Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J1 Bab 5.3
Bab 5 - Tinggal Bersama Seorang Gadis Kecil Yang Hidup di Rumah Sebelah
『---Waaaaaaah! Masuk mataaaaaa!』
『Itu karena kamu tidak menutup matamu dengan benar! Ini, basuh matamu dengan air......!』
Percakapan antara Bennett bersaudara bisa terdengar dari balik pintu.
Sekarang, kedengarannya sampo atau air bilasan masuk ke mata Emma-chan.
Saat ini aku sedang duduk di ruang ganti, menunggu mereka selesai mandi.
Di dekatku terdapat pakaian Charlotte-san dan Emma-chan dalam kantong plastik.
Aku tahu dia meninggalkannya di ruang ganti karena dia tidak bisa keluar ke lorong atau turun ke bawah dalam keadaan telanjang setelah dia menanggalkan pakaian, tapi ku tidak menyangka itu akan ditinggalkan begitu saja tanpa perlindungan.
Tentu saja, aku tidak akan mengorek isinya karena aku tidak bisa mengkhianati kepercayaannya.
『Onii-chan, Lottie nakal......!』
『Sampo masuk ke mata Emma itu karena Emma membuka matanya, oke!? Kamu tidak bisa menyalahkanku lho!?』
Apaan ini, sepertinya di dalam cukup menyenangkan.
Tanpa sadar, aku jadi ingin melihat ke arah mereka, tapi mereka sedang membasuh badan mereka, jadi aku bisa melihat siluet mereka di pintu kaca buram.
Terlebih, warna kulitnya juga.
Bagaimanapun, aku tidak bisa mengkhianati kepercayaannya, jadi aku tidak bisa menatapnya.
『Emma-chan, tidak apa-apa. Ayo cuci matamu dengan benar.』
Aku menjawab Emma-chan dengan suara seceria mungkin sambil mengendalikan pikiranku.
Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara orang berendam di air panas.
Lalu, aku mendengar sebuah suara datang dari dalam ke arahku.
『Onii-chan tidak masuk?』
Itu adalah undangan dari Emma-chan yang lugu.
Ya, itu adalah undangan jahat yang sangat mengguncang hatiku.
『T-Tidak boleh lho!? Kamu tidak boleh masuk, oke!?』
Tentu saja, Charlotte-san yang akan kerepotan kalau aku masuk sekarang mencoba menghentikanku dengan panik.
Dan tentu saja, aku juga tidak bisa masuk.
Tidak, sejujurnya, kalau bisa, aku ingin masuk, tapi jika itu akan membuatnya sedih, aku tidak bisa.
『Lottie, kamu membuat Onii-chan merasa ditinggalkan......!』
『Bukan itu intinya! Soalnya, aku sedang telanjang sekarang!』
『......? Kalau mandi itu memang harus telanjang lho?』
『Aku tahu, tapi bukan itu maksudku! Kita itu perempuan dan Aoyagi-kun itu laki-laki.......!』
『......? Emma tidak mengerti apa yang Lottie katakan. Lottie, kamu aneh.』
Kelihatannya Charlotte-san berusaha sebaik mungkin untuk meyakinkan Emma-chan, tapi Emma-chan yang masih kecil, sepertinya belum memahami masalah gender, dan percakapannya tidak menarik.
Dia awalnya memang tidak puas dengan Charlotte-san, dan sepertinya mereka akan mulai berdebat lagi.
『Maaf ya, Emma-chan. Aku tidak bisa pergi ke sana.』
『Kenapa......?』
『Karena aku laki-laki dan aku hanya boleh mandi dengan perempuan yang sudah kunikahi.』
Aku sempat ragu bahwa dia akan menerima itu dengan mengatakan tentang pernikahan, namun ternyata banyak anak perempuan di usia ini yang mengetahuinya.
Itulah yang kupikirkan, jadi kukatakan begitu---
『Kalau begitu Emma akan menikah sama Onii-chan!』
Emma-chan menanggapi dengan lebih tak terduga lagi.
