Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J2 Bab 1.5
Bab 1 - Gadis Kecil Berambut Perak Masuk Ke Taman Kanak-kanak
Malam itu---saat malam hampir larut, aku merasa bingung.
Penyebabnya adalah, seorang gadis cantik duduk di sebelahku, dengan jarak bahu kami hampir bersentuhan.
Dia menatap ke arah wajahku, tidak melihat buku-buku pelajaran dan buku catatan yang terhampar di mejanya.
Tapi---ketika aku menatapnya, penasaran dengan tatapannya, dia akan segera memalingkan wajahnya dariku.
Karena itu aku berusaha secara sadar untuk tidak memperhatikannya dan mencoba mengembalikan pandanganku ke tanganku---dan dia menatap wajahku lagi.
Sejak Emma-chan tertidur, dia terus mengulangi hal ini.
Sampai kemarin, mereka biasanya kembali ke kamar setelah selesai makan, tapi entah kenapa, hari ini Charlotte-san tidak mau pulang.
Sebaliknya, dia ingin melihatku belajar, dan inilah yang dia lakukan sekarang.
Sejujurnya, aku sama sekali tidak tahu apa yang dia pikirkan, dan aku bahkan tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran jika dia terus bertindak seperti ini.
Namun, jika aku mencoba untuk berbicara dengannya, dia memalingkan wajahnya.
Apa yang harus lakukan ya......
Kupikir alasan Charlotte-san memalingkan wajahnya adalah karena dia takut padaku setelah kejadian hari ini.
Tapi jika itu masalahnya, dia tidak akan repot-repot datang ke rumahku.
Pikiran yang sama terus berputar-putar di kepalaku sejak beberapa waktu lalu, dan aku merasa tersesat di dalam labirin yang tidak bisa kutemukan jawabannya.
Bagaimanapun, aku tidak akan kemana-mana jika terus seperti ini.
Aku harus mengambil keputusan dan mencoba berbicara dengannya......
Kupikir percakapan tanpa suara ini akan terus berlanjut sampai Charlotte-san kembali ke rumahnya, jadi aku memutuskan untuk memecahkan kebuntuan.
"Hei Charlotte-san, bolehkah aku bicara sebentar?"
"Y-Ya!? A-A-AAda apa!?"
Bertindak mencurigakan---reaksinya saat aku memanggilnya membuatku berpikir akan dua kata itu.
Dia melirik ke arahku, tapi tidak pernah melakukan kontak mata.
......Diputuskan.
Ini----dia benar-benar ketakutan.
"Itu, aku minta maaf......"
"Eh? Eh? K-Kenapa kamu minta maaf......?"
Ketika aku meminta maaf, Charlotte-san menatapku dengan heran.
Aku merasa mata kamu baru bertemu untuk pertama kalinya sejak pagi ini.
Mungkin aku adalah orang yang sangat sederhana yang bahagia hanya karena mata kami bertemu.
Tapi sekarang aku lebih baik meminta maaf padanya dengan benar.
"Aku telah menunjukkan sesuatu yang menakutkan saat makan siang hari ini. Aku benar-benar minta maaf karena telah membuatmu takut."
"......"
Aku membalikkan tubuhku dengan benar ke arah Charlotte-san dan membungkuk dalam-dalam, dan dia terdiam.
Aku tidak bisa melihat wajahnya, tapi aku tahu dia menatapku dari kehadiran yang kurasakan.
Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan saat ini.
Tapi aku hanya ingin dia tahu bahwa aku bukan tipe orang yang akan menyakitinya.
Jadi, saat aku menunggunya untuk mengatakan sesuatu---
"Ei!"
Dengan teriakan yang lucu, entah kenapa, kepalaku dipukul dengan pukulan yang lemah.
Aku tidak bisa menyembunyikan kebingunganku atas kejadian yang tiba-tiba itu dan mengangkat kepala untuk melihat wajah Charlotte-san.
Kemudian, entah kenapa, Charlotte-san, yang pipinya memerah, menggembungkan pipinya dengan lucu.
