Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J2 Bab 2.1

Bab 2 - Kecemburuan Dan Keegoisan Siswi Cantik Pindahan Dari Luar Negeri




"Ngantuknya......"


Aku terbangun dengan matahari yang bersinar melalui tirai dan berhasil membuka kelopak mataku yang berat saat aku bersiap-siap berangkat ke sekolah.


Aku menggosok gigi, memperbaiki rambut tidurku dan mencuci muka, tapi rasa kantukku tetap tidak menghilang.


Aku telah begadang belajar untuk ujian dari hari ke hari, jadi aku merasa sangat lelah.


Aku harus bersikap tegas, kalau tidak, lagi-lagi Charlotte-san akan merasa khawatir.


---Ping-pong!


"Hmm? Apa sudah waktunya Charlotte-san datang......?"


Interkom berdering dua puluh menit lebih awal dari biasanya, jadi aku memiringkan kepalaku dan membuka pintu.


Lalu---


"Se, la, mat, pa, gi. Oni, nii, chan."


Seorang malaikat kecil datang melalui pintu.


Malaikat kecil itu menatapku dengan senyum lebar di wajahnya.


"Oh, Emma-chan? Kamu bisa bahasa Jepang sekarang?"


Emma-chan menyapaku dalam bahasa Jepang, dan tanpa sadar aku pun berbicara dengannya dalam bahasa Jepang.


"......?"


Tentu saja, Emma-chan, yang tidak mengerti bahasa Jepang dengan baik, tidak mengerti apa yang kukatakan dan memiringkan kepalanya.


Setelah itu, Emma-chan mengangguk sambil tersenyum dan menatapku dengan tangan terentang.


Kelihatannya, dia memohon padaku untuk menggendongnya.


......Tapi anak ini sekarang, meski tidak mengerti, mengangguk seenaknya saja.


Yah, ini salahku karena berbicara dengannya dalam bahasa Jepang......   


Aku membungkuk dan menyejajarkan mataku dengan mata Emma-chan dan perlahan-lahan membalas sapaan yang sama sambil tersenyum, "Se, la, mat, pa, gi,".   


Kelihatannya dia sudah bersusah payah mempelajari salam dalam bahasa Jepang, jadi kupikir aku akan membantu Emma-chan terbiasa dengan bahasa Jepang secepat mungkin.


"Ah---Se, la, mat, pa, gi."


Tampaknya dia senang karena aku menyapanya kembali dengan cara yang sama sepertinya, jadi Emma-chan menyapaku dengan cara yang sama lagi.  


Dia sangat imut dengan senyumnya yang mengendur, sambil berkata "Ehehe".   


Aku bisa saja menyapanya dengan cara yang sama lagi, tapi aku merasa itu mungkin akan membuatnya tidak ada habisnya.   


Jadi aku memutuskan untuk menuruti permintaan Emma-chan yang pertama.   


Ketika aku mengulurkan tanganku ke tubuh mungilnya, mata Emma-chan berbinar-binar penuh kegembiraan.   


Aku memeluknya erat-erat agar aku tidak menjatuhkannya, lalu mengangkatnya, dan Emma-chan melakukan hal yang sama dengan melingkarkan tangannya di leherku.   


Dan kemudian dia memberiku ciuman pipi ke pipi seperti biasa.   


Dia benar-benar anak yang manja.   


Tapi itulah yang membuatnya sangat imut.


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Ketika dia mengatakan "Onii-chan" dalam bahasa Jepang dengan pelafalan yang baik, aku benar-benar ingin menjadikannya adik perempuanku.


Dia mengatakan beberapa waktu yang lalu bahwa dia ingin belajar berbicara bahasa Jepang, tapi aku juga terkesan dengan cara dia mencoba mempelajarinya.   


......Ngomong-ngomong, apa yang terjadi dengan Charlotte-san?   


Aku tidak bisa melihat sosoknya......   


Saat aku bertanya-tanya ini, aku merasakan kehadiran seseorang dari pintu.   


Mungkinkah---


Aku menggendong Emma-chan dan mengintip dari balik pintu yang memiliki titik buta.  


Kemudian, aku melihat seorang gadis cantik berambut perak yang sedang memegang pipinya dengan kedua tangan.  


"Ah...... s-selamat pagi......"


Mungkin karena mata kami bertemu, gadis cantik berambut perak---Charlotte-san, menyapaku dengan suara yang memudar.   


