Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J2 Bab 1.4
Bab 1 - Gadis Kecil Berambut Perak Masuk Ke Taman Kanak-kanak
"Hei, bukankah arah ke ruang kelas rasanya berisik?"
Ketika kami kembali ke sekitar ruang kelas, Akira mengerutkan keningnya karena ruang kelas kami tampak ramai dengan suara berisik.
Sejak Charlotte-san datang untuk belajar di luar negeri, anak-anak dari kelas lain mulai berkumpul di sini, jadi setiap hari selalu berisik, tapi entah kenapa, hari ini terasa berbeda.
"Ini tidak seperti hanya dua orang atau semacamnya lho......? Selain itu---tidak, ayo kita bergegas sedikit."
Yang kami dengar adalah banyak orang berteriak satu sama lain.
Semuanya terdengar seperti suara anak laki-laki, tapi aku bisa mendengar suara yang jelas seperti bel bercampur di antara mereka.
Karena itu aku bergegas ke kelas bersama Akira.
Lalu---
"Kalian, berhentilah terbawa suasana. Kamilah yang mengajaknya!"
"Kalianlah yang seharusnya berhenti. Kalian keras kepala, dari hari ke hari. Jangan terlalu sombong hanya karena kalian itu senior!"
Di tengah ruang kelas, dua anak laki-laki saling mencengkram kerah satu sama lain.
Di belakang mereka, para siswa berpencar saling berteriak satu sama lain.
Di satu sisi adalah teman sekelasku---di sisi lain adalah siswa kelas tiga, yang akhir-akhir ini muncul di kelasku setiap hari.
Anak-anak perempuan itu pasti ketakutan.
Mereka pergi ke sudut kelas dan terlihat ketakutan saat melihat anak laki-laki dari kejauhan.
Di tengah-tengah semua ini---
"Aku mohon, tolong hentikan ini......!"
Charlotte-san mengeraskan suaranya untuk menghentikan mereka saling mencengkeram kerah satu sama lain.
Meski......dia berusaha keras untuk meninggikan suaranya, tapi ekspresinya terlihat ketakutan.
Dari sudut matanya......tetes air mata melayang.
"Mereka ini......!"
Akira, yang mengerti apa yang terjadi, mulai bergerak untuk menghentikan anak-anak itu.
Tapi---lebih cepat dari itu, tubuhku tanpa sadar bergerak.
"---Apa yang kalian lakukan......?"
Dua orang perwakilan yang sedang memegangi kerah masing-masing, aku mencengkeram lengan mereka erat-erat.
""A-Aduduh! Apa yang kau lakukan!""
Keduanya saling berteriak, seakan perkelahian mereka itu tidak pernah terjadi, dan memelototiku.
Hanya saja---ketika aku memberikan lebih banyak kekuatan, mereka berubah warna dan mulai mencoba menarik lenganku.
Kupikir aku bereaksi berlebihan, dan aku melepaskan lengan yang kupegang.
Dua orang yang lengannya terbebas menggosok-gosok lengan mereka karena kesakitan, tapi aku tidak memperhatikan mereka.
"Apa yang dilakukan oleh sekelompok anak laki-laki yang semua berkumpul dan membuat para gadis menjadi takut? Kalian datang ke sekolah itu untuk melakukan apa?"
"""""---!"""""
Wajah anak-anak itu berubah ketika mereka melihatku.
Mereka terlihat seolah telah melihat sesuatu yang seharusnya tidak mereka lihat.
"T-Tidak, bukan begitu! Kami hanya sedikit terlalu panas. Jadi jangan menatapku seperti itu!"
Anak laki-laki dari pihak siswa kelas tiga, yang telah berkelahi, membuat alasan dengan senyum kaku.
"B-Benar! Kami hanya membuat sedikit keributan! Ini hanya candaan ringan! Jadi jangan menatap kami seperti itu, Aoyagi!"
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Teman-teman sekelasku juga menepuk punggungku dengan tawa pura-pura dan kosong, sambil berkata, "Ahaha".
Apanya yang candaan.
Jika itu hanya candaan dan membuat Charlotte-san takut, itu bahkan lebih tidak bisa dimaafkan.
Aku mencoba menanyai anak-anak itu lebih lanjut, tapi---
"Tenanglah, Akihito. Apa yang akan terjadi kalau kau kehilangan kesabaran juga?"
Tiba-tiba, kepalaku dipukul.
Aku kembali pada akal sehatku.
"......Maaf, para senior. Jam makan siang sudah hampir selesai, bisakah kalian kembali ke kelas masing-masing?"
Aku menarik napas dalam-dalam untuk mengeluarkan hawa panas dari tubuhku dan meminta para pengacau untuk pergi.
Dari penampilan para senior, mereka tidak akan berdebat satu sama lain lagi.
"Y-Ya, maaf ya, karena telah mengganggu kalian......"