Melihat wajahnya, aku semakin bingung.
Kenapa dia merajuk?
"C-Charlotte-san?"
"Aoyagi-kun, kamu salah paham......Aku tidak takut padamu, Aoyagi-kun......!"
"Eh? B-Begitukah?"
"Tentu saja......! Kenapa aku takut pada orang yang telah menolongku......!?"
Memang benar, jika seseorang membantu kita, biasanya kita akan berterima kasih dan tidak merasa takut terhadap mereka.
Tetapi dalam kasusku, aku melakukannya dengan cara yang salah......
"Lalu, kenapa kamu memalingkan wajahmu dan menghindari kontak mata......?"
Aku menelan apa yang kupikirkan dan memutuskan untuk mendengarkan pikiran Charlotte-san.
Aku yakin akan lebih baik mendengar pikiran Charlotte-san daripada aku berpikir hal-hal yang rumit sendiri, sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman yang aneh-aneh.
Namun---
"I-Itu......"
Charlotte-san memalingkan matanya lagi.
Dan seperti sebelumnya, dia melirik ke arahku.
Dia terlihat menggumamkan sesuatu, apa dia mencoba mengatakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan......?
Jika seseorang menunjukkan tingkah seperti itu, aku hanya akan menganggap mereka ketakutan.
Selain itu -.
"I-Itu rahasia......!"
Dia memalingkan wajah dan menghindari pertanyaan dengan cara yang tidak jelas.
Sebaiknya jangan menyinggung ini lebih jauh lagi.
"---Ngomong-ngomong, Emma-chan, suasana hatinya sangat baik saat dia pulang dari TK ya."
Aku berubah pikiran dan berbicara tentang topik yang mungkin akan dibicarakan oleh Charlotte-san.
Kemudian, Charlotte-san menolehkan wajahnya ke arahku, dan membuatku bertanya-tanya apa yang membuatnya memalingkan wajahnya dariku sebelumnya.
"Itu mengejutkan, bukan? Aku tidak menyangka suasana hati Emma bisa jadi sebaik itu."
Tidak mengherankan kalau Charlotte-san terkejut.
Ekspektasi kami adalah bahwa Emma-chan akan pulang dengan suasana hati yang buruk setelah pergi ke tempat yang asing.
Namun melihat kondisinya, Emma-chan sedang dalam keadaan gembira.
Kelihatannya, dia telah mendapatkan teman yang baik.
"Claire-chan ya? Emma-chan, yang dia bicarakan sejak dia pulang adalah anak itu."
Tln : aku masih kurang yakin apa bener namanya Claire, soalnya di raw tulisannya pake katakana (クレア) dia karena ini TK khusus orang luar, jadi dia bukan orang jepun, seharusnya.
"Mungkin keduanya memiliki banyak kesamaan. Emma sebenarnya agak pemalu, jadi sangat bagus memiliki teman baru yang yang langsung akrab dengannya sejak hari pertama."
Charlotte-san tersenyum lembut, seperti seorang ibu.
Baginya, Emma tidak lagi seperti adik perempuan, tapi seperti seorang anak.
Mungkin memang seharusnya begitu, karena usia mereka terpaut jauh dan Charlotte-lah yang merawat anak itu.
"Aku ingin tahu seperti apa dia? Ketika aku bertanya kepada Emma-chan tentang dia, yang dia katakan adalah bahwa dia imut."
"Soalnya kosakatanya masih belum banyak. Kurasa kata imut itu bisa berarti banyak hal yang berbeda."
Memang, seperti yang dikatakan Charlotte-san.
Emma-chan kecil tidak bisa mengkategorikannya secara rinci, dan kukira semuanya bermuara pada kata 'imut'.
"Tapi dia memang anak yang sangat imut."
"Benarkah? Yah, semua anak kecil itu imut ya."
"Itu satu hal, tapi......dia memiliki wajah yang membuatmu berpikir dia pasti akan menjadi gadis cantik di masa depan. Ditambah lagi, dia sangat menggemaskan dalam cara dia berperilaku."
"Maksudnya?"
