Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J1 Bab 4.4
Bab 4 - Yang Disukai Gadis Cantik Siswi Pindahan Dari Luar Negeri
Ketika kami tiba di supermarket, Charlotte-san dan aku berjalan berdampingan sambil melihat-lihat bahan makanan.
Emma-chan yang berada dalam pelukanku masih menggosokkan pipiku, tapi Charlotte-san masih terlihat agak depresi.
Seriusan, kuharap dia tidak terlalu terganggu tentang hal itu.......
『Onii-chan, Emma lapar.......』
Saat aku mengamati Charlotte-san dari samping, Emma-chan dalam pelukanku menarik-narik pakaianku dengan mata basahnya.
Emma-chan dan Charlotte-san sedikit bertengkar dan mereka terlambat keluar, jadi urusan perut Emma-chan harus didahulukan.
Charlotte-san yang berjalan di sampingku, secara alami mendengar kata-kata Emma-chan, dan dia meliriknya.
Matanya tampak seperti ingin mengatakan sesuatu---atau begitulah yang kupikirkan, tapi dia terlihat seperti meminta maaf.
Lalu, yang menjadi sasaran mata itu bukan aku, tapi Emma-chan.
Mungkin Charlotte-san berpikir bahwa pertengkaran sebelumnya adalah kesalahannya.
Apa dia merasa menyesal karena membuat adiknya lapar?
『Ketika kita sampai di rumah, Charlotte-san akan memasak untuk Emma-chan, jadi bisa Emma-chan bertahan sampai saat itu?』
『......Emma, lapar.』
Ketika aku menjawab dengan senyuman, Emma-chan menggembungkan pipinya dan mengatakan hal yang sama lagi.
Apa itu hanya imajinasiku, aku merasa kalau dia memotong kata-katanya di tengah-tengah dan menekankan kata-kata itu untuk menarik perhatian?
『Maafkan aku, oke? Tapi mau bagaimana lagi.』
『Muuu......』
『Emma-chan itu anak yang hebat, tapi apa Emma-chan tidak bersabar......?』
『Emma, hebat?』
Ketika Emma-chan merajuk, aku mencoba untuk melihat apakah aku bisa melakukan sesuatu tentang hal itu, lalu Emma-chan memiringkan kepalanya dan bertanya balik padaku.
Aku penasaran apa dia mengerti apa yang kumaksudkan, tapi dari nuansa kata-kata yang dia kembalikan, sepertinya dia mengerti.
『Ya, Emma-chan selalu menjaga rumah sendirian, jadi Emma-chan itu anak yang hebat.』
『Emma anak yang hebat!』
Ketika aku memujinya, Emma-chan menganggukkan kepalanya dengan sangat puas.
Sepertinya dia senang.
Sip, ini sepertinya berhasil.
『Ya, itu benar. Jika Emma-chan seorang anak yang hebat, bisa Emma-chan bersabar sedikit lebih lama lagi untuk makan malam?』
『......』
Aku melanjutkan mencoba membimbingnya untuk bersabar, tapi Emma-chan diam dan menatapku dengan tajam.
Apa aku terlalu memaksanya, ya......?
Ketika aku merasakan ketidaksabaran itu, Emma-chan sedikit menganggukkan kepalanya.
『Hm, Emma anak yang hebat, jadi Emma bisa bersabar.』
『Itu benar, Emma-chan itu anak yang hebat.』
Saat aku mengerti bahwa diamnya Emma-chan hanyalah usahanya untuk bersabar, aku dengan lembut mengelus kepalanya dan memujinya.
Kemudian Emma-chan menyipitkan matanya dengan suasana hati yang baik dan menyandarkan kepalanya padaku.
Dia benar-benar anak yang manja.
Tapi, kalau hanya begini, dia mungkin akan rewel lagi.
Kuharap ada sesuatu yang bisa mengalihkan perhatiannya---
『Oh ya, Emma-chan, mau nonton video kucing?』
『Kucing! Emma ingin menontonnya!』
Ketika aku mencoba mencari video kucing dan menunjukkannya padanya, Emma-chan mengambil ponsel dari tanganku dengan penuh semangat.
Ya, ini adalah reaksi yang bahkan lebih baik daripada yang kubayangkan.
『Kucing♪ Kucing♪』
Emma-chan sepertinya lupa kalau dia lapar ketika dia mulai menonton video, dan mengayun-ayunkan kepalanya ke kanan dan kiri dalam suasana hati yang baik.
Dia tersenyum lucu sekali sampai-sampai para pembeli di sekeliling kami menatapnya dengan senyuman di wajah mereka.
"---Seperi yang kuduga, Aoyagi-kun itu luar biasa, ya......"
"Charlotte-san?"