"M-Maaf juga dengan para gadis, karena telah membuat keributan......"
"Charlotte-san, sampai jumpa lagi......"
Anak-anak kelas tiga mengerti dan beranjak pergi.
Tampaknya mereka belum menyerah pada Charlotte-san, tapi setidaknya mereka akan diam selama beberapa hari.
Saat aku memandang mereka dari samping---aku merasakan sedikit penyesalan.
Apa sih yang kulakukan, aku ini.......
Saya tidak bisa melakukan apa yang seharusnya kulakukan karena aku terlalu panas melihat penampilan Charlotte-san yang ketakutan.
Cara seperti itu bukan hanya tidak bisa meredakan situasi, malah bisa memperburuk keadaan.
Aku harus berterima kasih kepada Akira karena menghentikanku sebelum menjadi lebih buruk......
"U-Um, maaf ya, Aoyagi......."
"T-Tapi, kau lihat, mereka itu sangat keras kepala. Kabarnya setiap hari anak kelas tiga datang ke ruang kelas anak kelas dua dan......"
Saat aku merenung sendirian, teman sekelasku meminta maaf padaku entah atas sesuatu hal apa.
Namun, alih-alih menyesal, sikapnya tampak lebih seperti mereka mencoba melimpahkan kesalahan pada siswa kelas tiga.
Meskipun aku sedikit kesal dengan sikap ini, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti yang kulakukan tadi.
Aku membiarkan hawa panas yang mulai menumpuk kembali keluar bersama napasku dan menatap mata anak-anak itu.
"Tidak, jangan minta maaf padaku. Jika kalian ingin meminta maaf, kalian harus meminta maaf pada Charlotte-san dan gadis-gadis lainnya."
Aku berkata dan melihat ke arah anak-anak yang masih berada di sudut kelas.
Anak-anak itu kemudian mendatangi Charlotte-san dan yang lainnya untuk meminta maaf kepada mereka.
Aku agak terkejut, betapa mudahnya anak-anak itu mendengarkan apa yang kukatakan, tapi aku memikirkan beberapa tindakan pencegahan untuk mencegah situasi semacam ini terjadi lagi.
---Meski begitu, ini sudah terlalu jauh hingga menyebabkan keributan.
Daripada aku yang melakukan sesuatu, aku akan meminta Miyu-sensei untuk bergerak.
Tidak ada seorang pun di sekolah ini yang bisa melawan orang yang memiliki alasan yang adil.
"......"
"Hm? Ada apa, Akira?"
Ketika aku sedang memikirkan hal itu, Akira menatapku, jadi aku memanggilnya.
Kalau dipikir-pikir, aku harus berterima kasih kepada Akira.
"Tidak, bukan apa-apa......"
"Begitu. Yah, terima kasih. Berkatmu, ini tidak berubah menjadi kekacauan yang aneh."
"Ya, itu bagus, tapi.......Tapi siapa sangka suasana hati Akhihito menjadi buruk sampai kau marah seperti itu......Bagaimanapun, aku harus berhati-hati untuk tidak mengungkit topik itu lagi......"
Setelah mengucapkan syukur, Akira berbalik membelakangiku dan pergi, sambil mengucapkan sesuatu sambil berlalu.
Ia bertingkah agak aneh, tapi.......
"Hei, Akira---"
"---U-Um, Aoyagi-kun......."
"Ah...... "
Sebuah suara yang jelas dari belakangku membuatku menoleh, dan merasa sedikit canggung.
Kemudian, di sana berdiri Charlotte-san yang menundukkan kepala.
......Matanya, dia tidak melakukan kontak mata denganku.......
Apa ini karena dia takut padaku......?
"Um, ada apa?"
"Itu......terima kasih banyak......"
Ketika dia mengeluarkan suaranya, dia menunduk dan berterima kasih kepadaku.
Dia serius dan sopan, jadi kukira dia berusaha keras untuk berterima kasih kepadaku.
Tapi aku terkejut, karena dia tidak melakukan kontak mata denganku.
Ketika aku mencoba menjawab, dia menundukkan kepalanya lebih dalam dan segera pergi bergabung dengan para gadis.
Seolah, dia mencoba untuk menghindar.
......Sial, aku benar-benar tertekan.
---Pada akhirnya, aku tidak melakukan kontak mata dengan Charlotte-san setelah kejadian ini dan aku cukup tertekan.
◆
semangat tl nya bang sory ga bisa donate
ReplyDeleteAgan ninggalin jejak aja udah seneng gan😁
DeleteDitunggu lanjutannya min, semangat
ReplyDeleteSemangat min....
ReplyDeletelanjut min
ReplyDeleteSemangat min. Ditunggu lanjutannya
ReplyDeleteKirain ni LN ga ada lagi yang baca,
ReplyDeleteBtw makasih TL nya min
sama sama gan
Delete