Yah, seperti yang diharapkan dari seorang gadis muda, dia mungkin mengatakannya tanpa berpikir panjang.
『Hmmm, kurasa itu tidak mungkin.』
『Kenapa......? Onii-chan, apa kamu benci Emma......?』
『B-Bukan begitu! Hanya saja, Emma-chan tidak bisa menikah sampai Emma-chan sudah dewasa.......!』
Bahkan dari balik pintu, aku bisa mendengar dari suara Emma-chan bahwa dia akan menangis, dan aku buru-buru menjelaskan alasannya.
Kemudian, kali ini, suara ceria kembali terdengar dari Emma-chan.
『Kalau begitu, kalau Emma sudah besar, Emma akan menikah sama Onii-chan!』
Ini sama sekali tidak berkaitan dengan masalah mandi, tapi Emma-chan mengatakannya dengan cara yang sangat lucu.
Anak kecil sangat cepat mengatakan hal-hal seperti ini ya.
『Ahaha, begitu ya. Kalau perasaan Emma-chan tidak berubah saat Emma-chan sudah besar nanti, maka---』
"Aoyagi-kun, kamu tidak boleh melakukan itu."
"Charlotte-san......?"
Ketika aku mencoba menanggapi kata-kata Emma-chan dengan ringan, Charlotte-san menghentikanku dengan suara serius.
Terlebih, dia mengatakan itu dalam bahasa Jepang berarti bahwa itu adalah sesuatu yang tidak boleh didengar oleh Emma-chan.
Hmm, apa aku mengatakan sesuatu yang buruk......?
"Itu sebuah flag."
"F-Flag......?"
Tln : Flag, tanda akan munculnya suatu event yang berhubungan dengan seseorang/sesuatu dimana tanda tersebut merupakan event penting
"Dalam komik, tokoh utama sering kali membuat janji pernikahan dengan seorang gadis kecil, dan sekitar sepuluh tahun kemudian, ketika sang tokoh utama telah melupakannya, gadis kecil itu datang untuk memenuhi janji pernikahannya.......! Itu adalah pola umum komedi romantis.......! Dan pada saat itu, sang tokoh utama sudah memiliki seorang pacar, dan ia akan mengalami kesulitan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan.......!"
Bagaimanapun, Charlotte-san kelihatannya sangat menyukai komik, dan dia membuat argumen yang sangat bersemangat dan menekankannya.
Sepertinya, dia ingin mengatakan bahwa jika aku berjanji di sini, Emma-chan akan datang untuk memenuhi janjiku untuk menikahinya di masa depan.
"U-Umm, itu hanya cerita di komik, bukan? Di kenyataan, kurasa seorang gadis kecil tidak akan bisa mengingat sampai sejauh itu......"
"Bahkan di usia muda, para gadis masih mengingat janji-janji penting bagi mereka......! Selain itu, jika mereka memikirkan kembali janjinya setiap hari, mereka akan mengingatnya......!"
M-Memang benar, kalau dia mengatakannya seperti itu, kurasa memang begitu.
Aku merasa bahwa perasaan berubah seiring dengan pertumbuhanmu, tapi itu bukanlah hal yang mudah untuk dikatakan.
Bahkan aku pun, masih ingat janji penting yang kubuat ketika masih kecil.
Tapi jika sudah sampai pada hal ini, wajar saja---
『Lottie, kamu menakali Emma lagi......!』
Meskipun tidak mengerti bahasa Jepang, Emma-chan tahu bahwa Charlotte-san mengganggunya.
Karena itu, Emma-chan mulai marah lagi.
『Emma, ini bukan nakal, oke? Ini penting.』
『Emma gak mau Lottie lagi! Emma mau sama Onii-chan!』
『Eh, apa yang kamu lakukan? Tunggu, kamu tidak boleh melakukan itu!』
Tiba-tiba aku mendengar suara Charlotte yang mendesak.
Seharusnya aku tahu bahwa aku tidak boleh melakukannya, tapi suara itu membuatku secara refleks menengok ke arah kamar mandi.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Lalu---
『Onii-chan......!』
Emma-chan yang telanjang membuka pintu kamar mandi dan melompat keluar.