Entah sejak kapan, Charlotte-san yang seharusnya sedang memilih bahan makanan juga melihat ke arahku.
Dia menatapku dengan senyum lembut di wajahnya, dan aku tidak bisa menahan rasa berdebar di dadaku.
Dia berbicara padaku dalam bahasa Jepang, yang berarti dia tidak ingin Emma-chan mendengarnya.
"Aoyagi-kun tidak pernah mengatakan sesuatu dengan cara yang kasar, tapi kamu membimbing Emma dengan cara yang bisa dimengerti olehnya. Itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah."
"Um, itu bukan sesuatu yang begitu terpuji, kok?"
"Tidak, itu benar-benar hebat. Seperti yang kukatakan sebelumnya, Emma adalah anak yang sangat rewel....... Dan bagaimanapun juga, Aoyagi-kun itu memang sangat baik hati."
Bagaimana ini, wajahku sangat panas karena aku tidak menyangka akan dipuji seperti ini.
Aku senang dipuji olehnya, tapi lebih dari itu, aku merasa malu.
"M-Mari kita mengakhiri pembicaraan ini. Daripada itu, apa yang akan kamu buat hari ini?"
Merasa tidak nyaman, aku memutuskan untuk menyinggung topik lain untuk mengakhiri percakapan ini.
"Benar juga......apa yang kamu sukai, Aoyagi-kun?"
"Umm, tidak ada yang khusus."
Yang paling kusukai adalah ramen, tapi seperti yang kuduga, tidak mungkin aku bisa mengatakannya dalam alur percakapan ini.
Aku ingin dibuatkan ramen, tidak mungkin aku bisa mengatakannya.
Jika itu adalah ramen instan atau semacamnya, tidak apa-apa, tapi dia tampak begitu serius jadi dia mungkin akan membuatnya mulai dari sup.
『Daripada itu, mari kita buat sesuatu yang ingin dimakan Emma-chan. Apa yang ingin kamu makan, Emma-chan?』
Daripada aku, kupikir kita harus membiarkan Emma-chan, yang paling muda, memilih.
Karena itu aku berkata lagi dalam bahasa Inggris dan berbicara dengan Emma-chan.
『Hmm? Emma ingin hamburger!』
Ketika aku bertanya padanya apa yang ingin dia makan, dia mendongak dari ponsel, memiringkan kepalanya dengan manis dan menjawab apa yang ingin dia makan.
Aku menepuk kepala Emma-chan dan memujinya karena menjawabku dengan benar.
Tln : jaga2 aja, maksudnya menjawab dengan benar itu walopun Emma lagi main HP, dia tetep njawab
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Kemudian, "Ehehe," Emma tersenyum bahagia dan menggosokkan pipinya ke dadaku.
Dia imut seperti biasa.
『Sepertinya dia ingin hamburger.』
『Karena Emma suka sekali hamburger....... Sebenarnya, aku ingin membuat makanan yang disukai Aoyagi-kun, tapi...... aku mengerti, aku akan membuat steak hamburger.』
Ketika aku memberi tahu apa yang Emma-chan inginkan, Charlotte-san sedikit berpikir, lalu menerimanya dengan senyuman.
---Ketika kami tiba di rumah, Charlotte-san segera mulai memasak.
Dan berbicara tentang Emma---
『Hamburger♪ Hamburger♪』
---Dia duduk di pangkuanku dan menggoyangkan tubuhnya dengan gembira.
Sungguh gadis kecil yang lucu.
Aku merasa seperti bisa bahagia hanya dengan melihatnya.
『Emma-chan sangat menyukai hamburger, ya.』
『Ya, Emma sangat menyukainya......!』
Ketika aku mengajaknya bicara, Emma-chan menjawab dengan senyum lebar di wajahnya.
Apa ini, aku jadi sangat ingin memanjakannya.
『Mari kita tunggu dengan tenang sampai makanannya siap, oke?』
『Mmm.』
Ketika aku mengatakan itu sambil mengelus kepalanya, Emma-chan mengangguk.
Sepertinya dia bisa terus bersabar.
Saat aku sedang memikirkan itu, entah kenapa Emma-chan menatapku lagi.
『Ada apa?』
『Nn, Emma, ingin nonton kucing lagi.』
Emma-chan, yang sebelumnya menggoyangkan tubuhnya dan menantikan hamburger, sekarang sepertinya ingin melihat kucing dan memohon padaku.
Mungkin dia teringat apa yang dilihatnya di supermarket.
Aku mengeluarkan ponsel dari saku dan mencari video kucing di situs video terkenal.
Cukup banyak video kucing yang muncul, jadi aku memilih video kucing dengan thumbnail yang lucu dan menyerahkannya pada Emma-chan.
