Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J3 Bab 8.2

Bab 8 - Kisah Tentang Mengubah Seorang Gadis Cantik dan Anggun Di Kelas Menjadi Seorang Gal Berambut Pirang




Setelah hari pertama festival sekolah berakhir dan semua orang telah melakukan bersih-bersih dan pulang---


Selain kami berempat, Hiyori, yang datang mengunjungi kami, tinggal di bagian belakang bersama kami dan mengadakan pertemuan untuk besok.


Daripada pertemuan, ini lebih seperti sebuah diskusi tentang masalah yang kami hadapi.


"Aku tidak menyangka akan menjual hampir seratus lima puluh porsi pada hari pertama......"


"Sungguh, ini yang disebut teriakan bahagia kan~"


Izumi bergumam mendesah sambil duduk di kursinya.


Aku, Aoi-san dan Eiji, yang sedang menghitung penjualan di sebelah Izumi, semua merasakan hal yang sama.


Alasan kenapa kami tidak bisa senang meskipun penjualan berjalan dengan sangat baik sudah jelas, kami tidak memiliki stok yang cukup untuk esok hari.


"Bagaimana dengan menu minumannya, apa kita punya cukup stok?"


"Kalau yang itu baik-baik saja. Kami telah menyediakan lebih banyak matcha dengan harga yang lebih murah."


Setidaknya itu melegakan.


"Perhitungannya sudah selesai. Seratus empat puluh dua porsi, tepatnya."


"Dipikir bagaimanapun, stoknya tidak cukup untuk besok ya."


"Ya. Di penghujung hari, kita tidak memiliki cukup waktu, jadi kita harus memulangkan beberapa orang dan meminta mereka untuk kembali lagi besok......."


"Jika mereka kembali besok, apa akan cukup untuk besok?"


"Akira-kun, bagaimana?"


Izumi memintaku untuk mengambil keputusan.


Memang benar, sebagai anggota komite, harus membuat keputusan ini.


"Kita memiliki sisa anggaran. Kalau kita membeli sebanyak mungkin bahan dengan uang yang tersisa, kita mungkin bisa membuat 50 porsi. Hanya saja---"


Masalahnya adalah waktu.


Aku melihat ke arah jam dan melihat bahwa waktu menunjukkan pukul 18:00.


Waktu yang bisa kami gunakan untuk tinggal di sekolah adalah sampai pukul 18:30, jadi kami tidak punya waktu membuatnya.


Anggota komite festival sekolah tinggal satu jam lebih lama dari siswa biasa karena mereka harus beres-beres dan berkeliling, tapi jika hanya Aoi-san dan aku yang bekerja satu jam lebih lama, kami tidak akan sampai tepat waktu.


"Meskipun kita membuatnya di rumah seperti yang kita lakukan saat membuat puding, kita berhasil karena saat itu kita hanya membuat puding. Mustahil bagi kita berlima untuk membuat lima puluh porsi dari lima menu hidangan yang berbeda dalam waktu yang ada."


Hiyori memberikan penilaian yang akurat mengenai situasi saat ini.


Jadi, jika ingin lebih tepatnya, kami membutuhkan lebih banyak tenaga selain waktu.


""""......""""


Inilah yang dimaksud dengan tertutup disegala sisi


Kau mungkin berpikir bahwa kami hanya harus mengakhiri penawaran menu hidangan ketika sudah habis terjual tanpa membuat tambahan, dan faktanya, jika kau berkata demikian, tidak ada yang perlu dikatakan sebagai balasannya.


Tapi tidak ada seorang pun di sini yang membicarakan opsi itu karena mereka tidak mau melakukannya.


Mungkin karena mereka senang bahwa apa yang telah mereka buat selama ini telah diterima, sehingga mereka memiliki keinginan untuk menawarkannya pada lebih banyak orang.


Aku yakin hal yang sama berlaku untuk semua orang di kelas.


"Kita tidak bisa terus ragu-ragu begini."


Kita harus membuat keputusan.


Terkadang perasaan saja tidak membantu.


"Besok, dengan hanya yang tersisa---"


Saat aku hendak mengatakannya.


"Stok menu untuk besok kurang?"


Saat aku menyadarinya, seorang gadis dari kelas kami berdiri di belakang kami.


Apa dia kembali untuk mengambil sesuatu yang ketinggalan?


Aku tidak mengira masih ada teman sekelas yang di sekolah.


"......Sebenarnya."


Sekarang setelah aku ditanya, aku tahu kalau aku tidak boleh menyembunyikannya.


Bahkan, seandainya aku mencoba menutup-nutupinya, semua orang di kelas akan segera mengetahuinya.


