka tampil bagus dalam estafet.


"Yah, itu biasanya benar, tapi dalam kasusmu, itu adalah perubahan besar. Setelah jatuh dari posisi pertama ke posisi terakhir, kau menyalip tiga orang selama leg anchor, yang merupakan bagian yang paling menarik. Wajar kalau semua orang memperhatikannya."


"Repot sekali kalau mereka tiba-tiba berubah sikap dengan mudah. Aku tidak bisa mempercayai orang seperti itu." 


Sejenak, aku teringat sesuatu yang tidak menyenangkan dan tanpa sadar meludahkan sesuatu yang berbisa. 


Akibatnya, Charlotte-san menatapku dengan ekspresi khawatir.


"Aoyagi-kun......"


"......Maaf, tidak apa-apa."


Aku segera memasang senyum untuk menutupinya. 


Kenapa aku jadi kesal dengan hal seperti ini sekarang......? 


Seharusnya aku sudah bisa menerimanya sejak dulu......


Karena aku, suasana jadi aneh, dan Charlotte-san terus menatapku dengan cemas. 


Emma-chan, yang masih dalam pelukanku, juga terlihat gelisah, dan Miyu-sensei menatapku dengan ekspresi serius. 


Di tengah-tengah semua ini, seseorang yang riang membuka mulutnya.


"Tidak apa-apa, tidak apa-apa, Aoyagi-kun. Aku suka anak-anak dengan sedikit kegelapan di dalam diri mereka." 


Apa itu disengaja, atau memang tulus? Sasagawa-sensei tersenyum dan menepuk pundakku.


"Hei, Marin." 


Miyu-sensei terlihat kesal dengan sikap Sasagawa-sensei, tapi ia hanya membalas senyumannya.


"Tapi itu benar, kan? Seseorang yang telah mengatasi masa lalu yang kelam dan menjadi siswa teladan lebih menarik daripada seseorang yang hanya hidup bahagia dan menjadi siswa teladan, kan?"


"Jangan bersenang-senang di atas kemalangan orang lain......"


"Aku tidak bersenang-senang. Aku hanya menyukai anak-anak yang berusaha mengatasi sesuatu. Ini seperti melihat Miyu-chan yang dulu." 


Miyu-sensei yang dulu......? 


Aku tersadar oleh kata-kata Sasagawa-sensei dan menoleh ke arah Miyu-sensei. 


Ekspresinya telah berubah, dan dia memelototi Sasagawa-sensei. 


Ini adalah pertama kalinya aku melihatnya benar-benar marah.


"Kalau kau tidak berhenti, aku tidak akan memaafkanmu, meskipun kita adalah teman masa kecil."


"Maaf, maaf, jangan marah. Itu semua sudah berlalu, kan?"


"Hanya karena itu masa lalu, bukan berarti aku ingin diingatkan tentang hal itu, kau tahu?"


"Aku mengerti. Jangan memelototiku seperti itu." 


Sasagawa-sensei meminta maaf pada Miyu-sensei sambil tersenyum, karena merasa tersinggung. 


Meskipun mereka adalah teman masa kecil dan seharusnya tahu apakah sebuah topik akan membuatnya marah atau tidak, orang ini tampaknya benar-benar tidak mengerti. 


Namun---


"........."


Entah kenapa, Sasagawa-sensei melirik wajahku sejenak. 


Ekspresinya sepertinya mengandung makna, tapi aku tidak mengerti apa yang ingin dia katakan. 


Saat ini, dia mungkin ingin aku menghentikan Miyu-sensei, tapi......aku tidak bisa menangani Miyu-sensei yang sedang marah besar saat ini. 


Jadi aku hanya melihat dalam diam saat Miyu-sensei menghela nafas frustasi.


"Haah......Aku telah menunjukkan sisi memalukanku pada kalian berdua." 


Sepertinya Miyu-sensei sudah tenang dengan sendirinya. 


Charlotte-san dan aku saling bertukar pkamung dan tersenyum saat kami berbicara.


"Tidak, itu tidak terlalu mengganggu kami."


"Benar, kami baik-baik saja."


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Karena tidak ada bahaya yang benar-benar terjadi pada kami, kami hanya menepisnya dengan senyuman. 


Biarkan anjing yang tidur berbaring. 


Lebih baik menyelesaikan semuanya dengan cepat daripada membiarkan percakapan berlarut-larut. 


Saat aku memikirkan hal ini, Sasagawa-sensei menghampiriku karena suatu alasan. 


Ada apa kali ini? Saat aku bertanya-tanya, dia mengulurkan tangannya padaku dengan ekspresi senang.


"Hei, hei, Aoyagi-kun, daripada begitu, biarkan aku menggendong anak itu!"


Sasagawa-sensei pasti cukup santai, karena dia meminta untuk menggendong Emma-chan padahal dia baru saja membuat Miyu-sensei marah. 


