Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J3 Bab 4.3
Bab 4 - Meski Begitu, Kami Adalah Keluarga
"Jadi begitu ya......"
"Kalau dibilang Aoi-san sekali, itu memang Aoi-san sekali."
Dua hari setelah Aoi-san meninggalkan rumah, Senin pagi---
Aku memanggil Eiji dan Izumi ke atap dan menjelaskan tentang Aoi-san.
Ibu Aoi-san muncul lagi di depan kami.
Aoi-san ingin memperbaiki hubungannya dengan ibunya dan kembali ke rumah ibunya untuk menghadapinya sekali lagi. Aku juga mengatakan pada mereka bahwa dia telah berjanji untuk kembali sebelum festival sekolah dan bahwa dia telah mempercayakan persiapannya pada kami.
Mereka berdua tampak secara umum menerima pilihan Aoi-san.
"Kami belum pernah bertemu dengan ibu Aoi-san, jadi kami tidak tahu, tapi dari apa yang kami dengar, dia tidak terdengar seperti orang yang bisa dipercaya, aku jadi khawatir."
"Ya. Dari awal, aku merasa itu tidak akan menjadi sebuah diskusi......"
Wajar jika mereka berdua berpikir demikian.
Sebenarnya, aku juga berpikir demikian.
"Akan lebih baik jika Aoi-san bisa berdamai dengan ibunya, tapi bagaimana jika mereka tidak bisa? Dan yang lebih penting lagi, apa yang akan kau lakukan jika dia tidak bisa berdamai dan ibunya tidak mengizinkan Aoi-san kembali ke Akira?"
Tentu saja, bukan berarti aku tidak memikirkan soal itu.
"Aku akan menggunakan cara apa pun pada waktu itu. Aku masih memikirkan cara konkret apa yang akan kulakukan, tapi tidak peduli jika ibunya membuat keributan tentang penculikan atau kejahatan, jika Aoi-san menginginkannya, aku akan menggunakan cara apa pun untuk membawanya kembali."
Dengan mengatakan hal ini di depan mereka berdua, aku menegaskan kembali tekadku.
Kali berikutnya aku menghadapi ibu Aoi-san, aku tidak akan gentar lagi pada apa pun.
"Yah, aku minta maaf karena salah satu anggota komite sedang absen saat ini, tidak hanya untuk Eiji dan Izumi, tapi juga untuk semua orang di kelas, tapi aku akan bekerja untuk bagian Aoi-san juga."
"Apa yang kamu bicarakan?"
Izumi kemudian menggembungkan pipinya karena tidak puas.
Kupikir aku sudah mengutarakan pikiranku, tapi sepertinya dia tidak menyukainya.
"Tidak mungkin kami akan membiarkan Akira-kun sendirian menanggung lubang yang ditinggalkan Aoi-san. Kan, Eiji-kun?"
"Ya. Aku mengerti perasaanmu, tapi serahkan setengahnya kepada kami, Akira.".
"Ya, ya. Ayo kita semua berusaha dengan baik agar Aoi-san bisa kembali dengan tenang♪"
"Kalian berdua......"
Aku merasa seolah-olah kata-kata mereka terlah membangunkanku.
Aku mencoba untuk tetap tenang, tapi mungkin aku tidak tenang di suatu tempat.
Sungguh gila aku mencoba untuk melakukannya sendiri sekarang.
"Maaf. Aku mengatakan sesuatu yang dingin."
Sekali lagi, aku menyadari betapa bersyukurnya aku memiliki dua sahabat yang bisa kuandalkan.
"Kalian berdua, pinjamkan kekuatan kalian demi Aoi-san."
"Tentu saja♪"
Aku selalu berpikir.
Di saat seperti ini, keceriaan Izumi menyelamatkan kami.
"Tapi, Akira-kun, apa kamu baik-baik saja?"
"Tentu saja kami mengkhawatirkan Aoi-san, tapi kami juga mengkhawatirkanmu, Akira."
"Kalau kamu memiliki masalah, kamu selalu bisa berbicara dengan kami. Kami berada di pihak kalian berdua."
"Ya......Terima kasih."
Ini bukan hanya tentang Aoi-san.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Aku senang bahwa mereka cukup peduli untuk mengkhawatirkanku juga.
Setelah itu, kami kembali ke ruang kelas dan aku berdiri di podium untuk menjelaskan situasinya kepada teman-teman sekelas.
Dengan semua mata tertuju padaku, aku langsung masuk ke topik utama.
"Ada satu hal yang perlu kuberitahukan pada kalian semua."
Aku mencoba untuk tidak memberikan kesan serius.
Namun, terlihat jelas dari podium bahwa ekspresi semua orang telah mengeras.
Mungkin mereka telah menebak sesuatu dari fakta bahwa Aoi-san tidak ada di sini.
"Sebenarnya, Aoi-san akan absen dari sekolah untuk sementara waktu."
Tentu saja, ruang kelas menjadi ramai.
Reaksi teman-teman sekelas bervariasi.
Beberapa orang tampak khawatir kalau sesuatu telah terjadi, yang lainnya begitu khawatir tentang persiapan yang mereka lakukan sehingga mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak membuat keributan. Beberapa orang begitu terkejut sehingga mereka kehilangan suara dan terus memandangku.
