Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J1 Bab 4.9
Bab 4 - Yang Disukai Gadis Cantik Siswi Pindahan Dari Luar Negeri
"---Hmmm......"
Aku terbangun secara alami dengan matahari pagi yang menyinari melalui celah gorden.
Aku bangun sebelum alarm berbunyi, mungkin karena sudah mendarah daging dalam tubuhku untuk bangun pada jam-jam ini.
Aku mengambil ponselku dan segera mematikan alarm untuk mencegahnya berbunyi.
Sekarang, ayo cuci muka dan bersiap-siap---
"---Selamat pagi, Aoyagi-kun. Apa kamu sudah merasa baikan?"
"......Eh?"
Ketika aku hendak duduk, seorang gadis di sampingku menatap wajahku, dan badanku membeku.
Tidak bisa menerima apa yang sedang terjadi, aku melihat kearah gadis itu---Charlotte Benett yang menatap wajahku.
Charlotte-san menatap wajahku dan tersenyum bahagia.
"Sepertinya demammu sudah turun. Tapi untuk memastikan, bisa kamu mengukur suhu tubuhmu? Aku sudah menyiapkan termometer di sini."
Charlotte-san menyerahkan termometer padaku, mungkin dia telah menyiapkannya saat aku sedang tidur.
Saat aku menerima termometer, kepalaku menjadi semakin jernih dan aku teringat akan apa yang terjadi kemarin.
Kalau dipikir-pikir, Charlotte-san mengira aku mengalami demam tinggi kemarin dan memaksaku untuk tidur......
Tapi, kenapa dia ada di kamarku ketika aku bangun di pagi hari?
Jangan bilang, kau belum pulang ke rumahmu sejak kemarin?
"Umm, Charlott-sane? Apa mungkin kamu begadang semalaman menugguiku?"
"Jangan khawatirkan itu. Aku melakukannya karena keinginanku sendiri."
Tidak secara jelas, tapi Charlotte-san menegaskan.
Aku merasa sangat bersalah.
Aku sama sekali tidak mengalami demam tinggi, aku hanya terbawa olehnya dan tertidur jadi aku bisa melarikan diri darinya.
Namun aku membuatnya begadang sepanjang malam untuk menjagaku.
Sebagai manusia, aku yang terburuk......
"Maaf, Charlotte-san."
"Sudah kubilang, jangan khawatir tentang hal itu. Jika kita mengalami masalah, itu adalah masalah bersama, dan aku melakukannya karena keinginanku sendiri."
"Tidak, bukan begitu........aku tidak demam ataupun flu kemarin."
"Eh?"
"Itu......saat kamu menyentuhku, aku merasa malu dan suhu tubuhku naik dan kamu salah mengira itu adalah flu."
Aku merasa malu untuk menceritakan semuanya, tapi aku tidak ingin merahasiakannya setelah membuatnya terjaga sepanjang malam.
Setidaknya aku ingin meminta maaf dengan benar.
"T-Tapi kemarin itu cukup panas lho......? Aku tidak menyangka akan jadi sepanas itu hanya karena aku menyentuhmu---"
Mungkin dia sedang memikirkan sesuatu, tapi Charlotte-san berhenti berbicara di tengah jalan dan memalingkan wajahnya.
Profil Charlotte-san yang bisa kulihat langsung berubah menjadi merah.
"Kalau diingat-ingat, aku......menyatukan dahi kita ya.......Selain itu, aku juga duduk di pangkuan Aoyagi-kun......apa karena itu ya......"
Charlotte-san mulai bergumam dengan malu-malu.
Dia masih saja imut seperti biasanya.
"Um, karena itu maaf. Padahal aku tidak sakit, tapi aku membuatmu merawatku......."
"T-Tidak, itu karena aku salah membuat kesimpulan.......aku juga minta maaf......."
Charlotte-san menegadah melirik ke arahku, tapi tingkahnya itu sangat imut sampai-sampai kupikir kalau itu melanggar aturan.
Padahal seharusnya aku merasa bersalah karena membuatnya terjaga sepanjang malam, dan meski aku merasa tidak enak pada Charlotte-san, tapi melihatnya seperti itu membuat hatiku terasa penuh.
