Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J1 Bab 4.1



Bab 4 - Yang Disukai Gadis Cantik Siswi Pindahan Dari Luar Negeri




"---Dan begitulah.'


Diperwalian singkat keesokan harinya, Miyu-sensei sedang melihat printout dan berbicara tentang informasi kontak hari ini.


Dia mungkin tampak seperti guru yang asal-asalan, tapi dia melakukan apa yang harus dia lakukan.


Dia adalah orang ternyata punya sisi serius juga.


Yah, meski dia terlihat kesal.


"......"


---Hmm?


Saat aku melihat Miyu-sensei yang mengatakan informasi kontak seolah itu hal yang merepotkan, aku merasa seperti ada seseorang yang sedang melihatku.


Ketika aku berbalik ke arah yang kurasakan tatapannya, entah kenapa Charlotte-san menatapku.


"Ah---"


Ketika mata kami bertemu, Charlotte-san tersenyum lembut dan sedikit melambaikan tangannya sehingga teman sekelas lainnya tidak bisa melihatnya.


Aku tanpa sadar hampir melambai membalasnya, tapi aku buru-buru menghentikannya.


Aku sudah memutuskan untuk tidak terlibat dengannya di sekolah.


Aku tidak tahu siapa yang mungkin melihat kami, dan aku tidak bisa mengambil langkah yang ceroboh.


Nah, jika ada, risiko terlihat jelas lebih tinggi untuk Charlotte-san.


Anak itu tampaknya tidak menyadari hal itu.


Setidaknya, dia sadar akan sekelilingnya dan melambaikan tangan ke arahku jadi tidak ada yang melihatnya, tapi aku ingin dia menghentikan hal itu sendiri karena rentang perhatian dirinya yang tinggi.


......Meski, aku sangat senang ketika dia melambaikan tangan padaku.


Senyuman Charlotte-san juga begitu manis.


"Nah, kelas berikutnya akan segera dimulai, tapi---Aoyagi, kemarilah sebentar."


"Eh?"


Saat aku sedang terpesona oleh senyum Charlotte-san, entah kenapa tiba-tiba aku dipanggil.


Ada apa, ya?


"Sudahlah cepat kemari. Yang lainnya tetap tenang sampai guru mata pelajaran selanjutnya datang."


Miyu-sensei meninggalkan ruang kelas setelah mengatakan itu.


Aku tidak begitu mengerti, tapi aku buru-buru mengikutinya.


Jika aku mengabaikannya di sini, aku takut apa yang akan terjadi setelahnya.


Ketika aku meninggalkan ruang kelas, mataku bertemu dengan Charlotte-san, yang menatapku dengan ekspresi khawatir untuk sesaat.


Charlotte-san benar-benar orang yang baik hati, dia mengkhawatirkanku hanya karena aku dipanggil.


Tapi yah, ini Miyu-sensei yang itu.


Aku yakin dia hanya akan memaksaku melakukan tugas-tugas.


"Ada apa sebenarnya?"


Segera setelah aku meninggalkan kelas, aku bertanya pada Miyu-sensei yang sedang menungguku.


Kemudian, Miyu-sensei menatapku dengan intens.


"Sepertinya kau dan Charlotte bergaul dengan baik, ya."


"Um......?"


"Kau tidak berpikir kalau aku menyadarinya? Aku melihat semuanya, kau terus-terusan melihat Charlotte tersenyum dan melambaikan tangan padamu, kan."


Sungguh, apa-apaan sih orang ini.


Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa melihat Charlotte-san melambaikan tangan padaku padahal dia seharusnya melihat ke bawah pada printout-nya.


"Dan kau, di sisi lain, kau menyeringai dan membuat senyuman yang, yah, ceroboh."


"Tidak, aku tidak melakukannya, kan?"


Tidak mungkin aku menyeringai dan membuat senyum yang ceroboh.


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Sebaliknya, aku bahkan menahan pipiku yang hampir mengembang.


"Kau tersenyum sampai ke matamu."


"Jangan bicara tentang orang lain seperti mereka itu orang mesum."


"Yah, kurasa itu bagus."


"Tolong dengarkan aku!"


Tanpa sadar aku men-tsukkomi Miyu-sensei yang mengabaikan kata-kataku.


Orang ini akan selalu mengakhiri percakapan yang menurutnya membosankan.


Dia orang yang cukup buruk.


"Pastikan kau memperhatikan Charlotte, oke?"


Dan kemudian dia mengabaikannya begitu saja dan menyelesaikannya.


Dia benar-benar orang yang berjiwa bebas.


Yah, tapi jika topik tentang Charlotte-san muncul, sejujurnya aku lebih tertarik pada hal itu juga.


Jadi aku memutuskan untuk melupakan kecurigaan aneh yang kumiliki.


"Anda bilang memperhatikannya, tapi dia gadis yang hebat, dia akan baik-baik saja, bukan?"