"Ketika Emma akan pulang, dia menempel erat pada Emma dan tidak mau melepaskannya."
"Oh, mereka benar-benar akrab ya."
Mereka menjadi sedekat itu hanya dalam satu hari?
Aku tidak bisa tidak terkejut, terutama karena yang kami bicarakan adalah Emma-chan.
"Tapi jika begitu, apa Emma-chan juga tidak ingin pulang?"
"Ya, dia agak enggan untuk pergi---tapi ketika aku memberitahunya bahwa Aoyagi-kun menunggu, dia dengan mudah datang ke arahku."
Charlotte-san menggaruk pipinya dengan jari telunjuknya dan tertawa kecil "Ahaha......"
Dia memalingkan wajahnya sedikit, mungkin berpikir dia telah melakukan sesuatu yang buruk pada Claire-chan.
"Apa yang bisa aku katakan, ya......Emma-chan, dia tetap sama seperti biasanya ya......"
Itu mungkin benar, jika dia dengan mudah membalikkan tangannya seperti itu......
"Yah, mereka masih kecil, jadi tidak akan ada yang salah dengan hal itu......"
"Sedangkan Emma, dia bahkan tidak menyadari bahwa dia melakukan hal yang buruk."
Ya, Emma-chan sangat egois sehingga dia tidak benar-benar menyadarinya.
Charlotte-san mungkin juga menyadari hal itu dan biasanya memperingati Emma-chan.
Namun, dia sendiri hanya memanjakan Emma-chan saat dia sendirian dengannya, jadi kurasa hal itu tidak berpengaruh.
Nah, jika Emma-chan akan tinggal dalam sebuah kelompok mulai sekarang, dia akan mulai memperhatikan mereka, mau tidak mau.
Kekhawatirannya adalah apakah akan ada konflik besar---tapi mengatakannya sekarang hanya akan membuat Charlotte-san cemas.
"Kupikir Emma-chan akan belajar banyak hal mulai sekarang. Dalam prosesnya, kupikir dia juga akan belajar mana yang baik dan mana yang buruk."
"Itu benar, tapi......aku takut kalau dia akan membuat kesalahan besar sebelum dia memahami itu."
Tentu saja, jika pada saat kau memahaminya dan itu sudah terlambat, tidak ada gunanya membicarakannya.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Namun, ini juga hanya masalah orang-orang di sekitarnya yang harus berhati-hati.
"Jika Emma-chan sudah lebih besar, ya, tapi dia masih terlalu kecil sekarang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan seperti yang kamu katakan. Jika masih ada yang perlu dikhawatirkan, itu adalah pertemanannya."
"Pertemanannya, ya......"
"Anak-anak begitu murni. Kadang-kadang mereka kejam karena mereka begitu murni."
"Aoyagi-kun......"
Suara Charlotte-san menjadi gelap dan dia menatapku dengan ekspresi khawatir.
Aku terkejut mendengar suaranya.
"......Maaf, itu sedikit berlebihan."
Seharusnya aku berpikir sebelumnya bahwa aku hanya akan membuatnya cemas, tapi apa sih yang kukatakan?
Aku baru saja membuat Charlotte-san gelisah.
Bagaimanapun juga, aku harus melakukan sesuatu dengan suasana ini.
"Yah, tidak perlu khawatir. Kurasa Emma-chan tidak akan mengalami masalah, dan jika terjadi sesuatu yang tidak beres, kita akan ada di sana untuk membantumu."
Aku memberinya senyum secerah mungkin.
Charlotte-san terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi dia menelan kata-katanya dengan satu tegukan dan memberiku senyuman yang sama.
"Ya, kukira begitu. Pada akhirnya, kita harus melakukan apa yang kita bisa untuknya, kan? Selain itu, kupikir penting untuk percaya pada anak ini."
"Ya, aku setuju. Kupikir kadang-kadang kau harus mengawasi mereka. Maaf ya, aku telah mengubah cerita yang tadinya ceria menjadi kelam......"
"T-Tidak, tidak! Kurasa itu karena kamu menganggap Emma serius!"