Dan kemudian, entah kenapa, dia lari ke belakang secara bertahap.


Bagaimanapun, apa dia ketakutan?


Kenapa dia melarikan diri?


Pertanyaan ini muncul di kepalaku, tapi entah bagaimana aku berhasil menahan diri untuk tidak mengungkapkannya.


Aku kemudian mengusir pikiran-pikiran tidak menyenangkan dari benakku dan mengalihkan senyumku pada Charlotte-san.


"Selamat pagi."


Dan ketika aku membalas salamnya---Charlotte-san memalingkan wajahnya dariku dengan kuat.


......Eh, sampai sebegitunya?


Dengan begitu kuatnya, aku tidak yakin apa yang sedang terjadi.


『Lottie bertingkah aneh.』


Rupanya, aku bukan satu-satunya yang merasa tidak nyaman dengan kondisi Charlotte-san, dan Emma-chan yang ada di gendonganku menatap Charlotte-san dengan ekspresi bingung.


『Apa boleh buat......!』


Pada Emma-chan seperti itu, Charlotte-san menjawab dengan kurangnya ketenangan yang berbeda dari biasanya.


Tapi aku tidak tahu apanya yang apa boleh buat.


Emma-chan juga sepertinya tidak tahu apa yang sedang dibicarakannya, dan dia memiringkan kepalanya sedikit dengan ekspresi heran.


『Ah......itu, aku minta maaf......』


Aku tidak tahu apakah itu karena dia menyadari bahwa aku kebingungan, atau apakah dia pikir dia berteriak terlalu keras, tapi Charlotte-san menunduk dan meminta maaf.


『Tidak, tidak apa-apa, tapi...... untuk saat ini, ayo masuk ke dalam.』


Aku merasa menyesal jika aku menyentuh ini.


Memikirkan hal itu, aku tersenyum dan membawa Charlotte-san masuk ke dalam.


Namun, bahkan setelah memasuki ruangan, wajah Charlotte-san masih merah dan dia gelisah dengan jari-jarinya.


Penampilan itu, tidak peduli bagaimana dilihatnya, tampaknya dia merasa malu.


Sepenuhnya, aku merasa dia sadar akan diriku adalah lawan jenisnya.


......Tidak, tenanglah, diriku.


Bagaimanapun, ini terlalu nyaman untuk kuterima.


Jika aku salah paham di sini, aku akan menjadi orang yang narsis dan memalukan.


Charlotte-san awalnya memiliki sisi pemalu.


Itu mungkin bukan karena dia takut padaku, tapi ada kemungkinan bahwa dia hanya malu karena hal yang tadi dan bukan karena dia ada perasaan terhadapku.


Terutama untuk tipe seperti dia, akan sangat memalukan untuk berbicara dengan suara keras di depan lawan jenis.


『Itu, aku akan membuatkan sarapan ya......』


『Ah, ya......terima kasih.』


Aku memberikan senyuman yang sama pada Charlotte-san, yang wajahnya memerah dan tersenyum yang dipaksakan.


Apa ini, kami bisa berbicara dengan cukup baik di akhir hari kemarin, tapi sekarang sudah seperti ini lagi.


Sejujurnya, hal ini cukup canggung.


Charlotte-san melilitkan apron merah mudanya, yang ditinggalkannya di rumahku, di sekeliling tubuhnya dan mulai memasak sarapan.


Aku tidak bisa menatap sosok punggungnya, jadi aku memalingkan pandangan ke arah gadis kecil nan imut dalam gendonganku yang seolah ingin berkata "Bermainlah denganku!" sambil tersenyum.


Setelah itu, aku bermain dengan Emma-chan sampai sarapan Charlotte-san siap.

12 comments for "Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J2 Bab 2.1"

  1. Semangat terus min tl-nya

    ReplyDelete
  2. Charlotte makin bikin penasaran aja

    ReplyDelete
  3. thanks min, ditunggu lanjutannya.

    ReplyDelete
  4. Semangat min, di tunggu kelanjutannya ( ╹▽╹ )

    ReplyDelete
  5. Semangat min, ditunggu lanjutannya:)

    ReplyDelete
  6. Semangat Mimin👍

    ReplyDelete
  7. Semoga bisa sampe vol 4 tlnya min semangat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Moga aja punya duit buat beli sampe jilid 4 nya

      Delete