Kemudian dia memelukku dengan seluruh tubuhnya yang basah.
Di belakangnya, kupikir dia mencoba menghentikan Emma-chan.
Charlotte-san yang sama telanjangnya dengan Emma-chan terdiam di tempat, menatap kami.
Ya---sama-sama telanjang.
Dia memiliki tubuh yang tertata apik, yang menonjol di tempat yang memang seharusnya menonjol, dan lekuk di tempat yang memang seharusnya melekuk.
Mata Charlotte-san perlahan-lahan berkaca-kaca saat dia memperlihatkan semua kulitnya yang halus dan indah, tanpa noda sedikit pun.
Lalu, kulit yang tadinya agak kemerahan, dengan cepat berubah menjadi merah padam.
『Ah, ini, kamu tahu, itu......』
Ketika aku lupa waktu dan melihat ke arahnya, Charlotte-san memutar kata-katanya dengan badannya yang gemetar.
『~~~!』
Tapi mungkin tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan dalam situasi ini, dia menutup pintu kamar mandi dengan cepat.
『Lottie, ada apa?』
Dalam pelukanku, Emma-chan yang baru saja memelukku menatap pintu kamar mandi dengan ekspresi bingung di wajahnya.
Dia kelihatannya tidak memahami beratnya kejahatan yang telah dia lakukan.
Hmm, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan setelah ini.......
---Untuk sekarang, aku sudah memutuskan mau bagaimana lagi, dan menyeka badan Emma-chan agar dia tidak masuk angin dan kemudian menunggu di ruang keluarga sampai Charlotte-san keluar dari kamar mandi.
"---Aku tidak bisa jadi pengantin lagi......"
Orang yang mengucapkan kata-kata standar ini, tentu saja, Charlotte-san, yang baru saja kulihat telanjang.
Dia sudah berpakaian dan saat ini duduk di depanku dengan wajah merah dan mata berkaca-kaca, badannya gemetar tidak nyaman.
Aku juga tidak bisa menatap wajahnya secara langsung karena aku merasa bersalah sudah melihatnya telanjang.
Seriusan, situasinya jadi sangat berantakan.
『......』
Kurasa, Emma-chan yang melihat keadaan Charlotte-san sekarang mengerti bahwa dia telah melakukan sesuatu yang salah.
Dia berbalik ke arahku dan memelukku agar tidak melakukan kontak mata dengan Charlotte-san, tapi dia melirik dan mencuri pandang ke wajah Charlotte-san.
Dan setelah itu, dia menatap wajahku dan menunjukkan ekspresi cemas.
Mungkin dia cemas karena dia pikir Charlotte-san akan marah padanya.
Aku tidak berpikir Charlotte-san akan marah pada Emma-chan karena dia benar-benar diliputi rasa malu sekarang, tapi kukira Emma-chan yang masih muda tidak mengerti hal-hal seperti itu.
Aku tidak bisa membiarkannya ketakutan seperti ini untuk saat ini, jadi aku memutuskan untuk mengelus kepala Emma-chan dengan lembut dan menenangkannya.
"Itu......maafkan aku telah menunjukkan hal yang tak enak dilihat......"
"T-Tidak tidak, itu sama sekali tidak 'tak enak dilihat'......!"
Malahan itu sangat indah.
Sudah jelas aku menelan kata-kata mesum seperti itu, tapi setidaknya itu bukan hal yang harus dimintai maaf oleh Charlotte-san.
Maksudku, bukankah harusnya aku yang perlu meminta maaf......?
"Aku yang minta maaf, aku melihat ke arah kamar mandi......."
Mungkin saja, Charlotte-san mengira aku telah memperhatikannya sejak dia masuk ke kamar mandi.
Aku hanya melihat ke arah kamar mandi karena mendengar suara Charlotte yang panik, tapi akan terdengar seperti sebuah alasan kalau aku menjelaskannya di sini.
Selain itu, aku yang melihatnya itu fakta, jadi jika aku disalahkan, aku harus menerimanya dengan lapang dada.