Kita semua telah bekerja keras bersama, jadi kupikir akan lebih baik untuk berbagi situasi saat ini.


Lalu---


"Kalau kita memiliki tenaga, kita bisa mengaturnya, bukan?"


"Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti, tapi kupikir itu mungkin......"


"Kalau begitu aku akan membantumu."


Dia mengatakan itu tanpa ragu-ragu dan mengeluarkan ponsel dari saku.


Kemudian dengan segera ada notifikasi di ponsel kami.


"Ini......"


Satu pesan yang dikirimkan ke grup di mana semua teman sekelas kami bergabung.


Itu adalah panggilan untuk meminta bantuan dengan apa yang baru saja kami jelaskan.


"Aku yakin semua orang akan membantu."


Seolah-olah membuktikan perkataannya, kami secara bertahap menerima balasan dari semua orang.


Sebagian besar teman sekelas merespons dengan mengatakan bahwa mereka akan membantu sebisa mereka.


Beberapa dari mereka meminta maaf mereka tidak bisa membantu karena mereka tidak bisa datang, tapi apa boleh buat. Sementara itu, mereka mengatakan bahwa mereka akan melakukan yang terbaik untuk melayani pelanggan besok.


"Akira-kun......."


Aoi-san tersenyum senang dan mengangguk.


Bahkan tanpa mengungkapkannya dengan kata-kata, aku merasakan hal yang sama.


"Ayo kita buat bersama sekarang."


"Memang begitulah seharusnya!"


Saat Izumi mengibaskan udara berat di tempat ini seperti biasanya.


"Akira, tunggu."


Hiyori menghentikan semangat Izumi.


"Bahkan jika semua orang ada di sini, kita tidak memiliki ruang. Rumah kita tidak bisa menampung banyak orang."


"Kalau begitu aku punya ide."


Aku mengeluarkan ponselku dan melakukan panggilan telepon.


Ketika aku memberi tahu orang yang menjawab telepon tentang situasi ini, ia setuju meskipun permintaannya sangat mendesak.


"Menelpon siapa?"


"Tempat kerja paruh waktu kami. Pak manajer mengatakan ia akan tutup satu jam lebih awal dan membiarkan kami menggunakannya."


"Memang benar di sana memiliki semua peralatan yang kita butuhkan, dan banyak ruang untuk semua orang!"


"Baiklah. Kirimkan alamat kedai ke grup dan ayo segera menuju ke sana. Aoi-san dan Izumi, aku ingin kalian pergi duluan dan mengatur semua orang. Aku, Eiji dan Hiyori akan pergi setelah kami membeli bahan-bahannya."


"Mengerti."


"Oke!"


Aku hanya bisa berterima kasih pada semua orang dari lubuk hatiku.


Aku senang bahwa kami semua bisa bersatu, bahkan dengan cara seperti ini.

*




Ketika aku tiba di kedai kopi tempatku bekerja paruh waktu setelah selesai berbelanja, semua orang sudah berkumpul di sana.


Ketegangannya begitu tinggi sehingga seakan-akan sebuah acara akan segera dimulai, mungkin karena mereka merasa gembira bisa berkumpul di tempat yang tidak dikenal pada waktu yang tidak terduga.


"Pak manajer, terima kasih telah menerima permintaan mendadak saya."


Aku menemui pak manajer dengan barang bawaan masih di tangan dan mengucapkan terima kasih.


"Jangan khawatir tentang hal itu. Aku hanya bisa membantu kalian pada saat-saat seperti ini."


"Tentu tidak. Saya sangat menghargai kulkas yang Anda pinjamkan kepada kami."


"Aku sudah menyiapkan alat yang kurasa kalian perlukan, bisa kalian memeriksanya?"


"Ya."


Aku meminta Hiyori untuk memeriksa dan mencari Aoi-san.


"Akira-kun, terima kasih untuk belanjanya."


Sebelum aku bisa menemukan sosoknya, Aoi-san memanggilku.


"Terima kasih. Kurasa sebagian besar orang sudah berkumpul di sini ya?"


"Ya. Aku tidak menyangka akan datang sebanyak ini."


Ucapan terima kasih saja tidak akan cukup.


Tapi kita bisa mengucapkan terima kasih ketika semua sudah selesai.


"Dengar, semuanya---"


Ketika aku memanggil mereka, mereka berhenti berbicara dan menatapku.


Ini akan menjadi yang terakhir kalinya aku meminta bantuan sebagai anggota komite festival sekolah. Itu berarti festival sekolah pertama dan terakhir yang akan kuhabiskan bersama semua orang akan segera berakhir.