『Kucing......!』
Pipi Emma-chan melunak dengan binar di matanya ketika dia melihat video kucing.
Sepertinya pipinya melunak karena kucingnya begitu lucu.
Melihat Emma-chan yang seperti itu, pipiku juga sepertinya melunak.
Sambil tetap seperti ini, kami menunggu masakan Charlotte-san siap.
"---Aoyagi-kun, makanannya sudah siap, bisa kalian bersiap-siap untuk makan?"
Ketika aku teralihkan oleh Emma-chan, piring-piring sudah ditata satu demi satu di atas meja oleh Charlotte-san, dan memang sudah siap untuk makan sekarang.
Namun---
『Kucing♪ Kucing♪』
Emma-chan sepertinya tidak peduli dengan makanan yang sudah ditata di atas meja dan sibuk dengan kucingnya.
Jika ingin makan, aku harus mengambil ponselku, tapi apa aku bisa mengambilnya dari Emma-chan yang begitu senang menonton videonya?
Jika aku melakukan itu, dia pasti akan mulai menangis, kan.......?
Tapi akulah yang memberinya ponsel, jadi aku tidak punya pilihan selain mengambilnya dari Emma-chan.
『Emma-chan, makanannya sudah siap, jadi mari berhenti menonton kucingnya, oke?』
『Eee.......Emma masih ingin menontonnya.......』
『Ugh---』
Ketika aku menyuruh Emma-chan untuk berhenti, dia menatapku dengan mata yang basah.
Aku ingin tahu apa dia mengerti kalau dia menatapku seperti ini, dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan.
Aku merasa seperti sedang memberikan pengetahuan yang tidak baik.
Tapi ketika dia menatapku dengan mata ini, aku tidak bisa dengan paksa untuk mengambilnya.
"Tidak apa-apa, Aoyagi-kun."
Saat aku ragu-ragu untuk mengambil ponselku dari Emma-chan, Charlotte-san menatap wajahku sambil tersenyum.
Wajah imut Charlotte-san begitu dekat denganku dan membuatku merasa sangat gugup.
Tanpa mempedulikanku, Charlotte-san mengalihkan pandangannya ke adik perempuannya, yang duduk di pangkuanku.
Apa sebenarnya yang akan dia lakukan?
Aku tidak tahu apa yang Charlotte-san coba lakukan, jadi aku memutuskan untuk diam dan melihatnya.
『Emma, ayo kita makan malam?』
『Hmm? Emma ingin menonton kucing.......』
『Emma ingin menonton kucing?』
『Ya......!』
Emma-chan mengangguk senang mendengar pertanyaan Charlotte-san.
Charlotte-san tersenyum lembut membalas senyuman adiknya.
Kupikir dia akan mengambil ponselku darinya, tapi ternyata tidak.
Apa yang akan dilakukan Charlotte-san dari sini?
『Oh begitu, kalau begitu kami akan makan hamburgernya, ya?』
『---!?』
『Emma lebih memilih kucing daripada hamburgernya, bukan? Kita tidak boleh menyisakan apa pun, jadi kami akan makan hamburger bagian Emma.』
『Tidak boleh! Emma akan makan juga!』
『Tapi Emma ingin melihat kucing, bukan?』
『Unn! Kucingnya sudah cukup, Emma akan makan hamburger!』
Mengatakan itu, Emma mengembalikan ponselku seolah dia sedang terburu-buru.
Seperti yang diharapkan dari Charlotte-san.
Dia memang banyak mengalah, tapi dia tahu bagaimana memperlakukan adik perempuannya.
『Kalau begitu, ayo kita makan.』
Melihat Emma-chan juga siap untuk makan, Charlotte-san tersenyum dan menyatukan kedua tangannya.
Seolah-olah dia akan melakukan gerakan sebelum makan khas Jepang, "Itadakimasu".
Itu mengingatkanku, dia pernah mengatakan padaku bahwa ketika kau berada di Jepang, kau harus mengikuti adat istiadat setempat.
Mungkin dia berniat untuk meniru budaya Jepang saat dia berada di Jepang.
Aku juga menyatukan kedua tanganku dengan cara yang sama sambil melihat Charlotte-san.
Entah kenapa, Emma-chan, yang belum turun dari pangkuanku, memiringkan kepalanya dengan lucu, seolah-olah dia tidak tahu apa itu "Itadakimasu".
Tapi segera setelah itu, ia menyatukan tangannya dengan cara yang sama seperti yang kami lakukan.
Dan kemudian kami---
""Itadakimasu.""
Kami menyantap makanan kami, berterima kasih kepada orang-orang yang telah menyediakan bahan-bahan dan makanannya.
◆
Lanjut min
ReplyDeleteNaise min smngt tlnya
ReplyDelete