Ketika aku meminta maaf, Charlotte-san melambaikan tangannya dengan kuat di depan wajahnya sendiri, menyangkal perkataanku.
Kemudian, ekspresinya melembut dan mengepalkan tangan di depan dadanya.
"Selain itu, itu membuatku senang. Aoyagi-kun selalu menganggap kami serius, jadi......"
"---"
Dengan mata yang melembut seolah-olah dia melayang karena kepanasan, Charlotte-san menggumamkannya, dan aku langsung merasakan wajahku memanas.
"Ah......t-tidak ada maksud lain! Tidak ada!"
Dan kemudian Charlotte-san, yang menyadari bagaimana keadaanku, mulai melambaikan tangannya di depan wajahnya lagi.
Wajahnya menjadi merah padam dan dia berusaha sekuat tenaga untuk menyangkalnya.
Ah, aku tidak bisa lagi......!
Wajahku sangat panas......!
"J-Jangan khawatir, aku tidak salah paham apapun kok......!"
Aku memegang wajahku dengan tangan kananku dan memalingkan wajahku dari Charlotte-san.
Dasar......dia adalah dia, dia memiliki sifat spontan alami, dan dia akan mengatakan hal-hal yang akan membuatmu salah paham.
Bahkan ciuman sebelumnya pun seperti itu......dan jika aku tidak berhati-hati, aku akan benar-benar salah paham dengannya.
"L-Lebih dari itu, aku sangat berterima kasih padamu, Aoyagi-kun......! Kupikir berkat Aoyagi-kun, Emma bisa berteman sejak hari pertama......!"
"Eh? Meski aku tidak berpikir begitu......"
"Tidak, sampai belum lama ini, Emma tidak mencoba berteman dengan siapa pun di luar keluarganya. Hal itu tidak berubah saat dia berada di fasilitas di Inggris......yang mirip dengan taman kanak-kanak di Jepang. Namun, hal itu berubah ketika kami datang ke Jepang. Apa kamu tahu? Emma, ketika seorang ibu rumah tangga yang dia temui di jalan melambaikan tangan kepadanya, dia mulai melambaikan tangan kembali, meskipun dia terlihat malu. Dan itu adalah perilaku yang mulai dia lakukan setelah dia mulai menempel pada Aoyagi-kun."
Aku tidak tahu itu.
Karena ketika dia bersamaku, dia pada dasarnya berada di gendonganku dan Emma-chan menempelkan wajahnya di dadaku, berbicara denganku atau menonton video kucing.
"Karena itu, dia mendapatkan teman saat ini dan bisa menyesuaikan diri dengan cepat di TK, itu berkat Aoyagi-kun."
Anak ini benar-benar......menilai aku terlalu tinggi, bukan?
Selain itu, aku punya satu pertanyaan.
Jika gangguan komunikasi Emma-chan sudah membaik, kenapa anak itu hanya membicarakan Claire-chan?
Kupikir dia akan punya teman lain, meskipun itu adalah TK khusus orang luar negeri......
Namun, akan lebih baik untuk tidak mengatakan hal ini karena akan membuat Charlotte-san merasa tidak nyaman.
Selain itu, kemungkinan besar hanya karena Claire-chan yang sangat cocok dengannya, jadi dia hanya membicarakan anak itu.
"Aku tidak sehebat itu. Kupikir pertumbuhan Emma-chan sendirilah yang berubah."
Menanggapi kata-kata Charlotte-san, aku tersenyum dan menggelengkan kepala dari satu sisi ke sisi lain.
"......Begitu ya."
Hmm......?
Apa itu, untuk sesaat sepertinya Charlotte-san terlihat sedih dan matanya tertunduk.
Apa aku mengatakan sesuatu yang membuatnya sedih......?
"Charlotte-san?"
"Ya?"
Ketika aku memanggilnya, Charlotte-san memiringkan kepalanya sedikit dan menatapku.
Dia sedikit menengadah, bagaimanapun, aku berpikir dia adalah seorang gadis yang curang.
"T-Tidak, bukan apa-apa."