Namun, dia menggelengkan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain, terlihat malu.
"Tidak, itu karena aku panik dan mengeluarkan suara seperti itu......"
Kelihatannya Charlotte-san mengerti.
Aku merasa lega di dalam hati, dan pada saat yang sama aku berpikir bahwa seperti yang kuduga Charlotte-san itu gadis yang baik hati.
Dalam masalah kali ini, bisa dikatakan kalau penebabnya adalah sepenuhnya Emma-chan.
Karena Emma-chan mencoba membuka pintu seenaknya, Charlotte-san yang tahu aku masih berada di ruang ganti membuat suara panik.
Namun, Charlotte-san sama sekali tidak menunjukkan gelagat menyalahkan Emma-chan atas hal itu.
Daripada terlalu malu untuk berpikir jernih, dari awal dia mungkin tidak berpikir bahwa itu adalah kesalahan Emma-chan.
Dia benar-benar seorang gadis yang baik hati dalam pikirannya.
"Umm, pokoknya, aku akan mencoba melupakan tentang hari ini."
Meski aku sama sekali tidak yakin bisa melupakannya, tapi kalau aku tidak mengatakan ini, Charlotte-san akan merasa tidak nyaman.
"T-Terima kasih banyak.......K-Kalau begitu akan pulang......."
Dia terlihat telanjang olehku, jadi dia pasti ingin pulang ke rumah untuk hari ini.
Lebih cepat dari biasanya, tapi Charlotte sudah bangkit untuk pulang.
Namun, alih-alih menuju pintu depan, dia malah mendekati kami entah kenapa.
Kemudian dia membungkuk dan menatap wajah Emma-chan.
Segera, Emma-chan langsung memalingkan wajahnya dari Charlotte-san.
Kelihatannya masalah di sini masih belum terselesaikan.
『Emma, aku akan pulang, apa kamu yakin tidak ingin pulang?』
Charlotte-san terlihat sedih karena Emma-chan memalingkan wajahnya, tapi dia memanggil Emma-chan dengan suara lembut.
Sebagai tanggapan, Emma-chan menggelengkan wajahnya dari satu sisi ke sisi lain tanpa menatap ke arahnya, menunjukkan penolakannya.
『Begitu ya, aku mengerti. Maafkan aku, Aoyagi-kun. Kalau begitu, tolong jaga Emma ya.』
『Ah, ya, mengerti.』
『Kalau begitu, aku pamit.』
『Aku akan mengantarmu.』
『Terima kasih.』
Charlotte-san berterima kasih padaku sambil tersenyum, tapi senyumnya tidak memiliki kekuatan.
Banyak yang telah terjadi hari ini, dan dia pasti kelelahan secara mental.
Dia juga pasti lelah karena menjaga anak kecil seperti biasanya, jadi akan lebih baik kalau dia beristirahat dengan baik hari ini.
『Selamat malam, Aoyagi-kun, Emma.』
『Selamat malam, Charlotte-san.』
『Ya.』
Kami saling mengucapkan selamat malam dan melihat Charlotte-san masuk ke dalam rumah.
Aku kemudian menjatuhkan pandanganku ke dalam pelukanku dan menyadari bahwa Emma-chan, yang sampai tadi menempelkan wajahnya ke dadaku, sedang menatap pintu yang dilalui Charlotte-san dengan ekspresi cemas di wajahnya.
......Ya, ternyata situasinya tidak serumit yang kukira.
『Emma-chan, mau nonton video kucing?』
『Ya......』
Ketika aku memanggilnya, Emma-chan menganggukkan kepala dengan kurang antusias.
Dia biasanya sangat senang melihat video kucing, tapi tidak hari ini.
Sebenarnya, aku mungkin lebih baik membiarkannya tidur seperti ini, tapi jika aku melakukannya, Emma-chan tidak akan puas kecuali aku mencoba tidur dengannya juga.
Karena itu aku memutuskan untuk menyuruhnya menunggu dengan video kucing sementara aku mandi, dan kemudian aku akan mengurus gadis ini.
◆
Semangat min
ReplyDelete