Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J1 Bab 3.4
Bab 3 - Pilihan Yang Dipikirkan Sebelumnya
---Saat aku membaringkan Emma di atas kasur, aku mengingat kejadian hari ini.
Sejujurnya, aku agak khawatir karena ini adalah hari pertamaku sekolah di luar negeri, tapi semua teman sekelasku sangat baik dan ramah.
Aku sedikit takut dengan cara anak laki-laki memandangku, tapi aku tidak perlu khawatir karena tidak ada bedanya dengan di sekolah asalku di Inggris.
Semua orang menerimaku, jadi kupikir aku akan memiliki kehidupan sekolah yang menyenangkan mulai sekarang.
Namun---ketika aku pulang ke rumah dalam suasana hati yang gembira, adik perempuanku yang seharusnya menungguku di rumah tidak ada di sana.
Tidak, itu aneh ketika kunci rumah, yang seharusnya terkunci ketika aku pergi ke sekolah, malah terbuka.
Segera setelah aku memahami situasinya, aku jadi pucat, tapi aku segera mencari adikku dengan panik.
Dan Aoyagi-kun, yang tinggal di kamar sebelah, yang menjaga adikku---Emma.
Ketika aku melihat adik perempuanku tidur nyenyak, aku benar-benar lega dari lubuk hatiku yang terdalam.
Tiba-tiba, aku teringat percakapanku dengan Hanazawa-sensei ketika sedang melakukan prosedur untuk kepindahanku.
◆
"---Saat kupikir aku pernah melihat alamat ini di suatu tempat sebelumnya, ternyata alamat ini adalah kamar di sebelah Aoyagi, ya."
Hanazawa-sensei yang telah mengkonfirmasi alamatku dalam dokumen bergumam pada dirinya sendiri.
Sepertinya aku memiliki telinga yang baik, jadi aku bisa mendengar gumaman orang lain.
"Aoyagi-san?"
"Ah, kau mendengarnya ya. Itu adalah nama seorang anak laki-laki di kelas yang kuwalikan.......Dan itu juga nama anak laki-laki yang paling bermasalah di sekolah."
"A-Anak yang bermasalah, ya......"
Ya Tuhan.
Sepertinya aku pindah ke lingkungan orang yang buruk.
"Dasar, Hanazawa-sensei! Jangan menjahili siswa pindahan kita! Tidak apa-apa, Bennett-san. Aoyagi-kun itu siswa terbaik di sekolah ini, oke?"
Saat aku bergidik mendengar pernyataan yang tak terduga ini, seorang guru wanita muda yang duduk di sebelah Hanazawa-sensei buru-buru menindaklanjuti.
Dia adalah orang yang mengantarku ke Hanazawa-sensei ketika aku mengunjungi ruang staf sebelumnya, dan namanya adalah Sasagawa-sensei.
Dia tenang dan terlihat sangat baik hati, dan terlihat sangat muda sampai-sampai dia terlihat seumuran denganku.
Meski begitu dia memiliki dada yang sangat besar---sebagai sesama wanita aku iri padanya.
Dia juga memiliki wajah yang cantik dan sepertinya sangat populer di kalangan pria.
Dibandingkan dengannya, Hanazawa-sensei adalah orang yang jahil meskipun kami baru saja bertemu.
Itu membuatku merasa ingin menggembungkan pipi dan memprotesnya.
"Dalam arti tertentu, ia adalah anak yang paling bermasalah......."
Ketika aku menatap wajah Hanazawa-sensei, dia terlihat bosan sejenak.
Mungkin kata-kata yang dia gumamkan pada saat itu hanya terdengar olehku.
Ini adalah bagian di mana aku bingung apakah aku boleh menanyakannya.
Aku yakin pasti ada beberapa keadaan.
"Orang macam apa Aoyagi-kun itu?"
Pada akhirnya, aku bertanya kepadanya dengan beberapa kata yang samar.
Kalau Aoyagi-kun adalah siswa dari kelas Hanazawa-sensei, maka ia juga teman sekelasku.
Bagaimanapun juga, aku jadi penasaran mendengar bahwa ia berada di kelas yang sama denganku.
Di atas segalanya, fakta bahwa ia tinggal di sebelah rumahku, berarti akan ada peluang untuk terlibat dengannya di masa mendatang.
Ada Emma juga dan kupikir itu akan lebih baik untuk mengenalnya.
"Yah, ia anak yang cerdas. Setidaknya, ia adalah siswa yang paling rajin di sekolah ini."
"......Cerdas, bukan jenius?"
"Oh, itu poin yang bagus. Ya, ia bukan jenius, ia cerdas."
