Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J1 Bab 4.3
Bab 4 - Yang Disukai Gadis Cantik Siswi Pindahan Dari Luar Negeri
『Umm, malam, Emma-chan.』
Setelah mempersilahkan pengunjung yang tak terduga masuk, Emma-chan mendongak dengan ekspresi seolah ingin diperhatikan.
『Selamat malam!』
Seketika, dengan penuh semangat, Emma-chan membalas sapaanku.
Lalu dia mengarahkan tatapan yang sepertinya mengharapkan sesuatu.
『Jangan-jangan?』
『Ya, Onii-chan, gendong.』
Saat aku bergumam sambil memiringkan kepalaku setelah tahu apa yang dia inginkan, Emma-chan merentangkan tangnnya dan mengangguk sambil tersenyum.
Dia langsung meminta digendong begitu masuk, dia sepertinya benar-benar suka digendong ya.
Untuk sekarang, karena dia menunjukkan ekspresi yang sepertinya akan menangis kalau aku menolaknya, jadi aku berjongkok dan mengangkat Emma-chan.
『Ehehe......』
Begitu aku aku menggendongya, Emma-chan langsung menggosokkan pipinya.
Dia benar-benar anak yang manja.
Sambil mengelus kepala Emma-chan dengan lembut, aku mengarahkan pandangan ke arah Charlotte-san yang terlihat meminta maaf.
『Umm, kamu tidak perlu khawatir, kok?』
『Tapi......』
Charlotte-san melirik ke arah mejaku dengan ekspresi muram di wajahnya.
Ada buku teks dan buku catatan yang terbuka di sana, siapapun yang melihatnya pasti akan menebak kalau aku sedang belajar.
『Ah, jangan khawatir. Aku hanya belajar karena tidak ada yang bisa kulakukan.』
Sebenarnya tidak begitu, tapi tidak perlu repot-repot menjelaskannya.
Yang penting membuatnya semudah mungkin agar Charlotte-san tidak khawatir.
『Bagaimana aku harus meminta maaf karena begitu egois......』
『Kamu terlalu memikirkannya. Kita adalah tetangga, jadi kupikir kalian boleh dengan leluasa datang dan mengunjungiku.』
Ada banyak pria yang akan senang jika ada dua gadis manis yang datang ke kamar mereka, tapi hanya sedikit pria yang tidak menyukainya.
Memang benar bahwa mereka telah bermain setiap hari selama beberapa hari terakhir ini, tapi aku bisa mengurangi waktu tidurku jadi itu tidak memengaruhi studiku.
Karena itu, aku ingin Charlotte-san dan Emma-chan datang dan bermain bersama tanpa ada rasa sungkan.
『Lottie berisik.』
Aku entah bagaimana sudah menduganya, tapi mungkin mereka telah betengkar pada saat sebelum datang ke kamarku, Emma-chan mengatakannya dengan ekspresi cemberut.
Dia mungkin berada pada usia dia ingin melampiaskan ketidakpuasannya.
Namun, jika dia mengatakan sesuatu seperti ini, tentu saja Charlotte-san juga tidak akan tinggal diam.
『Emma~? Ayo kita bicara setelah kita pulang, oke~?』
Charlotte-san mengintip ke wajah Emma-chan dengan tersenyum.
Wajahnya tersenyum, dan suaranya begitu indah, jadi enak didengar.......tapi, kenapa ya?
Aku merasakan tekanan aneh dari Charlotte-san sekarang.
『Onii-chan......Emma akan dinakali......』
Emma-chan menekankan wajahnya ke dadaku untuk menyembunyikan wajahnya dari Charlotte-san dan menatapku dengan mata yang lembab.
Emma-chan, yang terlihat seperti akan menangis dan memiliki ekspresi wajah yang lemah, bagaikan hewan kecil yang membuatku ingin melindunginya.
『Jangan malah membuatku menjadi terlihat jahat dan menempel pada Aoyagi-kun.......Aoyagi-kun, biar kuberitahu sesuatu.......』
『Tidak apa-apa, kamu hanya akan memberi tahunya bahwa apa yang tidak boleh itu tidak boleh, kan? Aku mengerti, jadi jangan khawatir.』
Seperti yang kukatakan, aku tidak berpikir Charlotte-san akan membentak Emma-chan.