Kenyataan itu sedikit menyengatku.


"Sekarang kita akan membuat lima puluh menu hidangan untuk besok. Jika kita membaginya menjadi beberapa kelompok, tidak akan memakan waktu terlalu lama, tapi kita akan bubar paling lambat pukul 22:00. Sampai saat itu tiba, aku mengandalkan kalian!"


Dengan jawaban dari semua orang, mereka mulai membuat menu hidangan.


Hiyori bertanggung jawab atas Yokan, Izumi bertanggung jawab atas tiramisu matcha, Eiji bertanggung jawab atas es krim, Aoi-san bertanggung jawab atas puding, dan aku bertanggung jawab atas pembuatan Manju, dan aku membagi teman-teman sekelas kami menjadi lima tim untuk mengerjakannya.


Satu jam kemudian---


Aku yang sedang senggang setelah pekerjaan berjalan lancar, mengikuti sosok Aoi-san dengan mataku dari kejauhan.


"Akira, bagaimana keadaan di sana?"


Eiji mendatangiku dengan segelas minuman di tangannya.


Ia pasti bermaksud untuk beristirahat bersama.


"Berjalan dengan baik. Kami akan segera menyelesaikannya."


"Baguslah kalau begitu. Bagianku mungkin akan memakan waktu sedikit lebih lama."


"Kalau begitu, kita bisa tinggal di sini lebih lama."


"Benar."


Aku menerima segelas minuman yang dibawa oleh Eiji dan memuaskan dahagaku.


"Aoi-san, apa kau sedang memikirkannya?"


Sepertinya ia tahu kalau aku sedang memperhatikan tim Aoi-san ketika mereka sedang bekerja.


Seriuasn, ia selalu melihat kami dengan baik.


"Daripada memikirkannya......bagaimana aku harus mengatakannya ya."


Aku tidak tahu apa aku bisa mengungkapkannya dengan baik.


Tapi, yah, kalau dengan Eiji tinggal katakan saja apa yang kupikirkan.


"Aku yakin Aoi-san tidak membutuhkan bantuanku lagi."


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Ekspresi Eiji sedikit terkejut.


Aku terus menjelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman.


"Aku sudah melakukan banyak hal untuk Aoi-san, bukan?"


"Ya. Aku melihatnya dari samping, jadi kurasa aku lebih mengetahuinya daripada orang lain."


"Namun sejujurnya, aku selalu memiliki perasaan gelisah di dalam sudut hatiku, apakah yang kulakukan adalah hal yang benar. Aku bertanya-tanya apakah yang kulakukan itu terlalu berlebihan dan tidak perlu, atau apakah aku mengabaikan perasaan Aoi-san.......Aoi-san menerimanya, tapi aku masih merasa gelisah."


Tentu saja, aku tidak kekurangan dialog dengan Aoi-san sehingga aku bisa memahami perasaannya.


Seperti kata Eiji, karena orang tidak bisa memahami satu sama lain tanpa berbicara.


Namun, juga benar bahwa kau selalu merasa sulit untuk mengulurkan tangan pada seseorang.


"Namun melihat pemandangan ini......aku tahu bahwa apa yang telah kulakukan bukanlah sebuah kesalahan."


Aku tahu bahwa bukan hanya bantuanku yang membawa kami ke titik ini.


Semua yang kulakukan hanyalah pemicu, dan itu semua berkat usaha Aoi-san.


Tidak semua orang yang ditolong bisa berubah, dan meskipun mereka menggenggam tangan yang diulurkan pada mereka, mungkin ada lebih banyak orang yang tidak dihargai atas usaha mereka untuk mengubah situasi.


Meski begitu, mereka yang dihargai pasti adalah orang-orang yang bekerja keras tanpa terkecuali.


Aoi-san yang diterima oleh semua orang pasti merupakan hasil kerja kerasnya.


"Itulah kenapa aku berpikir. Aku yakin, Aoi-san tidak membutuhkan bantuanku lagi."


"Ya......tapi aku yakin itu pasti sesuatu yang baik yang patut disukuri."


Eiji pasti mengerti kalau tidak mengatakan hal ini dengan perasaan negatif.


Aku mengangguk dalam-dalam untuk mengiyakan perkataan Eiji.


"Selama liburan musim panas, pada malam ketika kita semua pergi ke festival musim panas, kau mengatakan padaku, 'Sudah waktunya kau memberi nama untuk perasaanmu terhadap Aoi-san,' bukan?"


"Ya. Aku masih ingat dan aku pun masih berpikir demikian."


