Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J2 Bab 4.1
Bab 4 - Obrolah Rahasia Antara Gadis Cantik Pindahan Dengan Gal
"---Charlotte-san, apa kamu menikmatinya?"
Ketika aku meninggalkan kedai kopi setelah pesta penyambutanku selesai, Aoyagi-kun sudah berada di sampingku sebelum aku menyadarinya.
Ia menatapku dengan senyuman ramah.
Aku membalas senyumannya sambil menahan wajahku yang panas.
"Ya, itu sangat menyenangkan. Terima kasih telah memberiku kesempatan ini."
"Kamu bisa berterima kasih pada Akira untuk itu. Akira yang berusaha sebaik mungkin untuk berbicara dengan semua orang dan menghidupkan suasana."
Kelihatannya, Aoyagi-kun ingin terima kasih itu untuk Saionji-kun, bukan untuk dirinya sendiri.
Ia selalu seperti itu.
Ia selalu ingin memberikan semua pujian pada Saionji-kun.
Bahkan kali ini, Aoyagi-kun adalah orang yang memiliki ide dan mengatur tempat.
"Mengerti, aku akan berterima kasih pada Saionji-kun nanti."
Namun, ia tidak menginginkan sesuatu yang akan memberinya pujian pribadi.
Mengetahui hal ini, aku tidak punya pilihan selain mengangguk, meskipun hatiku tidak tenang.
Aoyagi-kun, mungkin puas dengan hal itu, mengalihkan pandangannya dariku dan meninggalkan kedai kopi seolah tidak ada yang terjadi.
Kukira ia tidak ingin berbicara di tempat di mana ada begitu banyak orang.
Aku mengerti bahwa ia mengkhawatirkanku, tapi aku merasa sedikit sedih.
"---Ah, Aoyagi-kun......"
Saat aku merasa sedih, seorang gadis mungil berlari menghampiri Aoyagi-kun dengan ponselnya yang dipegang di depan dada.
Aoyagi-kun memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu dan menatapnya---Shinonome-san.
"A-Aku ingin, bertukar, kontak......"
Tampaknya, gadis itu ingin mengetahui kontak Aoyagi-kun dan memanggilnya.
Dia memiliki kepribadian yang pendiam dan bukan tipe orang yang secara aktif mencoba berbicara dengan siapa pun.
Dia yang seperti itu, sekarang ingin mengetahui kontak Aoyagi-kun.
Ketika aku melihat fakta ini, aku merasakan sesak yang menyakitkan di dadaku.
"---Charlotte-san? Kamu baik-baik saja?"
"S-Shimizu-san......?"
Apa mungkin aku membiarkannya terlihat di wajahku?
Shimizu-san, yang berada di dekatku, memiringkan kepalanya dan menatap wajahku.
"T-Tidak apa-apa. M-Memangnya kenapa......?"
"Apa dadamu sesak?"
"---!? Eh, k-kenapa......?"
Setelah kena tepat sasaran, aku berhasil mengeluarkan kata-kata dari tenggorokanku yang kering.
Dia kemudian menunjuk ke dadaku dengan ekspresi penasaran.
"Soalnya---kamu menekan dadamu......"
"Ah......"
Ketika dia menunjukkannya dan aku menatapnya, aku melihat bahwa tangan kananku mencengkeram erat pakaian di sekitar dadaku.
Tampaknya, aku secara tidak sadar menggenggamnya.
Sepertinya bukan karena dia menyadari perasaanku......ini juga menggangguku.
"Umm......jangan khawatir tentang hal itu. Ini bukan apa-apa."
"Benarkah? Beritahu aku jika ada sesuatu yang salah, oke?"
Shimizu-san adalah orang yang telah memperlakukanku dengan baik sejak aku datang ke Jepang untuk belajar.
Kali ini pun, dia pasti mendekatiku karena khawatir.
Aku merasa bersalah karena telah mengelak orang seperti itu, tapi akan menjadi masalah jika perasaanku pada Aoyagi-kun diketahui, jadi aku tidak punya pilihan.
"......."
Tapi entah kenapa, dia masih menatapku.
"Ada apa?"
"Hmmm, Charlotte-san. Bisa aku meminta waktumu sebentar?"
"Eh......?"
M-Mungkinkah aku tidak mengelaknya dengan baik......?
"Maaf, benar-benar hanya beberapa menit."
"Ya-Ya, tidak apa-apa. Aku harus menjemput adikku, jadi kalau terlalu lama itu agak......"
"Ya, terima kasih!"
Shimizu-san berterima kasih padaku dan pergi ke teman-temannya yang lain sambil tersenyum.