Hanazawa-sensei menatapku seolah-olah dia sedang melihat sesuatu yang menarik.
Meski aku tidak bermaksud mengatakan kata-kata yang menarik seperti itu.......
Orang yang cerdas berarti bahwa ia adalah orang yang bekerja keras, kan.
Sejujurnya, aku bisa mengatakan bahwa aku memiliki firasat yang baik tentangnya.
"Hei Bennett, ini adalah kesempatan yang bagus. Jika kau memiliki masalah, kau bisa mengandalkan Aoyagi."
"Eh, tapi---"
"Jangan khawatir. Ia sedikit berbeda, tapi jika ia melihat seseorang dalam kesulitan, ia tidak akan pernah meninggalkan mereka."
Ini adalah hal yang aneh.
Meskipun ia dicap sebagai "anak bermasalah", Hanazawa-sensei tampaknya memiliki keyakinan yang besar pada Aoyagi-kun.
Itu membuatku semakin bertanya-tanya orang macam apa Aoyagi-kun itu.
"Saya mengerti. Jika hal seperti itu terjadi, saya akan mengandalkan Aouagi-kun."
"Bagus. Oh, dan satu hal lagi. Jangan percaya kata-kata Aoyagi apa adanya."
Lagi-lagi, Hanazawa-sensei mengatakan sesuatu yang aneh.
Bukankah caranya mengatakan itu kedengaran seolah-olah Aoyagi-kun adalah seorang pembohong?
Ketika aku memiringkan kepalaku, Hanazawa-sensei membuka mulutnya dengan senyum pahit.
"Bukan berarti aku mengatakan untuk tidak mempercayai semua yang ia katakan. Ketika ia mengatakan sesuatu yang sepertinya akan dikritik oleh orang-orang di sekitarnya, jangan percaya kata-kata itu. Ia melihat segala sesuatu secara berbeda dari orang lain. Ia berpikir ke depan dan tidak terpengaruh oleh keuntungan langsung. Jika ia mengatakan sesuatu yang menuai kritik, pasti ada makna dibaliknya. Nah, ini disebut membaca di balik layar."
Ekspresi serius di wajahnya menunjukkan bahwa dia tidak berbohong.
Aku memilah-milah kata-kata Hanazawa-sensei dalam pikiranku dan menafsirkannya dengan caraku sendiri.
"Jadi maksud Anda Aoyagi-kun bermain sebagai penjahat demi kelas?"
"Kau cepat mengerti ya, Bennett. Yah, tidak terbatas untuk kelas, tapi itulah yang kumaksudkan."
Hanazawa-sensei menyeringai ketika mendengar kesimpulan yang kuambil.
Ia entah kenapa sepertinya cocok untuk memainkan peran sebagai penjahat.
"Kenapa ia mengambil peran yang begitu merugikan?"
"Entahlah. Aku bisa menebaknya, tapi selama yang bersangkutan tidak memberitahunya, aku tidak tahu apa niatnya yang sebenarnya."
Sepertinya, dia tidak bisa memberi tahuku jawaban atas pertanyaan itu.
Dia belum bisa mendapatkan konfirmasi dari Aoyagi-kun, jadi mungkin dia tidak ingin berspekulasi dan mengatakannya.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
"Lalu kenapa Anda menceritakan cerita ini pada saya?"
Aku memutuskan untuk mengubah arah pembicaraan karena kupikir jika tetap melanjutkannya, dia tidak akan memberi tahuku.
Selain itu, aku tertarik dengan jawaban pertanyaan ini.
Aku tidak berpikir dia akan berbicara jauh tentang ia yang belum kutemui, tidak peduli kalau kami bertetangga.
Mungkin aku yang terlalu memikirkannya, tapi aku merasa kalau dia bermaksud sesuatu dengan apa yang dia katakan.
"Kenapa, ya......intuisi, kurasa? Aku punya perasaan kalau kau bisa memahami Aoyagi dan entah bagaimana bisa akur."
"---Oh, itu yang disebut intuisi liar, ya!"
Sasakawa-sensei yang telah mendengarkan percakapan kami dengan diam, memasuki percakapan dengan wajah seperti "Aku mendapatkan ide bagus!".
Mendengar kata-kata ini, suasana hati Hanazawa-sensei memburuk dengan cepat.
"In-tu-isi seorang wanita......?"
Hanazawa-sensei meraih kepala Sasakawa-sensei dan mengangkatnya dengan satu tangan.
Suara derit samar-samar bisa terdengar.
Bagaimana ini.
Sepertinya aku telah tersesat ke dunia komik.
"Aw aw aw! M-M-Miyu-chan! Lepaskan aku! Kamu menghancurkan kepalaku!"