Sepertinya dia tidak bisa tidak ingin menggendong Emma-chan.


Sekilas, kombinasi Sasagawa-sensei dan seorang gadis kecil mungkin terlihat seperti seorang ibu dan anaknya. 


Terutama karena Sasagawa-sensei memiliki penampilan yang lembut dan, tanpa menyebutkan di mana, ada bagian tertentu dari dirinya yang cukup besar, yang membuatnya terlihat sangat feminin. 


Namun, dia terkenal di sekolah sebagai guru yang menyukai wanita. 


Dan bahkan ada desas-desus bahwa ketertarikannya meluas hingga ke anak kecil. 


Lagi pula, apabila membicarakan tentang anak perempuan, tatapannya akan berubah. 


Bahkan sekarang, cara dia memandang Emma-chan agak mencurigakan.


"Ayolah, tidak apa-apa, kan?" 


Karena aku tidak menyerahkan Emma-chan, Sasagawa-sensei menutup jarak di antara kami, meletakkan jari telunjuknya di bibirnya, dan menatapku. 


Aku bisa merasakan bahwa Charlotte-san, yang menempel padaku, mengeratkan genggamannya pada lenganku. 


Namun sebelum aku bisa bereaksi, Emma-chan, yang ada di pelukanku, tiba-tiba mulai meronta-ronta, dan aku harus fokus untuk menenangkannya.


"Hmph...! Grrr...!"


"Wah! Aduh, aduh, sakit sekali!" 


Emma-chan dengan keras menampar tangan Sasagawa-sensei berulang kali. 


Terkejut dengan tamparan itu, Sasagawa-sensei dengan cepat menarik tangannya kembali dan menjadi berkaca-kaca.


"A-Aku minta maaf, Sasagawa-sensei! Anda tahu, anak ini tidak suka disentuh oleh orang lain selain keluarganya......!" 


Charlotte-san menjadi pucat dan meminta maaf atas kekasaran adiknya---namun, aku melihat kontradiksi dalam penjelasannya. 


Dan sepertinya aku bukan satu-satunya yang menyadari hal itu.


"Tapi Aoyagi-kun juga bukan keluarganya, kan......?" 


Sasagawa-sensei, yang menyadari kontradiksi yang sama, menunjukkannya pada Charlotte-san. 


Lagipula, fakta bahwa aku, yang bukan keluarganya, menggendongnya bertentangan dengan frasa "selain keluarganya".


"Sepertinya Aoyagi-kun memang spesial bagi Emma."


"Oh, begitu......" 


Sasagawa-sensei menurunkan bahunya dengan kecewa setelah mendengar penjelasan Charlotte-san. 


Dia pasti sangat ingin memeluk Emma-chan. 


Entah bagaimana, aku mulai merasa kasihan padanya.


"Tidak perlu mengkhawatirkannya, oke? Dia akan baik-baik saja dalam beberapa menit"


Saat aku merasa simpati pada Sasagawa-sensei, Miyu-sensei, yang diam-diam mendengarkan percakapan itu, memasang ekspresi jengkel. 


Dia mengenal Sasagawa-sensei dengan baik, jadi kalau dia mengatakannya, maka itu pasti benar. 


Yah, ada kemungkinan bahwa dia hanya ceroboh.


"Kalau begitu, mari kita berpura-pura tidak melihatnya. Ngomong-ngomong, Miyu-sensei, kenapa Anda ada di kebun binatang ini?"


Kami sengaja memilih untuk tidak mengunjungi kebun binatang di dekat Stasiun Okayama, melainkan pergi ke kebun binatang yang lebih jauh. 


Meskipun begitu, tidak disangka-sangka kami bisa bertemu dengan Miyu-sensei di sini.


"Ah......gadis bermata berkaca-kaca dan tertekan di sana itu terus bersikeras ingin melihat binatang, jadi kami datang ke kebun binatang. Tapi aku tidak ingin bertemu dengan orang yang kukenal, jadi kami datang ke sini......seriusan, apa sih yang kulakukan di hari liburku yang berharga ini......" 


Miyu-sensei menjelaskan dengan mendesah kesal. 


Terlepas dari keluhannya, dia pasti memiliki hubungan yang baik dengan Sasagawa-sensei karena mereka selalu bersama bahkan di hari libur. 


Atau, bisa jadi Sasagawa-sensei tidak akan meninggalkannya sendirian.


"Oh, begitu, jadi itu sebabnya Anda ada di kebun binatang. Sangat jarang Miyu-sensei berada di kebun binatang, jadi aku terkejut." 


Menyadari bahwa misteri telah terpecahkan, aku dengan ceroboh membiarkan lidahku terpeleset. 


Hasilnya, Miyu-sensei tersenyum dan menatap wajahku.