Namun demikian, waktu seperti itu segera berakhir.
『---Lottie, di manaaaaaaaaa!』
""---!""
Tiba-tiba, kami mendengar suara tangisan seorang gadis kecil dari kamar sebelah, dan aku dan Charlotte-san saling berpandangan.
Kalau dipikir-pikir, Charlotte-san ada di sini, tapi aku tidak melihat Emma-chan.
Dia tidak akan membiarkan adik perempuannya tidur sendirian di rumahnya, jadi apa dia ada di kamar lain?
『Lottieeeeeeee!』
『Emma, aku di sini kok!』
Charlotte-san buru-buru membuka pintu kamar dan memanggil Emma-chan.
Kemudian Emma menemukan Charlotte-san dan berhenti menangis.
Lalu dia berlari ke arah kami dengan berlari kencang.
Aku melihatnya sambil berpikir, 'Oh, dia akan memeluk Charlotte-san ya'---tapi entah kenapa, Emma-chan melewati Charlotte-san yang menunggunya dengan tangan terentang.
Lalu---
『Onii-chan!』
---Dengan senyum lebar di wajahnya, dia memelukku.
『......』
Charlotte-san yang sedang menunggu dengan tangan terentang, berencana untuk memeluknya, membeku karena tidak digubris.
Aku tidak tahu bagaimana aku harus memanggilnya.
Berbicara mengenai Emma-chan, yang menciptakan suasana canggung ini, "Ehehe," dia menggosok-gosokkan pipinya ke pipiku sambil tertawa gembira.
Dengan aku yang baru bangun, ketingganku pas dengan tinggi badan Emma-chan.
『Hei, hei, Onii-chan. Mulai sekarang, apa Onii-chan akan tinggal bersama di rumah Emma?』
Ketika aku sedang memikirkan apa yang harus kulakukan mengenai situasi ini, Emma-chan menjauhkan wajahnya dan menatap wajahku. Dan sepertinya dia sudah salah paham.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
『Nah, kenapa Emma-chan berpikir seperti itu?』
『Soalnya Onii-chan ada di rumah Emma dan di futon!』
『Ah~ini bukan rumah Emma-chan, ini rumahku.』
『Eh......? Beneran! Ini rumah Onii-chan!』
Mendengar perkataanku, Emma-chan bergegas melihat sekeliling, membuat ekspresi terkejut.
Bukankah dia seharusnya menangis karena dia berada di ruangan yang asing ketika dia bangun?
Dia hanya menangis barusan karena saat terbangun Charlotte-san tidak ada di sana?
Seberapa jauh kau membesarkannya menjadi anak Onee-chan sih, Charlotte-san......
Yah, kalau punya kakak seperti Charlotte-san, aku benar-benar bisa memahami kenapa dia menjadi anak Onee-chan, dan jika punya adik seperti Emma-chan, aku bisa memahami kenapa dia sangat memanjakannya.
『Kalau begitu, mulai hari ini, Emma akan menjadi anak di rumah Onii-chan?』
『Tidak, tidak seperti itu......』
『Eeh.......Emma ingin menjadi anak di rumah Onii-chan.......』
Bagaimana ini.
Bukankah anak ini terlalu mengembangkan dunianya sendiri?
Yah, untukku, aku akan menyambut seorang adik perempuan yang lucu seperti Emma-chan.
Namun, bagaimanapun hukum dan Charlotte-san tidak akan mengizinkannya.
『Hmm~......jadi tidak apa-apa kalau aku tidak ada, Emma?』
Diabaikan oleh adik perempuannya (?), Charlotte-san menatap Emma-chan dengan suara cemberut.
Pipinya juga terlihat menggembung.
Gadis ini juga, terlepas dari penampilannya, sangat kekanak-kanakan......
Aku berpikir demikian saat melihat Charlotte-san yang sedang merajuk.
Aku tidak mengungkapkannya dengan kata-kata.
Kalau aku mengatakannya, dia akan semakin merajuk.