"Sudah kubilang jangan memanggilku Miyu-chan di sekolah......."
"Aduh, aduh!"
Sasagawa-sensei berjuang untuk melepaskan diri dari tangan Hanazawa-sensei, tapi sepertinya dia tidak bisa melepaskan diri kalau dia dipegang dengan begitu kuat.
Dia meneteskan air mata dan mengepakkan kakinya dengan hebat.
Mungkin Hanazawa-sensei tidak peduli dengan situasi Sasakawa-sensei yang seperti itu, dia mengembalikan pandangannya ke arahku.
"Hei, Bennett."
"Y-Ya!"
"Hati-hati, dia sangat menyukai gadis-gadis terlepas dari seperti apa penampilannya."
Masih mengangkat Sasagawa-sensei di udara, Hanazawa-sensei memberiku peringatan.
Sasagawa-sensei jadi diam dan tersentak, tapi apa tidak apa-apa meninggalkannya begitu......?
"Dia cukup terkenal di antara para siswa, dan sekilas dia tidak terlihat seperti karakter Onee-san, tapi ketika dia menemukan seseorang yang dia sukai, warna matanya berubah. Kau itu manis jadi kau harus berhati-hati terhadapnya, mengerti?"
"Saya mengerti, jadi begitu ya. Tapi, terlepas saya manis atau tidak, saya pikir sangat indah bahwa dia bisa menyukai sesama jenis."
Di Inggris kami memiliki pernikahan sesama jenis dan tidak ada yang aneh tentang itu.
Tln : iyakah? baru tau aku
Aku berharap orang ini akan segera menemukan wanita yang baik.
Hanya saja, kuharap dia tidak meletakkan tangannya pada salah satu muridnya.
"Kau benar-benar orang yang luar biasa ya......"
"Tidak, itu tidak benar."
"Hmm.......Yah, terserahlah. Aku sudah menyelesaikan urusanku sekarang, kau bisa pulang."
"Ya, terima kasih telah meluangkan waktu. Jadi, um......."
"Ada apa?"
"Saya pikir sudah waktunya untuk melepaskannya......."
Raut wajah Sasakawa-sensei semakin memburuk saat dia melayang di udara.
Bukankah lebih baik membawanya pergi ke rumah sakit sekarang......?
"Tidak apa-apa. Orang ini adalah teman masa kecilku, aku sudah terbiasa dengannya."
Begitu ya.......itu sama sekali tidak bisa jadi dasar, tapi ini yang itu kan?
Kau kalah kalau men-tsukkomi-nya.
Hanazawa-sensei menurunkan Sasakawa-sensei ke atas kursi, kemudian melihat ke arahku lagi dan membuka mulutnya.
"Aku tahu bahwa hidup di Jepang yang asing itu sulit, tapi jika kau memiliki masalah, jangan ragu untuk berbicara denganku. Tidak masalah apakah itu tentang sekolah atau kehidupan pribadimu. Aku akan melakukan yang terbaik untuk mendukungmu agar kau bisa menghabiskan sisa masa SMAmu dengan penuh makna."
"Terima kasih. Sungguh sangat menenteramkan hati mendengar Anda berkata demikian. Kalau begitu, saya izin pami---"
"Benar juga, karena kau sudah jauh-jauh berada di Jepang, kenapa tidak mencoba mendapatkan pacar? Kalau itu kau, kau bisa memilih sebanyak yang kau suka, bukan?"
"---!?"
Aku diberitahu sesuatu yang tidak terduga oleh Hanazawa-sensei, dan dalam sekejap wajahku jadi panas.
Kekasih......pacar, aku ingin punya, tapi.......
"Apa-apaan reaksi polos itu? Kau, apa kau tidak pernah punya pacar sebelumnya?"
"Y-Ya........"
"Oh, kupikir di luar negeri lebih maju, tapi sepertinya tidak. Dan reaksi polos itu......adalah reaksi yang disukai oleh anak laki-laki."
"~~~!?"
Hanazawa-sensei menyeringai padaku, jadi aku menutupi wajahku dengan tanganku karena malu.
Tidak, aku tidak bermaksud begitu.......!
Hanya, aku belum pernah mengalaminya sebelumnya, jadi aku malu dan wajahku menjadi panas.......!
"Miyu-chan benar-benar suka menggoda gadis yang kamu sukai, ya. Seperti anak SD misalnya."
"Oh? Kau mengatakan sesuatu?"
Sasagawa-sensei yang bangkit kembali sebelum aku menyadarinya mencibirkan bibirnya seperti anak kecil, dan dia mengomel pada Hanazawa-sensei dengan tidak puas.
