Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J1 Bab 4.7
Bab 4 - Yang Disukai Gadis Cantik Siswi Pindahan Dari Luar Negeri
"A-Apa kamu yakin......?"
Sambil kebingungan, aku memastikan sekali lagi apa yang sudah kupastikan berkali-kali sebelum berada di posisi ini.
Kemudian dia menganggukkan kepalanya dengan wajahnya yang memerah sampai telinganya.
Dia pasti sangat malu sampai-sampai dia tidak bisa menjawabnya dengan kata-kata.
Karena---Charlotte-san saat ini berada dalam pangkuanku.
Dia meminta aku untuk duduk di posisi seperti akan memeluknya.
Sepertinya alasannya adalah, kalau kami mengambil posisi seperti ini, kami berdua bisa membaca bersama.
Aku benar-benar terkejut, karena aku tidak menyangka dia akan memberikan saran seperti itu, mengingat dia terlihat malu-malu.
Karena itu mau tidak mau aku harus memastikannya, tapi dia juga berkemauan keras dan aku harus mengalah.
......Yah, aku tidak akan menyangkal bahwa mengalah dengan cukup mudah karena aku ada motif tersembunyi.
Charlotte-san duduk di antara kedua kakiku, yang berarti bau harum dari rambut dan badannya langsung masuk ke hidungku.
Hal ini mengaduk-aduk perasaanku dan sulit untuk menahan kegembiraanku.
Kurasa, aku tidak akan bisa berkonsentrasi pada komiknya kalau dalam posisi seperti ini.
Ngomong-ngomong, Emma-chan tidur di samping kami dengan menggunakan bantal sebagai alasnya.
Sepertinya dia memutuskan bahwa karena yang akan dia lakukan sekarang hanya membaca komik, dia tidak perlu repot-repot merebahkan Emma-chan di atas futon.
"H-Hatiku berdebar......"
Seperti yang kuduga, Charlotte-san juga terlihat cukup gugup dan menggumamkan itu.
Ketika dia mengusulkan posisi ini, aku khawatir dia tidak melihatku sebagai laki-laki, tapi sepertinya tidak begitu.
Kalau begitu, itu artinya dia melonggarkan pertahanannya dan tidak merasa harus waspada denganku, kan?
......Tidak, yah.
Sebagai seorang laki-laki, aku juga tidak begitu yakin dengan hal itu.......
"Umm, kalau begitu---"
"Hyah!?"
Ayo ke halaman selanjutnya---aku baru saja akan mengatakan itu, tapi Charlotte-san mengeluarkan suara yang lucu dan menyentakkan tubuhnya.
Aku terkejut dan menatapnya, karena dia tersentak cukup hebat.
"Ah, itu......."
Charlotte-san kelihatannya merasa malu dengan reaksinya barusan, dan berbalik menatapku sambil berlinang air mata.
Kemudian dia terlihat merenung seolah sedang memikirkan sebuah alasan, tapi sepertinya tidak bisa memikirkan ide yang bagus, dia menyerah dan memalingkan mata dariku, dan membuka mulutnya.
"Maaf...... telingaku lemah, jadi......kalau bisa, jangan menghembuskan nafas ke arah situ......"
"......"
Kata-kata yang diucapkan oleh gadis cantik dengan wajah merah merona padaku sambil gelisah dalam pangkuanku.
Ketika mendengar kata-kata itu, aku sudah sangat gugup dan bersemangat sampai-sampai kepalaku seperti mau korslet.
Gadis ini, aku ingin dia berhenti dengan naturalnya menghancurkan lawan jenisnya......
"Umm, itu, aku......memiliki telinga yang sensitif......."
"Maaf, aku diam bukan karena tidak bisa memahaminya! Kamu tidak perlu menjelaskannya!"
Karena aku tetap diam, Charlotte-san mencoba menjelaskannya dengan badannya yang gemetar sambil masih tetap berlinang air mata.
Bagaimanapun, aku tidak sejahat itu untuk membuatnya menjelaskan dalam situasi ini.
Maksudku, Charlotte-san yang mencoba menjelaskan meskipun gemetar karena malu, kurasa dia terlalu serius.
"Uuh, aku minta maaf......"
"Tidak, ini bukan salahmu, Charlotte-san. Malahan akulah yang harus minta maaf. Aku akan lebih berhati-hati mulai sekarang."