"Begitukah......?"
"Umm, ya. Daripada itu, dari situasi Emma-chan, kurasa kita bisa mengadakan pesta penyambutan untuk Charlotte-san ya."
Aku menghentikan diriku untuk berbicara lebih jauh dan memberinya sesuatu yang ceria untuk dibicarakan.
Selain itu, yang ini juga penting.
"Ah......pesta penyambutan.......Tapi apa itu tidak apa-apa......? Meminta waktu semua orang hanya untukku......"
"Sebaliknya, aku yakin mereka akan dengan senang hati melakukannya. Bahkan pada hari pertama kamu pindah, mereka juga begitu kan?"
"Saat kamu mengatakannya.....Tapi itu adalah hari terakhir ujian, bukankah semua orang ingin bersantai......?"
"Itulah sebabnya kupikir ini adalah kesempatan yang bagus. Dengan adanya pesta penyambutan, semua orang dapat bersenang-senang. Selain itu, kupikir banyak orang yang ingin berbicara denganmu. Dan, aku sengaja memilih hari terakhir ujian karena ada beberapa alasan lainnya."
"Dan maksudmu?"
"Sekolah kita sangat fokus pada pelajaran sehingga disebut sebagai sekolah persiapan. Jadi---dan ini mungkin terdengar aneh---kegiatan klub ditiadakan bahkan pada hari terakhir ujian. Ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi siswa untuk beristirahat dan merilekskan diri setelah mempersiapkan ujian. Oleh karena itu, pada hari itu tidak akan ada siswa yang merasa frustasi karena tidak bisa hadir ke pesta penyambutan karena harus mengikuti klub mereka."
"Untuk berpikir sejauh itu......sungguh, Aoyagi-kun itu luar biasa ya......."
Charlotte-san menatapku dengan ekspresi kekaguman, sambil mengandung sedikit keterkejutan.
Kupikir sebagian besar orang akan berpikir seperti itu secara alami......
"Aku senang dengan pujiannya, tapi kalau terlalu berlebihan, aku jadi kerepotan sendiri. Aku hanya seorang siswa SMA biasa."
"Kalau itu, memang benar, tapi......entah kenapa, Aoyagi-kun terasa seperti lebih tua dari kelihatannya......"
Charlotte-san memalingkan matanya dariku dan mengatakan itu dengan pipinya yang kemerahan.
Aku terkejut---dengan kata-kata itu.
"Eh!? Apa aku terlihat setua itu!?"
"Kenapa jadi begitu!? Aoyagi-kun, kamu kadang-kadang melakukannya dengan sengaja, bukan!?"
Ketika aku bereaksi, Charlotte-san menggembungkan pipinya dan marah.
Aku mungkin sakit karena merasa kalau dia yang seperti itu juga lucu.
"Yah, aku sudah sering diberitahu seperti itu sejak dulu......"
"Meski begitu, tidakkah kamu melihatnya dalam makna yang baik untuk usia kita......? Mereka bilang kamu terlihat lebih dewasa lho?"
"Pada akhirnya, aku terlihat tua dibandingkan dengan usiaku, bukankah begitu......?"
"Ti-dak-se-per-ti-itu! Dari segi kepribadian, kamu terlihat dewasa!"
Dia sengaja memotong kata-katanya dan menyangkalnya, dengan pipinya yang sedikit menggembung, seakan-akan itu adalah bagian yang tidak bisa dinegosiasikan dari sudut pandang Charlotte-san.
Ya, bagaimanapun......bukankah gadis itu terlalu inut?
---Dan yah, meskipun bercanda, memang benar, aku tidak pernah diberitahu kalau terlihat seperti pria tua.
Begitu ya, jadi begitu.
Aku tidak terlihat tua, kan......?
"Yah, senang mendengarnya kalau seperti itu."
"Ya---ah, kita sudah keluar dari topik ya.......Maaf......."
Ketika Charlotte menyadari bahwa percakapan telah berubah menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda dari pesta penyambutan, dia menundukkan kepalanya, wajahnya memerah.
Anak yang serius seperti biasa ya.