"Aku mengerti maksud dari kata-katamu. Selama tiga bulan terakhir, aku berpikir untuk menamainya dengan caraku sendiri, tanpa membohongi perasaanku. Dan ada satu hal yang kupahami."


Perasaan yang bisa kusadari hanya karena aku melihat Aoi-san bergaul dengan semua orang.


"Perasaan yang kumiliki untuk Aoi-san sampai sekarang bukanlah perasaan romantis."


Itu mungkin merupakan jawaban yang mengejutkan bagi Eiji.


Tapi itu adalah perasaan yang akhirnya menjadi jelas bagiku.


"Aku menganggap Aoi-san adalah orang yang berharga. Aku merasa tertarik padanya sebagai seorang gadis, dan bahkan tanpa fakta bahwa dia adalah cinta pertamaku, tidak bisa dipungkiri bahwa aku sadar akan dirinya. Namun lebih dari itu, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, dan yang terpenting, keinginan untuk melindunginya lebih kuat."



Tanpa aku, Aoi-san mungkin tidak akan berhasil---


Aku yakin hanya aku yang bisa menolong Aoi-san---



Memikirkannya kembali sekarang, aku merasa ingin mengatakan, "Jangan terbawa suasana, kau ini,"


Namun tetap saja, perasaan yang mirip dengan kesombongan lebih kuat.


"Sekarang Aoi-san telah terbuka dengan semua orang seperti ini, dan Aoi-san tidak lagi menjadi subjek yang harus kulindungi, akhirnya aku bisa melangkah maju dengan hubunganku dengan Aoi-san....... Itulah yang kurasakan."


Dengan kata lain, terbebas dari hubungan melindungi dan dilindungi.


Dalam membangun hubungan baru di antara kami, kupikir hubungan kami sebelumnya adalah sebuah belenggu.


Setidaknya bagiku, Aoi-san yang tidak lagi menjadi subjek yang harus dilindungi adalah signifikan, dan jika aku harus memberikan nama untuk perasaanku terhadap Aoi-san, itu bukanlah hubungan yang kami miliki sampai sekarang, tapi hubungan yang akan kami miliki kedepannya.


Karena itu aku yakin, kemandirian Aoi-san sangat penting bagi kami berdua.


"Memang, mungkin seperti katamu, Akira."


Eiji mengangguk dengan mata tertunduk.


"Aku percaya bahwa hubungan antara sepasang kekasih haruslah setara. Aku selalu sadar akan hal itu ketika aku berkencan dengan Izumi juga. Kalau Akira dan Aoi-san melanjutkan hubungan kalian seperti sebelumnya, Aoi-san mungkin akan merasa lebih berhutang budi pada Akira daripada yang seharusnya dan hubungan kalian mungkin akan menyimpang."


"Ya, aku juga berpikir demikian."


Eiji mengerti meskipun penjelasanku buruk sekali.


"Aku juga setuju dengan Akira bahwa kemandirian Aoi-san sepertinya diperlukan agar hubungan kalian bisa terus melangkah maju."


"Khususnya, kupikir penting bagi Aoi-san untuk menyelesaikan hubungannya dengan orang tuanya sendiri."


"Ya, kau benar. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa itulah semua masalah Aoi-san."


"Sejujurnya, aku juga merasa kesepian.......tapi aku yakin kalau lebih dari itu namanya overprotektif."


Tapi kupikir kesepian itu adalah sesuatu yang baik yang patut disukuri, seperti yang dikatakan Eiji.


"Akira, kerja bagus. Aku menantikan hubungan baru kalian lho."


"Aku tidak tahu bagaimana hasilnya nanti, tapi aku akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi harapanmu."


Kami mengobrol seperti itu sambil melihat pekerjaan Aoi-san.


"Akira-kun, bisa kamu mencicipi rasanya?"


Aoi-san memanggilku sambil memberi isyarat padaku.


"Ya. Aku akan segera ke sana."


Tidak harus sekarang.


Kupikir aku akan menghadapi perasaanku sedikit demi sedikit mulai sekarang.




Kemudian, ketika waktu menunjukkan pukul 23.00---


"Selesaaaai!"


Suara Izumi menggema di seluruh kedai kopi.


Karena kami tidak selesai pada waktu yang dijadwalkan yaitu pukul 22:00, kami meminta semua orang di kelas untuk pulang terlebih dahulu, dan kami berlima melanjutkan membuat camilan teh yang tersisa selama satu jam, sampai akhirnya kami selesai membuat semuanya.


Aku tidak menyangka kalau kami akan merasakan pencapaian ini dua kali.


"Kalau dengan ini pun tidak cukup, apa boleh buat. Pada saat itu, kita hanya harus merayakannya."