"Apa kau mencoba mengatakan bahwa aku tidak cocok di sini?"


"T-Tidak, bukan itu yang kumaksudkan!" 


Aku segera berusaha menutupi kesalahanku dengan tersenyum. 


Miyu-sensei cenderung menyimpan dendam kalau menyangkut komentar tentang tidak diperlakukan seperti wanita, jadi aku harus mengubah topik pembicaraan dengan cepat.


"O-Omong-omong, Anda baik sekali membawa Sasagawa-sensei jauh-jauh ke kebun binatang yang jauh hanya karena dia ingin pergi."


"Tidak seperti itu. Kalau aku tidak membawanya, dia akan terus mengeluh, dan itu menjengkelkan."


Saat aku memujinya, Miyu-sensei memasang wajah jijik, seolah-olah mengatakan bahwa itu bertentangan dengan keinginannya. 


Namun......


"Miyu-chan sebenarnya seorang tsundere, kamu tahu. Dia mengeluh dan bersikap dingin, tapi pada akhirnya, dia selalu baik dan mengikuti segala sesuatu." 


Pada saat itu, Sasagawa-sensei menimpali dengan beberapa informasi yang tidak perlu. 


Seperti yang dikatakan Miyu-sensei, dia sudah mendapatkan kembali semangatnya dan dengan senang hati bergabung dalam percakapan, tapi komentar ini pasti akan membuat Miyu-sensei marah.


"Hei, siapa yang kau panggil tsundere?"


"Miyu-chan."


"........."


Tanggapan langsung dari Sasagawa-sensei membuat urat nadi di dahi Miyu-sensei muncul. 


Aku segera membawa Charlotte-san dan yang lainnya pergi, memastikan kami tidak terjebak dalam baku tembak.


"Oh, benar. Hei, Aoyagi-kun. Apa kamu tahu kenapa Bennett-san bisa masuk ke kelas Miyu-chan?"


"Huh, tidak......"


Sasagawa-sensei sepertinya tidak menyadari suasana hati Miyu-sensei dan terus berbicara padaku seolah-olah tidak ada yang terjadi. 


Sedangkan aku, aku berharap dia akan berhenti bicara padaku sekarang juga......


"Itu karena kamu ada di sana, kamu tahu? Memiliki murid yang mahir berbahasa Inggris akan membuat Bennett-san merasa nyaman, dan kamu mungkin bisa membantu kalau terjadi sesuatu. Miyu-chan sangat merekomendasikanmu pada kepala sekolah dan guru-guru lainnya. Dia benar-benar memiliki pendapat yang tinggi terhadapmu." 


Sasagawa-sensei menceritakan semua ini sambil tersenyum lebar. 


Tentu saja, para siswa tidak akan diberitahu tentang siapa yang memutuskan mereka masuk ke kelas mana dan bagaimana keputusan itu dibuat. 


Dia mungkin tidak ingin membicarakan hal itu, dia hanya ingin memberitahuku betapa tingginya penghargaan Miyu-sensei terhadapku. 


Mungkin dia ingin menyampaikan bahwa Miyu-sensei adalah seorang tsundere yang sangat baik, mengingat interaksi kami yang biasa.


Tapi, apakah orang ini benar-benar teman masa kecil Miyu-sensei? 


Dia telah menginjak ranjau darat di mana-mana untuk sementara waktu sekarang......


"Hmm? Aoyagi-kun? Hei, mau kemana kamu?" 


Aku memutuskan bahwa situasi ini buruk dan berbalik, dan Sasagawa-sensei tampak bingung saat dia melihatku. 


Charlotte-san, yang masih menempel padaku, mengikutiku tanpa ragu-ragu. 


Dia mungkin juga merasakan tragedi yang akan terjadi. 


Emma-chan, yang masih kesal, menggembungkan pipinya dan menempelkan wajahnya ke dadaku.


"Heeey~! Kalau kamu mengabaikanku, aku akan menangis, kamu tahu---apa-, Miyu-chan? Kenapa kamu mengulurkan tanganmu-Aaahhhhhhhh!" 


Segera setelah kami berpaling, kami mendengar teriakan Sasagawa-sensei, hampir seperti jeritan putus asa. 


Kenapa dia tidak memperkirakan situasi ini? 


Kau akan berpikir dia akan tahu kalau mereka adalah teman masa kecil...


"Kau......setelah memanggilku tsundere, kenapa kau menyebarkan percakapan antara guru pada murid-murid......?"


"H-Hentikan, Miyu-chan...! Kepalaku! Kepalaku bisa pecah!"


"Diam! Biarkan saja kepalamu ini terbelah!"


"Tidaaak!"


---Dan, kami meninggalkan tempat kejadian seolah-olah tidak ada yang terjadi, diiringi dengan jeritan sekarat Sasagawa-sensei.

Post a Comment for "Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J3 Bab 4.3"