『Tidak, Lottie juga harus ada kok? Jadi, Lottie akan menjadi anak di rumah Onii-chan juga!』
Ups, sungguh, hal yang dikatakan Emma-chan dengan senyum lebar di wajahnya itu agak.......
Yah, itu adalah seorang anak kecil yang mengatakannya, dan aku yakin Charlotte-san akan mengabaikannya.
『Tidak boleh lho, Emma? Kamu tidak bisa melakukan itu.』
Kan?
Dalam komik, sang heroine mungkin mengatakan sesuatu yang nyaman bagi tokoh utama dalam situasi seperti itu, atau mungkin ada kejadian yang menguntungkannya, tapi kenyataan tidak semanis itu.
Akan sangat bodoh kalau terlalu berharap.
『Muuuuuuuuuu!』
Mungkin karena Charlotte-san menyangkalnya, pipi Emma-chan menggembung dan dia mulai menempelkan wajahnya ke wajah Charlotte-san.
Melihat Emma-chan yang seperti itu dan Charlotte-san yang menenangkan Emma-chan dengan senyuman yang bermasalah, aku berpikir, "Hari inipun Bennett bersaudara menggemaskan."
『---Bagaimanapun, makanan buatan Charlotte-san sangat lezat ya.』
Charlotte-san juga membuatkan sarapan untukku, jadi aku menerima kebaikannya dan menikmati sarapan yang dibuat oleh Charlotte-san.
Makanan yang tersaji di atas meja terdiri dari nasi putih dan sup miso standar.
Ada juga tumis bayam dan daging asap, makarel panggang dengan rasa plum, lalu telur dan keju gulung, yang merupakan sejenis keju yang dibungkus dengan telur gulung.
Kurasa ini agak mewah untuk sarapan, tapi semuanya lezat dan aku merasa seperti memiliki pagi yang baik.
『Fufu, meski kamu menyanjungku, tapi tidak ada lagi yang bisa kutawarkan lho?』
『Tidak, ini benar-benar lezat. Sampai-sampai aku ingin memakannya setiap hari.』
『Eh, itu kan---』
Tln : tau kan kalimat seperti, aku ingin makan sup miso-mu setiap hari, itu artinya apa
Ketika aku mengatakan apa yang kupikirkan, entah kenapa Charlotte-san memalingkan wajahnya dariku.
Sebenarnya ada apa ya?
Aku merasa telinganya agak merah, tapi---
Saat aku menatap Charlotte-san, Emma-chan yang duduk di pangkuanku menarik pakaianku.
『Ada apa?』
『Saat ada Onii-chan, makanannya jadi banyak. Emma ingin makan bersama Onii-chan setiap hari.』
『E-Emma! Jangan mengatakan hal-hal yang tidak perlu!』
Charlotte-san bereaksi secara sensitif terhadap kata-kata Emma yang tidak ada niatan jahat.
Wajah Charlotte-san yang berbalik ke arahku terlihat merah padam karena malu.
Dari kata-kata Emma-chan dan reaksi Charlotte-san, kelihatannya dia membuat sarapan yang lebih bervariasi karena kehadiranku.
Bagaimana ini.
Aku yakin Charlotte-san hanya melakukannya karena dia memasak untuk orang lain, tapi ketika aku berpikir bahwa itu demiku, aku merasa senang.
『B-Bukan seperti itu, oke? Bukan berarti biasanya aku membuat sesuatu yang simpel lho?』
『Haha, kamu tidak perlu sepanik itu, aku tahu kok, jangan khawatir.』
『K-kamu tertawa......! Kamu sebenarnya mengolok-olokku dalam hati, kan......!』
『Tidak kok!?』
『Muu......』
Eeh......
Entah kenapa, Charlotte-san merajuk.
Aku seriusan tidak mengolok-oloknya.......
Tapi Charlotte-san yang terlihat kekanak-kanakan dengan pipinya yang menggembung juga sangat imut.
Bolehkah aku berasumsi bahwa dia yang sekarang menunjukkan sisi dirinya yang lain padaku berarti dia mulai membuka dirinya padaku?
Aku senang karena ku merasa kami bisa bergaul dengan baik, meskipun kami baru bertemu beberapa hari.