"Jangan khawatirkan hal itu. Kita hanya berdua di sini, jadi kita bisa membicarakan apa pun yang kita inginkan."
"H-Hanya kita berdua......!?"
"Eh?"
Aku tidak tahu apa yang mengganggunya, tapi Charlotte-san tiba-tiba memalingkan wajahnya dariku.
Kemudian dia meletakkan tangannya di atas mulutnya dan menggumamkan sesuatu.
"Ya, ya......! Memang terlambat untuk mengatakannya, tapi hanya berdua, laki-laki dan perempuan, dalam ruangan ini, itu sangat luar biasa, bukan......!? Meskipun Emma sedang tidur di samping kita, hal-hal tak terduga bisa saja terjadi, bukan!?
"U-Um, Charlotte-san? Kamu baik-baik saja......?"
Wajah Charlotte-san tiba-tiba berubah menjadi merah padam dan dia menggumamkan sesuatu pada dirinya sendiri dengan ekspresi seolah dia kaget sendiri, aku jadi khawatir dan memanggilnya.
Dia kemudian mengguncang-guncangkan bahunya dan menatapku dengan takut-takut.
"A-Apa kamu mendengarnya......?"
"U-Umm, aku tidak mendengar sampai ke isinya kok!"
Aku tahu kalau aku tidak bisa mengatakan kalau aku mendengarnya, dan aku segera menyangkalnya.
Tentu saja, aku juga berbohong bahwa aku tidak mendengar isinya.
"......Syukurlah......"
Ketika dia menyadari bahwa aku tidak mendengarnya, Charlotte-san menepuk dadanya dengan lega.
Untuk sesaat, pandanganku tertarik oleh gerakan tangannya, tapi aku buru-buru mengembalikan pandanganku ke wajah Charlotte-san.
"J-Jadi, apa tadi......? Ah, ya, pesta penyambutan, bisakah kita lanjutkan sesuai rencana?"
"Ah, ya......! Aku menantikannya......!"
Ketika aku mengonfirmasikannya untuk memastikannya, Charlotte-san menundukkan kepalanya sambil tersenyum lebar.
"Ya, baguslah. Lalu, maaf Charlotte-san, tapi bisakah kamu yang memberitahu Akira kalau kamu bisa ikut?"
Jika aku yang memberitahunya, Akira akan bertanya.
Memang konfirmasi dari Akira sudah dilakukan, jadi sekarang ini saatnya untuk Charlotte-san memberikan jawaban ke Akira.
"Aku mengerti. Bagaimanapun ada banyak hal yang terjadi, bukan?"
Banyak hal---ketika dia mengucapkan kata-kata itu, dia tampak menundukkan pandangannya dengan sedih sejenak.
Dia adalah orang yang baik hati dan serius, jadi mungkin dia tidak ingin berada dalam situasi seperti ini, di mana dia harus menyembunyikan banyak hal.
Namun, memikirkan dirinya, akan lebih baik jika hubungan kami tidak diketahui oleh teman-teman sekelas.
"Kalau begitu, kurasa ini saatnya kami pulang. Maaf, aku mengganggu waktu belajar ujianmu......"
"Tidak, aku senang itu adalah perubahan suasana yang menyenangkan. Terima kasih, Charlotte-san."
"---! K-Kalau begitu, aku permisi......!"
Ketika aku mengucapkan terima kasih sambil tersenyum, entah kenapa Charlotte-san memalingkan wajahnya dariku, menggendong Emma-chan, yang sedang tidur, dalam pelukannya, dan meninggalkan ruangan.
Biasanya, dia akan membereskan kasurnya sebelum pergi, aku ingin tahu apa yang terjadi padanya......
Aku memiringkan kepala dan menyimpan futon, lalu menutup pintu dan melanjutkan belajar untuk ujian.
Akhir Bab 1
Lanjuuuttttt
ReplyDeleteLanjut min
ReplyDeleteSemangat minn
ReplyDeleteSemoga di tl ampe vol 4 ama mimin hehehe
Semangat min tlnya
ReplyDelete