"Terima kasih......."
Meskipun suasananya jadi aneh begini, kami mulai membaca komiknya.
Tentu saja, isi komiknya tidak masuk ke kepalaku.
"---Karakter yang memiliki cinta murni seperti ini sungguh mengagumkan, bukan?"
Sewaktu aku setengah tidak sadar membalik halaman sambil memperhatikan Charlotte-san, dia, yang berada dalam pangkuanku, mengeluarkan suara yang penuh dengan perasaan.
Melihat profilnya, dia tampak terpesona.
Dia mungkin membicarakan tentang janji sang tokoh utama dan sang heroine untuk bekerja keras dan tidak bertemu satu sama lain sampai mereka memenuhi impian mereka, dan tentang kepolosan mereka berdua, yang memerah ketika mata mereka bertemu.
Bagaimanapuna, apa para gadis mendambakan cinta yang seperti itu?
Aku penasaran berapa banyak orang di dunia ini yang benar-benar mampu memiliki cinta semacam ini---aku yakin mungkin kurang dari setengahnya.
Tapi kupikir Charlotte-san mungkin akan memiliki cinta yang murni seperti ini.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Anehnya aku sangat yakin akan hal itu.
......Apakah berlebihan jika berdoa berharap pasangannya itu adalah aku?
Kurasa dia pantas mendapatkan pria seperti Akira yang populer di kalangan semua orang.
Aku cukup beruntung memiliki kesempatan untuk berteman dengannya, tapi aku tidak cocok dengan anak populer seperti dia.
Apa yang ingin kulakukan ya......?
Awalnya, aku tidak berniat untuk terlibat dengan Charlotte-san.
Namun melalui kenakalan takdir, aku menjadi terlibat, dan sekarang kami bersama setiap hari seperti ini.
Dia bahkan berada di pangkuanku sekarang.
Rasanya sangat disesalkan kalau aku menyerah seperti ini.
Aku akan menyerahkannya pada Akira---atau haruskah kukatakan kalau lebih baik aku menahan diri?
Kata 'menyerah' adalah kata yang sombong, aku juga tidak memasukkan perasaan Charlotte-san.
Selama Akira mengincar Charlotte-san, tidak baik bagiku untuk mendekatinya.
Kalau kau memikirkan tentang sahabatmu, kau benar untuk menahan diri di sini.
Alasan aku meminta Charlotte-san untuk menyembunyikan hubungan ini mungkin karena rasa bersalahku terhadap Akira.
Sedangkan untuk Charlotte-san, aku mengutamakan perasaanku sendiri tanpa memikirkan sahabatku.
Jika aku tidak terbawa suasana bahwa aku bisa dekat dengan Charlotte-san pada waktu itu, hal ini tidak akan menjadi begitu rumit.......
"---Aoyagi-kun......Aoyagi-kun......Aoyagi-kun!"
"---!?"
"Ada apa......? Kamu terlihat memiliki ekspresi serius di wajahmu, apa ada sesuatu yang salah......?"
Entah sejak kapan aku melamun.
Charlotte-san menatapku yang seperti itu dengan ekspresi cemas.
Apa wajar jika dia merasa cemas kalau aku tiba-tiba melamun?
"Tidak, maaf. Aku hanya memikirkan sesuatu."
"......"
Aku buru-buru mencoba memperbaiki keadaan, tapi Charlotte-san masih menatapku.
Kemudian---perlahan, dia mengulurkan tangannya ke dahiku.
"---!?"
Tangan yang sejuk, lembut dan menyenangkan menyentuh dahiku dan aku segera memahami situasinya dan tubuhku mulai terasa panas.
"Kamu tidak demam......hmm, tapi kamu masih sedikit panas.......Maksudku, aku merasa suhumu semakin panas.......Dan wajahmu juga merah, apa kamu terkena flu akhir musim panas......?"
Tidak, tidak.
Ini bukan demam karena flu.
Ini karena kau berada di dekatku dan aku merasa malu dengan sentuhanmu, jadi tubuhku terasa panas.
Aku memikirkan hal itu dalam benakku, tapi mulutku hanya menganga dan tidak bisa berbicara karena gugup.