Apa tidak bisa kalau sekarang......?
"---Ya, kau hanya perlu memasang aplikasi ini."
Aku mempertanyakan tingkah Shimizu-san, tapi aku mendengar suara Aoyagi-kun, jadi tanpa sadar aku mengalihkan pandanganku ke arah itu.
Kelihatannya, Aoyagi-kun sedang mencoba memasang sebuah aplikasi di ponsel pintar Shimizu-san.
Dari percakapan yang baru saja kami lakukan, kelihatannya ia mencoba memasukkan aplikasi chatting.
Ia tampak seperti seorang pria yang peduli dan mengajarinya dengan hati-hati......
Aku berpikir dan membalikkan badan ke arah Aoyagi-kun dan teman-temannya.
"Jadi, kita sudah bertukar nomor kontak sekarang......?"
"Ya, dengan ini kamu bisa chatting-an dan telfon gratis."
"B-Begitu. Ehehe......teman, pertama."
Aoyagi-kun dan dia pasti sudah selesai bertukar informasi kontak.
Shinonome-san mengendurkan pipinya dengan sangat gembira.
Dia terlihat benar-benar menempel dengan Aoyagi-kun.
"A-Aku juga, boleh aku bertukar kontak denganmu?"
Entah kenapa, aku ingin bergabung dalam percakapan.
Aku berpikir begitu dan setengah tidak sadar memanggil Shinonome-san.
Dia mungkin tidak menyangka aku akan datang kemari.
Aoyagi-kun menatapku seolah terkejut.
Namun, ia tidak terlihat berniat untuk menyela dan mengalihkan pandangannya pada Shinonome-san seolah ia sedang melihat bagaimana keadaannya.
"Umm, apa boleh......?"
Dan tokoh krusialnya, Shinonome-san, memiringkan kepalanya sedikit, melihat ekspresiku.
Aku hampir tidak pernah mengobrol dengannya sebelumnya, jadi bisa dimengerti kalau dia bingung.
"Ya, kumohon?"
"Ah......ya!"
Ketika aku mengulurkan ponselku, ekspresi Shinonome-san berbinar-binar dan dia mulai mengoperasikan ponselnya sendiri.
Dia sangat imut.......
Menurutku, dia bertubuh mungil dan kecil, seperti binatang kecil, dan dia membuatmu ingin melindunginya.
Dan yang terpenting---dadanya begitu besar sehingga sulit dipercaya bahwa dia adalah seorang siswi SMA.
Aoyagi-kun, apa ia juga menyukai seseorang seperti Shinonome-san ya......?
"Umm, ada apa?"
Ketika aku menatap wajah Aoyagi-kun, ia sepertinya baru saja menatapku, dan mata kami bertemu.
Ia menggaruk pipinya dan terlihat agak tidak nyaman.
"Bukan apa-apa......"
Aku merasa tidak bisa berkata-kata dan memalingkan muka dari Aoyagi-kun.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Aku kemudian bertukar informasi kontak dengan Shinonome-san.
"Teman, lagi......!"
Shinonome-san sangat senang bisa bertukar kontak denganku seperti ini.
Kupikir dia adalah orang yang tidak ingin bersosialisasi terlalu banyak, tapi ternyata tidak demikian.
Tidak heran Aoyagi-kun tidak bisa meninggalkannya sendirian.
Tentu saja, sekarang aku tahu dia adalah orang yang seperti ini, aku ingin bersikap seramah mungkin dengannya......
"Silakan hubungi aku kapan saja......"
"......!"
Shinonome-san mengangguk dengan keras.
Aah, dia benar-benar imut.
Seolah aku sedang berhadapan dengan Emma.
"Syukurlah, Shinonome-san."
"Ya......! Berkat hubungan baikmu dengan Charlotte-san, Aoyagi-kun......Terima kasih......!"
E-Eh......?
M-Mungkinkah ini, apa Shinonome-san menyadari perasaanku......?
"Umm, apa maksudmu?"
Di sebelahku yang merasakan keringat dingin mengalir di punggungku, Aoyagi-kun bertanya pada Shinonome-san sambil tersenyum gelisah.
Kemudian dia membuka mulutnya dengan ekspresi kaget.
"Karena Aoyagi-kun dekat dengannya, makanya......Charlotte-san juga mau bertukar kontak denganku."
"Ah......maksudmu karena dia adalah teman dari seorang teman?"
"Ya......!"
Ketika Aoyagi-kun menyebutkan apa yang ingin Shinonome-san katakan, Shinonome-san menganggukkan kepalanya dengan keras.
Meskipun tidak begitu tepat sasaran, tapi juga tidak jauh dari kenyataan, sebenarnya di dalam hati aku tersenyum pahit.