Kupikir Emma-chan hanya mengatakan itu saat Charlotte-san marah ketika dia melakukan sesuatu yang salah atau semacamnya.
---Tidak, ini lebih seperti...... dia pikir dia bisa membuatku melindunginya dengan mengatakan itu?
Yah, apapun itu, aku memang tidak begitu tertipu oleh kata-kata Emma-chan sampai-sampai aku salah paham disini.
『Terima kasih......』
Mungkin karena aku mempercayai Charlotte-san, dia mengelus dadanya seolah-olah lega.
Saat melihatnya, aku sejenak terpana oleh senyuman Charlotte-san, tapi aku buru-buru menatap wajah Emma-chan dengan sikap santai seolah-olah tidak ada yang terjadi.
『Emma-chan, tidak apa-apa. Charlotte-san tidak akan membentakmu.』
Karena aku berurusan dengan seorang anak kecil, aku sadar akan suaraku dan berbicara padanya selembut mungkin.
Kemudian Emma-chan menatapku dengan ekspresi sedih, mungkin karena dia telah mendengar percakapan antara aku dan Charlotte-san.
『Onii-chan, bukankah Onii-chan itu ada di pihak Emma......?』
『Ugh......』
Dia menatapku dengan mata sembab dan penuh air mata, dan tanpa sadar aku menelan ludah.
Rasanya aku seperti telah melakukan sesuatu yang sangat salah.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Maksudku, bagaimana anak ini tahu kata sekutu......?
『Um, tidak apa-apa, oke? Charlotte-san tidak marah, kok.』
『Lottie marah.』
Menanggapi kata-kataku, Emma-chan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan menyangkalnya.
Yah, memang benar, bukannya dia tidak marah.
Tapi alasan Charlotte-san marah adalah karena dia yang merawatnya dan peduli pada Emma-chan.
Kupikir dia adalah tipe gadis yang bisa mengatakan kalau hal buruk itu buruk.
Meski sulit membayangkan dia menggunakan bahasa yang kasar dalam melakukannya.......
『Ini lebih merupakan peringatan daripada marah, oke? Aku tidak pernah benar-benar marah.』
Charlotte-san menggembungkan pipinya sedikit, seolah-olah dia sedikit kesal.
Ternyata dia juga punya sisi kekanak-kanakan.
『Ahaha, aku mengerti, kok. Dan Emma-chan, jangan khawatir, Charlotte-san itu orang yang baik dan aku ada di pihak Emma-chan.』
『Onii-chan akan melindungiku......?』
『Tentu saja.』
『Yeay! Emma mencintaimu, Onii-chan!』
Ketika aku mengangguk sambil tersenyum, Emma-chan menempelkan pipinya ke pipiku lagi dengan senyum lebar di wajahnya.
Aku senang dia bahagia.
『......Aku merasa anak ini akan menjadi wanita penyihir di masa depan.......』
『Eh, apa yang kamu katakan?』
『Tidak, bukan ada apa-apa.』
Charlotte-san memiliki ekspresi yang rumit di wajahnya, tapi ketika aku bertanya, dia tersenyum kembali.
Dia sepertinya tidak berniat mengatakan apapun pada Emma-chan lagi, jadi kurasa kita bisa menyebutnya sebagai kasus yang ditutup, bukan?
『Hei, hei, onii-chan.』
『Hmm? Ada apa?』
『Emma ingin makan bareng Onii-chan.』
『Lagi-lagi anak ini......』
Ketika Emma-chan memohon dengan menegadah, Charlotte-san meraih Emma-chan dengan ekspresi bermasalah.
『Emma, ayo kita pulang? Jangan ganggu Aoyagi-kun lagi.』
『Tidak! Lottie, lepaskan Emma!』
Badan Emma dicengkeram oleh Charlotte-san, dan mulai meronta-ronta.
Meskipun mengatakan hal seperti itu pada anak kecil, mereka tidak mungkin akan mengerti.
Tapi Charlotte-san adalah gadis yang perhatian, jadi dia tidak bisa tidak memperhatikanku.
Ini sudah merupakan perbedaan dalam cara berpikir mereka karena kepribadian dan usia mereka, jadi pasti ada perselisihan.
Menurutku, dalam keluarga normal, pemandangan seperti ini akan menjadi hal yang biasa.