Kemudian, sambil bertanya-tanya apa yang dia pikirkan, Charlotte-san sekarang menempelkan dahinya ke wajahku.
Wajahnya!
Apa yang gadis ini lakukan!?
"Sepertinya kamu benar-benar demam......Selain itu, kalau dilihat lebih dekat, ada bayangan di sekitar matamu......sayang sekali, tapi mari kita akhiri sampai sini."
"Ah, y-ya......."
Sambil kebingungan pun aku memeras suaraku keluar.
---Kenyataannya, saat ini, aku harus menyangkal kata-kata yang dia ucapkan.
Namun, aku tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya, dan aku hanya membiarkan kata-katanya mengalir begitu saja.
Pada saat itu aku tidak tahu bahwa hal ini nantinya akan menyebabkan situasi yang rumit.
"Aoyagi-kun, di mana kamu menyimpan futon-mu?"
"Eh......? Di lemari......di sebelah sana......"
Kepalaku pusing dan tidak bisa berpikir jernih, jadi aku menjawab seperti yang ditanyakan Charlotte-san.
Kemudian dia bergumam, "Permisi" dan membuka lemari.
Sementara aku bertanya-tanya apa yang sedang dilakukannya, Charlotte-san sudah menarik futon dari lemari dan meletakkannya di lantai.
"Nah, Aoyagi-kun. Silakan tidur sekarang."
"Eh? Eh?"
"Mereka mengatakan bahwa awal dari flu adalah bagian yang krusial. Dalam kasus Aoyagi-kun, kamu sudah mengalami demam, jadi kamu harus segera tidur. Jangan khawatir, aku akan tinggal sampai kamu tertidur."
Charlotte-san tersenyum anggun seperti orang suci.
Ya, aku sama sekali sedang tidak baik-baik saja.
Malahan aku ingin bertanya mananya yang baik-baik saja.
"Bayangan di sekitar mata......penyebabnya karena kurang tidur ya.......seperti yang kuduga, karena kami kamu memaksakan diri......"
"Umm, ada apa......?"
Saat aku sedang asyik sendiri, Charlotte-san mulai menggumamkan sesuatu dengan ekspresi wajahnya yang gelap, jadi aku memanggilnya sambil kebingungan.
Dia kemudian membuat ekspresi terkejut dan tersenyum padaku dengan wajah panik.
"Tidak, bukan apa-apa. Daripada itu, Aoyagi-kun, tolong cepat tidur."
Charlotte-san mengulurkan tangannya ke badanku dan perlahan-lahan menuntunku ke futon.
"Tidak, itu......."
"Ah......demammu masih naik.......Aoyagi-kun, bagaimanapun tolong segera berbaringlah."
Saat kami berpindah tempat, Charlotte-san yang menyentuh dahiku lagi berkata dengan ekspresi khawatir.
Aku ingin mengatakan bahwa suhu tubuhku meningkat bukan karena flu, tapi karena situasi ini, tapi kepalaku berputar-putar dan aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata dengan baik.
"---Kalau begitu, selamat malam, Aoyagi-kun."
Pada akhirnya, aku tidak bisa menolak Charlotte-san dan dia menyuruhku berbaring di atas futon.
Setelah itu Charlotte-san mematikan lampu ruangannya.
Namun, tidak ada tanda-tanda dia akan pergi.
Kelihatannya dia benar-benar berniat untuk tetap berada di sisiku sampai aku tertidur.
Begitu dia tahu aku demam (kesalahpahaman), Charlotte-san langsung menjadi seperti seorang Onee-san.
Apakah itu karena dia yang selalu merawat Emma-chan?
......Untuk sekarang, itu tidak penting lagi.......
Ada begitu banyak hal yang terjadi sampai kepalaku tidak bisa berpikir jernih, aku sudah lelah berpikir dan memutuskan untuk tidur.
---Saat kesadaranku memudar, aku merasakan tangan seseorang menyentuh dahiku dengan lembut dan aku merasa agak rileks.
Dan entah sejak kapan, kesadaranku benar-benar menghilang.
◆
Lanjut min, semangat tl-nya
ReplyDeleteMau Nanya ini Urutannya J1 ke J2 kan? Apa J2 ke J1? Apa gmn?
DeleteJ itu jilid ngab
DeleteDari J1 ke J2 gan
ReplyDelete