"Ahaha, itu tidak ada hubungannya. Itu murni karena Charlotte-san ingin berteman dengan Shinonome-san, jadi dia bertukar kontak denganmu."
Aoyagi-kun, yang tidak mengetahui perasaanku, menjawab dengan senyuman bahwa bukan itu masalahnya.
Hal ini membuat wajah Shinonome-san, dengan ekspresi penasaran, menoleh ke arahku.
"B-Benarkah begitu?"
"Y-Ya, tentu saja."
Maafkan aku, sebenarnya ini penuh dengan alasan yang tidak murni......!
"Begitu, ya.......Senangnya......."
Setelah memastikan bahwa aku mengangguk, Shinonome-san menyembunyikan mulutnya dengan ponselnya dan memasang ekspresi antusias.
Aku benar-benar minta maaf......!
"Bagaimanapun, Shinonome-san dekat dengan Aoyagi-kun, bukan?"
Aku sangat malu karena tanpa sengaja mengalihkan topik pembicaraan.
"Hmm, karena Aoyagi-kun...... sangat baik, jadi......"
Jadi, itulah yang sebenarnya terjadi.
Aoyagi-kun, kamu adalah orang yang berdosa.......
Ketika aku menatapnya, Aoyagi-kun dengan canggung membuang muka.
"---selain itu......ia seperti ayahku, jadi......mudah diajak bicara."
""Eh......?""
Saat aku menatap Aoyagi-kun, Shinonome-san mengatakan sesuatu yang tidak terduga, jadi suaraku dan suara Aoyagi-kun, yang terdengar kebingungan, saling tumpang tindih.
"S-Seperti ayahmu......?"
Aoyagi-kun tampak terkejut dan bertanya pada Shinonome-san dengan sedikit gemetar dalam suaranya.
"Ya......kamu mirip sekali dengan ayahku......."
Kemudian, Shinonome-san, yang tidak menyadari perubahan kondisi Aoyagi-kun, mendapat balasan lanjutan.
Aoyagi-kun kemudian menggantungkan kepalanya.
"B-Bagaimanapun, apa aku......terlihat setua itu......?"
"A-Aoyagi-kun, tenangkan dirimu! Aku yakin yang itu! Kupikir dia bermaksud mengatakan bahwa kamu sangat tolerir seperti ayahnya......!"
"Dengan kata lain, di dalamku itu seorang om-om......"
"A-Aoyagi-kun......!"
Tidak bagus.
Seperti yang kupikirkan sebelumnya, Aoyagi-kun khawatir bahwa ia sendiri mengalami penuaan.
Hal ini telah membuatnya benar-benar tertekan.
Aku belum pernah melihat Aoyagi-kun begitu tertekan.
Penampilan luarnya memang anak muda dan ia adalah seorang pemuda yang baik hati......tapi itu tidak tersampaikan dengan baik pada Aoyagi-kun.
Memang benar bahwa kadang-kadang aku melihat Aoyagi-kun sebagai seorang kakak, tapi aku tidak merasa bahwa ia memang cukup tua untuk disebut paman.
"M-Maafkan aku......?"
Aoyagi-kun menjadi tertekan, jadi Shinonome-san, yang tidak bermaksud untuk menyakitinya, dengan cemas meminta maaf pada Aoyagi-kun.
Hal ini membuat Aoyagi-kun tersenyum tanpa daya.
"Ahaha......ya, tidak apa-apa kok."
Kamu sama sekali tidak terlihat baik-baik saja lho!?
Aoyagi-kun sangat lesu dan aku merasa ingin men-tsukkomi-nya.
Ia sangat terganggu tentang hal itu......
Apa yang harus kulakukan?
Meskipun ini adalah kesalahpahaman, menyakitkan untuk melihat Aoyagi-kun shock......
"---He~i, kalian bertiga di sana! Sudah waktunya kita pergi ke pesta kedua!"
Pertolongan dari surga!?
---Saionji-kun datang memanggil kami dengan waktu yang sangat kami syukuri.
"......Kenapa kau murung, Akihito?"
Saionji-kun menatap Aoyagi-kun yang lesu dan memiringkan kepalanya.
"Tidak, tidak apa-apa......"
"Tidak kelihatan tidak apa-apa---yah, terserahlah."
Tidak, ini tidak baik lho!?
Kamu temannya, jadi tolong beri ia semangat......!
Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengomentari Saionji-kun, yang dengan mudah meninggalkan Aoyagi-kun.
Hanya dalam pikiranku, tentu saja.
thanks min, lanjut.
ReplyDelete