"Itu berbeda dengan ini. Dia orang luar negeri, jadi mungkin ada kalanya dia tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Jepang, dan penampilannya itu juga. Sangat mudah membayangkan dia jadi incaran para serangga, bukan? Jika dia tidak bisa menyampaikan kata-katanya dan sedang dirayu oleh sekelompok pria asing, itu saja sudah membuat khawatir."


Charlotte-san tahu bahasa Jepang dengan sangat baik, jadi kurasa tidak perlu khawatir dia tidak bisa berkomunikasi.


Tapi aku tidak bisa mengatakan seratus persen seperti itu, dan itulah kenapa dia menginginkanku, yang bisa berbahasa Inggris, untuk memperhatikannya.


Aku agak penasaran tentang metafora bahwa Charlotte-san menarik serangga, tapi memang benar bahwa dia menarik perhatian pria.


Aku tidak kepikiran apa yang bisa kulakukan tentang hal itu, tapi aku akan memperhatikannya.


"Saya mengerti, meski saya tidak tahu apa saya akan berguna, saya akan berhati-hati."


"Ya, kuserahkan padamu. Haa......akan jauh lebih mudah kalau semua orang sepertimu."


Ketika aku mengangguk, entah kenapa, Miyu-sensei tiba-tiba mulai mengeluh.


Sepertinya dia selalu terganggu oleh hal itu.


Yah, kupikir Akira diurutan pertama yang membuatnya terganggu, tapi bukannya Akira memiliki niat buruk.


......Meskipun dalam kasus ini, ia mungkin lebih ke nakal daripada tidak memiliki niat buruk.


"Kalau begitu, saya akan kembali ke ruang kelas sekarang."


"---Ah, benar juga. Aku ingin berbicara denganmu tentang hal lain.


"Eh, apa itu?"


Ketika aku hendak kembali ke ruang kelas, Miyu-sensei, yang sedang menghela napas, menghentikanku.


Saat aku berbalik bertanya-tanya ada apa, Miyu-sensei memiliki senyum indah di wajahnya, menatapku.


Orang ini akan sangat cantik jika dia diam.......


Aku memikirkan hal kasar seperti itu, tapi aku tetap memasang wajah poker agar Miyu-sensei yang intuisinya luar biasa tidak mengetahuinya.


"Aku mengandalkanmu tentang Charlotte, tapi......kau juga harus lebih memikirkan dirimu, mengerti? Jangan terus mengorbankan dirimu demi kebahagiaan orang lain."


Sepertinya sensei ingin membicarakan tentang caraku melakukan sesuatu.


Tapi kalau itu, aku tidak perlu membicarakannya.


"Kau harus menebus atas apa yang kau lakukan. Itulah caraku bertanggung jawab."


"Apakah tindakan membahagiakan seseorang yang tidak ada hubungannya denganmu itu benar-benar menebus kesalahan?"


"......Setidaknya, Akira adalah korban terburuk. Selama anak itu bahagia, aku tidak peduli apa yang terjadi padaku."


"Kau tahu, aku sudah bilang sebelumnya, kau lebih jadi korban daripada pelaku---"


"Sensei. Tidak peduli seberapa banyak yang Anda ketahui, jangan melangkah lebih jauh. Bahkan jika Anda tahu tentang masa lalu saya, Anda tetaplah orang luar."


Aku sengaja memilih kata-kata kasar dan menepis sensei.


Aku menyukai fakta bahwa dia perhatian padaku dan aku menghargai bahwa dia mengatakan hal ini demi diriku.


Namun, bagaimanapun aku tetap tidak bisa membiarkannya.


Rasanya sakit untuk mengatakan kata-kata dingin pada orang yang baik, tapi jika sensei akan menyerah, itu akan lebih baik.


Kupikir begitu, tapi---


"Kau keras kepala seperti biasanya, ya....... Kukatakan padamu, aku tidak akan meninggalkanmu, apa pun yang kau katakan, mengerti?"


Jika orang ini mau melakukan apa yang kuinginkan, aku pastinya sudah berhenti terlibat dengannya sejak lama.


"Maaf, saya sudah kelewatan."


"Tidak, tidak apa-apa. Aku tahu kau tidak bermaksud seperti yang kau katakan. Hanya saja......kau selalu membawa beban terlalu banyak."


Miyu-sensei menepuk kepalaku dan memberiku senyum heran.


"Saya tidak tahu bagaimana kelihatannya dari sudut pandang Anda, tapi tidak sesulit yang Anda katakan, lho......?"


"Ya, ya, benar. Yah, Sekarang tidak, karena aku melihatnya hari ini."


"Apa?"


"Bahwa cara berpikirmu cepat atau lambat akan berubah. Meski aku tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan."


Setelah mengatakan itu, Miyu-sensei pergi.


Apa yang sebenarnya dilihatnya, sih?


Aku penasaran, tapi bahkan jika aku memikirkannya, aku tidak akan bisa menemukan jawabannya.


Karena itu aku berhenti memikirkannya dan kembali ke ruang kelas dengan perasaan yang tak bisa kugambarkan dengan kata-kata.

4 comments for "Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J1 Bab 4.1"