Mereka tampak lebih bingung daripada yang kubayangkan.
Setelah beberapa saat, mereka semua merendahkan suara mereka dan menungguku untuk melanjutkan.
"Alasannya bersifat pribadi, jadi aku minta maaf, tapi aku tidak bisa menjelaskannya secara rinci. Kupikir semua orang akan khawatir dan terganggu karena salah satu anggota komite tidak hadir di sekolah pada saat yang begitu penting sebelum festival sekolah.......Aku benar-benar minta maaf tentang hal itu."
Aku meletakkan tanganku di atas podium dan menundukkan kepala.
"Rencananya dia akan kembali pada festival sekolah, tapi sejujurnya aku juga tidak tahu bagaimana itu akan berjalan. Tapi Aoi-san berjanji padaku bahwa dia pasti akan kembali. Aku percaya kata-katanya. Karena itu......aku ingin memastikan bahwa kita memiliki tempat untuk Aoi-san kembali."
Aku mengatakannya dengan semua ketulusan yang ada sambil masih menunduk.
"Tentu saja kupikir ada orang yang tidak setuju. Melemparkan persiapan festival, pulang saat sebelum hari H dan hanya ikut berpartisipasi, sebuah situasi yang nyaman, aku bisa mengerti kalau ada yang berpikir seperti itu. Tapi......aku, Eiji dan Izumi akan melakukan yang terbaik untuk mengisi kekosongan Aoi-san, jadi aku ingin kalian semua meminjamkan kekuatan kalian seperti biasa."
Karena aku terus menundukkan kepala, aku tidak tahu wajah seperti apa yang dibuat oleh semua orang.
Meskipun begitu, situasi ruang kelas yang sunyi menyampaikan suasana kebingungan semua orang.
Biasanya pada saat-saat seperti ini, Izumi memimpin dan berbicara.
Izumi, perwakilan kelas dan pembuat suasana, telah mampu menghidupkan suasana dan menyatukan kelas berkali-kali sampai saat ini.
Izumi juga mungkin mengerti bahwa dia tidak bisa melakukan itu dalam situasi ini.
Dia tahu bahwa dia tidak bisa memaksakan suasana menjadi positif seperti yang selalu dia lakukan.
Apakah mereka menerima atau menolak situasi ini, apakah mereka mengeluh atau tidak, apakah kami mendapat kerja sama atau tidak......
Itu akan menjadi keputusan semua orang.
Setelah keheningan sejenak menyelimuti ruang kelas.
"Apa yang kamu bicarakan sekarang?"
Seorang anak laki-laki mengangkat suaranya.
"Semua orang tahu bahwa Aoi-san bekerja keras untuk menyukseskan festival sekolah. Kami mengerti kalau Aoi-san yang seperti itu harus absen sekolah, itu pasti karena sesuatu yang besar. Ada orang yang ingin melakukan yang terbaik mengisi kekosongannya, tapi tidak ada orang yang menganggap itu situasi yang nyaman untuknya."
Kata-kata itu membuat bagian dalam kelopak mataku memanas.
"Itu benar. Sampai sekarang, dia telah mengambil inisiatif untuk melakukan yang terbaik untuk semua orang, jadi aku ingin dia menyerahkan sisanya pada kami dan beristirahat. Karena ini Aoi-san, aku ingin tahu apa itu menyiksanya karena harus absen disaat seperti ini."
"Ya, ini Aoi-san yang kita bicarakan, dia pasti seperti itu."
"Akira-kun, kalau kamu bisa menghubungi Aoi-san tolong sampaikan padanya. Sampaikan kalau kami semua mengatakan, 'Kami baik-baik saja, jadi jangan khawatir,'."
"Kalau sudah diputuskan, kita harus mengalokasikan pekerjaan Aoi-san untuk semua orang."
Semua orang secara spontan berkumpul dan mulai berbicara tentang kedepannya.
"......"
Bagaimana aku harus mengatakannya......aku kehilangan kata-kata.
Aku ingin semua orang mengerti entah bagaimana.
Tapi aku tidak pernah menyangka mereka akan begitu pengertian.
Aku sangat tersentuh oleh kata-kata baik semua orang sampai-sampai aku kehilangan kata-kata dan bahkan tidak bisa mengucapkan terima kasih.
"Kekhawatiran kita tidak beralasan, ya."
"Itu menunjukkan betapa kerasnya Aoi-san telah bekerja."
Saat aku menyadarinya, Eiji dan Izumi berdiri di sampingku.
Sungguh, seperti yang mereka berdua katakan.
"Aku berharap bisa menunjukkan pemandangan ini pada Aoi-san."
Meskipun aku tahu itu mustahil, ku tidak bisa menahan diri untuk tidak berpikir seperti itu.
Dan satu hal lagi yang kupikirkan ketika aku melihat pemandangan ini---jika ada orang yang memahami Aoi-san sampai seperti ini, aku mungkin tidak perlu mengkhawatirkannya lagi setelah aku pindah sekolah.
Pada saat yang sama ketika kupikir itu adalah hal yang menyenangkan sampai-sampai aku tidak bisa mengatakannya.
Aku sedikit kesepian......sampai-sampai aku tidak ingin mengatakannya.
Akhir Bab 4
Post a Comment for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J3 Bab 4.3"