"Ya, benar. Kita sudah melakukan semua yang bisa kita lakukan."


Aoi-san juga mengangguk puas.


"Aku yakin besok akan sibuk, tapi apa yang akan kita lakukan dengan shift-nya?"


"Aku sudah memikirkan hal itu, jangan khawatir."


"Kamu tidak akan bilang sesuatu seperti, 'Aku akan mengambil shift-nya, jadi kalian bisa menikmati festival sekolah' yang tidak diperlukan, bukan?"


Izumi menatapku dengan tajam dan memperingatiku.


Aku tidak akan mengatakan hal seperti itu sekarang.


"Tentu saja aku akan mengambil shift, tapi aku ingin kalian bertiga juga ikut. Terutama Aoi-san, yang akan bekerja shift penuh dua hari berturut-turut, jadi aku minta maaf kamu tidak bisa keliling melihat festival sekolah."


"Jangan khawatir. Kurasa menikmati festival sekolah dengan cara seperti itu juga menyenangkan."


Aoi-san langsung menjawab dengan senyuman tanpa ragu-ragu.


Aku yakin mereka sudah berencana untuk melakukan hal tersebut tanpa aku minta.


"Tentu saja, itulah yang akan kita lakukan♪ Kan, Eiji-kun."


"Ya. Tanpa perlu diminta pun kami akan melalukan itu."


Dengan ini aku tida perlu khawatir tentang hari esok.


"Ya......kalau ada satu hal yang harus ditakutkan."


"Ditakutkan?"


"Aku merasa berat kalau harus berdandan sebagai gal berambut pirang lagi......."


Sudah cukup melakukan cross-dressing sekali dalam hidupku.


"Sebegitunya kamu tidak menyukainya? Kamu terlihat cocok lho♪"


"Ini bukan masalah terlihat cocok atau tidak......aku kau tahu berapa banyak fotoku yang diambil dalam satu hari ini? Hampir semua orang yang kukenal dan yang tidak kukenal yang datang ke kafe mengambil fotoku. Terlebih......dari semua orang, bahkan ayah Aoi-san melihatnya."


Mengingatnya saja sudah membuat wajahku terbakar rasa malu.


"Aoi-san, tolong katakan sesuatu untuk memotivasi Akira-kun!"


"Umm......aku juga ingin melihatnya lagi."


Aku bisa tahu kalau aku membuat ekspresi yang rumit.


Suasana hatiku juga sangat rumit, rasanya aku senang tapi tidak juga.


"Kamu memakai yang pendek hari ini, jadi aku ingin kamu memakai wig panjang besok."


"Permintaan tambaham!?"


"Jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan Akira berdandan sebagai wanita sendirian. Aku juga akan ikut."


"Jangan bicara seolah-olah semuanya baik-baik saja kalau kau bergabung seperti itu. Maksudku, Eiji bertanggung jawab atas urusan belakang, jadi kau tidak perlu berpakaian seperti seorang wanita kan."


Sudah kubilang, kalau aku membuka pintu baru, apa kau akan bertanggung jawab?


"Kesampingkan pembicaraan tentang pakaian wanitu, itu saja untuk hari ini. Pak manajer mengatakan ia akan mengantar camilan teh yang kita buat ke sekolah besok pagi, jadi mari kita terima kebaikannya dan bubar."


Kami mengucapkan terima kasih pada pak manajer dan meninggalkan kedai kopi sebelum hari berganti.


Kemarin, aku dan Aoi-san menghabiskan waktu semalaman untuk membuat puding, jadi rasa kantuk kami sudah sampai pada batasnya.


Setelah pulang ke rumah, aku mendapati diriku tidur di sofa sampai pagi.

*




Lalu, hari kedua festival sekolah berlalu begitu cepat.


Seperti yang diharapkan, hari kedua juga sukses besar.


Menu hidangan terjual habis sebelum sore hari, tapi tidak ada habisnya jumlah pelanggan yang hanya ingin minum teh setelah itu, dan mereka tidak berhenti berdatangan hingga pukul 17:30, ketika festival berakhir.


Semua anak yang telah kembali ke kelas mengantar semua pelanggan terakhir kami.


Segera setelah itu, ketika pengumuman diumumkan bahwa festival sekolah telah berakhir, semua orang bersorak dan saling tos sudah direncanakan begitu.


Banyak hal yang terjadi, tapi aku yakin itu adalah festival sekolah yang akan tetap diingat oleh semua orang.


Dan yang tersisa hanyalah pertunjukan kembang api yang meriah sebagai penutup.



Akhir Bab 8

Post a Comment for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J3 Bab 8.2"