Hanya saja, aku tidak tahu apa-apa tentang keluarga normal.
『Charlotte-san, tidak apa-apa. Malahan aku senang dia mengundangku.』
Untuk sekarang, aku tersenyum pada Charlotte-san, memilih kata-kataku dengan hati-hati agar tidak memperburuk keadaan.
Kemudian dia membuat ekspresi minta maaf lagi.
『Aku benar-benar minta maaf karena dia begitu egois.......』
『Tidak, jangan khawatir tentang hal itu. Kamu lihat, itu adalah pekerjaan anak kecil untuk egois.』
『Aoyagi-kun benar-benar baik, ya.』
『B-Begitukah? Kupikir aku biasa saja.』
『Tidak, Onii-chan sangat baik. Tidak seperti Lottie.』
Ketika aku merasa malu dengan pujian Charlotte-san, Emma-chan dalam pelukanku mulai mengangguk-angguk dengan raut wajah sombong.
Dia dengan santai mencampurkan beberapa kata bernada pertengkaran pada Charlotte-san, tapi bukannya dia sebelumnya pernah menyebut Charlotte-san itu baik?
Dan dari mana dia belajar cara mengaduk-aduk keadaan seperti ini, ya......?
『Fufu, Emma ini, kamu jadi sangat berani kalau ada Aoyagi-kun ya.』
......Dan sepertinya dia sudah pada batasnya.
Tekanan yang kurasakan dari Charlotte-san lebih dari sebelumnya, meskipun dia masih memiliki senyum yang indah seperti biasanya.
Aku tahu dia mencoba untuk bersabar, tapi senyumannya sebaliknya menakutkan.
Emma-chan mungkin juga menyadari bahwa dia telah bertindak terlalu jauh dan membenamkan wajahnya di dadaku.
『Charlotte-san, jadi apa yang akan kita lakukan dengan makan malam?』
Sambil dengan lembut membelai kepala Emma-chan dan menenangkannya, aku memanggil Charlotte-san yang sedang menatap Emma-chan untuk mengalihkan perhatiannya.
Charlotte-san menatapku dan tersenyum seperti bermasalah.
『Aku selalu memasak makan malam, dan aku baru saja akan pergi berbelanja bahan-bahan dan memasak untuk hari ini juga. Emma juga sepertinya ingin makan bersama Aoyagi-kun, jadi apa kamu makan makanan buatanku lagi?』
『Tentu saja.』
Terakhir kali aku menyantap makanan rumahan Charlotte-san, rasanya luar biasa lezat dan sejujurnya aku senang dia membuatnya untukku.
Aku sangat beruntung bisa menyantap makanan rumahan Charlotte-san.
『Kalau begitu, aku akan pergi dan membeli beberapa bahan, bisakah kamu menunggu?』
『Tidak, setidaknya aku akan membawakan barang belanjaanmu. Karena kamu yang akan memasak untukku. Selain itu, aku juga akan membayar bahan-bahannya.』
『Tidak, itu tidak boleh. Kamilah yang memintamu untuk makan bersama kami.』
『Tapi kamu akan memasak untukku juga.......』
『Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih karena selalu menjadi teman bermain Emma. Selain itu, aku juga senang Aoyagi-kun memakan makanan buatanku.』
Sepertinya, Charlotte-san tidak berniat mundur sama sekali.
Kupikir bagian dirinya ini juga sangat serius.
Dia yang akan memasak makanannya, jadi kenapa tidak membiarkanku setidaknya membayar bahan-bahannya......Nah, tidak sopan untuk mengatakan lebih banyak.
Setidaknya aku akan membawakan barang bawaannya.
『Mengerti, aku akan menerima kata-katamu kalau begitu. Tapi, bisa setidaknya membiarkanku membantumu dengan barang bawaannya?』
『Kalau itu......ya, tolong.』
Charlotte-san memikirkannya sebentar dan kemudian mengangguk sambil tersenyum.
Mungkin dia berpikir bahwa tidak sopan untuk menolak lebih jauh.
『Terima kasih. Apa toko yang kamu tuju ada di supermarket terdekat?』
『Ya, benar. Hanya dengan berjalan kaki sebentar, jadi sangat praktis, ya.』
Selain praktis, risiko bertemu dengan siswa dari sekolah kami cukup rendah, karena hanya orang-orang yang tinggal di sekitar sini yang pergi ke supermarket tersebut.