『---Oh iya, sebentar lagi ada ujian, ya?』
Ketika aku sedang mencuci piring setelah makan, Charlotte-san, yang juga sedang mencuci di sebelahku, menyinggung soal ujian.
Ngomong-ngomong, alasan kami mencuci piring bersama sekarang adalah karena aku merasa tidak enak melihat dia mencuci piring sendirian setiap saat, jadi aku meminta dengan paksa untuk membantunya.
『Itu benar. Tapi karena ini adalah ujian setelah liburan panjang, ruang lingkup ujiannya adalah dari semester pertama, dan sekitar setengahnya adalah dari tugas liburan musim panas, jadi kupikir Charlotte-san dibebaskan?』
Bagaimanapun, pihak sekolah tidak akan meminta Charlotte-san yang baru saja datang untuk belajar di luar negeri untuk mengikuti ujian.
Aku tidak tahu sampai mana dia belajar di Inggris, tapi tidak mungkin kecepatan atau cakupan kelasnya sama persis dengan kami.
Mungkin saat ujian tengah semester nanti dia akan mengikuti ujian.
『Ya, kali ini aku dibebaskan. Ah, ngomong-ngomong, kudengar dari Hanazawa-sensei bahwa Aoyagi-kun adalah siswa terbaik di sekolah. Aku harus berusaha agar tidak kalah dari Aoyagi-kun.』
Yang terbaik di sekolah?
Memang benar kalau aku adalah yang terbaik di kelasku jika hanya melihat hasil ujian, tapi apa yang membuat Miyu-sensei mengatakan bahwa aku adalah yang terbaik di sekolah......?
Mungkin berdasarkan hasil Ujian Nasional, tapi kuharap dia berhenti menyebutku yang terbaik di sekolah seenaknya......
Yah, aku akan memberitahukan itu pada Miyu-sensei secara tidak langsung pada kesempatan berikutnya, tapi Charlotte-san sepertinya sangat percaya diri dengan studinya.
Dia fasih berbahasa Jepang dan menguasainya dengan baik, dan melihat dirinya yang biasanya, dia pasti tipe orang yang bisa karena belajar terlebih dahulu.
Mungkin saja Charlotte-san akan menjadi penghalang terbesar untu tujuanku ya.......
Nah, kalau seperti itu, pada akhirnya aku hanya harus berusaha lebih keras.
Aku tidak ingin menjadi orang yang terkadang mencoba untuk mencapai puncak dengan menjatuhkan orang lain.
Tidak ada yang bisa kudapatkan bahkan ketika orang lain jatuh, dan jika aku menjatuhkan mereka setiap kali ada orang yang datang, aku tidak akan pernah sampai ke mana-mana.
Itulah kenapa aku aku tidak ingin membuat kesalahan seperti itu.
『Aku juga akan berusaha agar tidak kalah dari Charlotte-san. Tapi yah, segera setelah ujian selesai, kita akan mengadakan Festival Olahraga, jadi kita akan sibuk untuk sementara waktu.』
『F-Festival olahraga, ya......?』
Hmm?
Apa apa ya?
Aku dengan santai membahas tentang festival olahraga, tapi Charlotte-san membeku sambil tetap menatapku.
『Umm, ada apa?』
『T-Tidak, bukan apa-apa!......Begitu ya, kalau dipikir-pikir, tidak seperti Inggris, Jepang juga memiliki fokus yang kuat pada olahraga ya....... Ini juga merupakan hal wajib dalam komik.......』
Charlotte-san mengatakan bahwa itu bukan apa-apa, tapi dilihat darimana pun, ada sesuatu.
Aku tidak bisa menangkap bagian terakhir dari kata-kata yang digumamkannya, tapi jangan-jangan dia payah dalam olahraga?
Aku penasaran dan mencoba untuk melangkah lebih jauh, tapi---
『---Onii-chan, ayo main?』
Aku melewatkan waktu untuk bertanya karena Emma-chan, yang memiliki terlalu banyak waktu luang, berpegangan pada kakiku.
Ngomong-ngomong, Emma-chan dan aku sering bermain bersama sampai sebelum berangkat sekolah.
Akhir Bab 4
Next
ReplyDelete