Aku harus berhati-hati, tapi tidak sampai harus mengenakan penyamaran.
Jika aku bertemu seseorang, aku bisa menjelaskan bahwa kami kebetulan saja bertemu.
『Apa mau beli permen juga?』
Emma-chan, yang wajahnya menempel di dadaku, mendongak dan bertanya pada Charlotte-san ketika kami berbicara tentang supermarket.
Charlotte-san kemudian membuka mulutnya dengan senyum yang sangat indah.
『Hmmm~~bagaimana ya~? Emma anak yang nakal hari ini, kan~?』
『---!?』
Charlotte-san memiringkan kepalanya dan menatap Emma-chan dengan senyum yang sedikit jahat.
Sepertinya, dia memberinya sedikit teguran.
Entah kenapa, senyuman itu, yang terlihat seperti iblis kecil, terlihat sangat mempesona bagiku.
『Onii-chan......! Lottie nakal......! Tolong Emma......!』
Tapi Emma-chan dengan kesal menepuk-nepuk dadaku dan memprotes kata-kata Charlotte-san.
Aku ingin tahu apa dia tahu kalau Charlotte-san sedang menggodanya, atau apakah dia ingin makan permen dan memintaku untuk membantunya karena merasakan krisis---mungkin, yang terakhir.
『Umm, bagaimana ya......kurasa Charlotte-san akan membelikannya kalau Emma-chan meminta maaf?』
Charlotte-san adalah gadis yang baik hati.
Dia sedikit keras pada Emma-chan sekarang sebagai hukuman, tapi aku yakin jika Emma-chan benar-benar menginginkannya, dia akan segera membelikannya.
Jadi kupikir paling aman untuk meminta maaf padanya sekarang.
Namun---
『Kenapa Emma yang meminta maaf......?』
Emma-chan, yang berpikir bahwa dia sama sekali tidak bersalah, memiringkan kepalanya dan menatapku seolah-olah dia tidak mengerti.
Pipinya juga sedikit menggembung dan dia tampak merajuk.
『Charlotte-san terluka, lho. Itulah kenapa aku ingin Emma-chan menyembuhkannya dengan mengatakan maaf.』
Apa ini akan berhasil?
Aku sedikit khawatir, tapi Emma-chan melihat wajahku, lalu wajah Charlotte-san.
Kemudian dia menundukkan kepalanya.
『Maafkan Emma......』
Ketika Emma-chan meminta maaf, mata Charlotte-san terbelalak kaget.
Kemudian dia membuka mulutnya dengan senyum lembut.
『Tidak apa-apa, aku juga minta maaf karena sudah nakal padamu.』
Charlotte-san juga meminta maaf pada Emma-chan dan mengulurkan tangannya pada Emma-chan, mengatakan "Sini", seolah-olah dia ingin memeluknya.
Ini mungkin semacam ritual untuk berbaikan.
Jadi aku mencoba melepaskan Emma-chan pada Charlotte-san, tapi---
『Tidak! Emma sama Onii-chan saja!』
Emma-chan memeluk leherku erat-erat dan menolak untuk digendong oleh Charlotte-san.
『......』
Charlotte-san yang merentangkan kedua tangannya membeku, dan tubuhnya gemetar.
『U-Umm, Charlotte-san......? Emma-chan itu......masih kecil, jadi......』
『Y-Ya, aku tahu. Tidak apa-apa, Aoyagi-kun.』
Charlotte-san tersenyum manis, tapi apakah dia benar-benar baik-baik saja?
Emma-chan masih kecil jadi dia melakukan apa pun yang dia suka, tentu saja Charlotte-san tahu itu, tapi dia melakukan ini setelah meminta maaf sebelumnya.......
Mungkin akan lebih tidak biasa baginya untuk tidak marah pada hal ini.
Aku menahan kecemasan seperti itu saat aku menuju ke supermarket bersama Charlotte-san, dengan Emma-chan dalam suasana hati yang baik dalam pelukanku.
◆
Lanjut min, semangat terus tl-nya
ReplyDeleteMantap, makasih min
ReplyDeleteNt charlotte
ReplyDeleteWkwkwkwk
ReplyDeleteNgeselin juga nih adeknya😆
ReplyDelete