Itu membuat Hanazawa-sensei memandang Sasagawa-sensei dengan cara yang sangat tidak menyenangkan.
"Tidak juga~. Aku hanya berpikir ada seorang guru yang mengerikan di depanku yang bermain tidak bersalah dan mengusik muridnya, itu saja. Padahal dirinya sendiri tidak pernah punya pacar, bukan~?"
"Oh......sepertinya aku belum puas kalau belum melihatmu kesakitan lagi."
"Kyaa! Kekerasan dilarang! Bennett, tolong aku!"
"U-Um......ini adalah ruang staf, saya pikir Anda sebaiknya sedikit lebih tenang......."
Seperti yang diduga, jika kami membuat keributan besar, akan menimbulkan masalah bagi guru-guru lain.
Dengan wajah tidak senang, mereka semua---tidak melihat kearah kami.
Sebaliknya, mereka tampaknya berusaha untuk mengalihkan pandangan mereka agar tidak terlibat.
Kupikir aku menangkap sekilas hubungan kekuasaan di dalam ruang staf ini.
"Dasar, bagaimana bisa seorang guru diperingatkan oleh siswanya? Kau harus lebih sadar akan hal itu, mengerti?"
"Miyu-chan berbicara tentang orang lain! Maksudku, lebih dari setengahnya itu kesalahan Miyu-chan!"
"Tidak, itu salahmu karena membuat keributan."
---Setelah itu, Hanazawa-sensei menghukum Sasagawa-sensei, membuatnya jadi lemas dan meregang.
"Kalau begitu, saya benar-benar harus pergi."
"Ah, maaf telah menunjukkan pemandangan yang menyedihkan seperti itu. Yah, kuharap kau berpikir bahwa ada orang-orang yang menarik di sekolah itu menyenangkan."
Apa Anda berbicara tentang diri Anda sendiri?
Atau apakah Anda berbicara tentang Sasakawa-sensei?
Aku merasa ingin menanyakannya, tapi aku tidak ingin membuatnya marah di sini, jadi aku dengan tenang memutuskan untuk pulang.
"---Kalau itu dia, kupikir dia mungkin benar-benar bisa melakukan sesuatu tentang Aoyagi......"
Ada sebuah suara kecil yang kudengar saat aku meninggalkan ruang staf.
Aku hampir berbalik tanpa sadar, tapi Hanazawa-sensei tidak berpikir aku bisa mendengarnya, jadi aku menahannya.
Hampir tidak ada orang yang senang gumamannya terdengar.
Sepertinya ada banyak keadaannya, tapi kupikir akan lebih baik untuk menunggu Hanazawa-sensei sendiri menceritakannya padaku.
Omong-omong......aku jadi sangat tertarik dengan Aoyagi-san yang sangat diperhatikan oleh Hanazawa-sensei.
Tln : ini kenapa Charlotte gonta-ganti honorifiknya yak, tadi san, terus kun, sekarang san lagi
Kuharap aku bisa segera bertemu dengannya.
---Aku merasa seperti pertemuan yang indah sedang menungguku, dan aku tidak sabar menunggu hari dimana aku bersekolah di sekolah ini.
◆
Dan hari ini---akhirnya, aku bertemu Aoyagi-kun.
Ia jauh lebih baik daripada yang kudengar tentangnya.
Ia memainkan peran sebagai orang jahat demi aku dan melindungi Emma di pinggir jalan ketika dia tersesat, seperti yang kudengar dalam cerita Hanazawa-sensei.
Dan mata Aoyagi-kun yang lembut dan hangat ketika ia menemani Emma.
Ia sangat luar biasa dan aku bisa melihat bahwa Aoyagi-kun adalah orang yang sangat baik.
Emma yang tidak pernah membiarkan siapa pun kecuali aku dan ibu kami menyentuhnya jadi begitu menempel padanya, jadi ia pasti benar-benar orang yang luar biasa.
Kuharap kami bisa terus menjadi teman yang baik.
Sangat menenteramkan jika ada seseorang yang bisa kau percayai di sisimu.
Sejujurnya, aku sudah lama ingin datang ke Jepang, tapi sekarang setelah aku datang ke sini, ada banyak hal yang tidak kupahami dan aku memiliki banyak kekhawatiran.
Jadi, selama Aoyagi-kun tidak keberatan, aku ingin terus mengandalkannya.......
Tapi---apa makna sebenarnya dari kata-kata yang diucapkannya ketika kami berpisah, ya?
Aku tahu bahwa ia tidak bermaksud persis seperti apa yang ia katakan, tapi aku belum bisa membacanya sampai ke makna sebenarnya.
Suatu hari nanti kuharap bisa memahaminya dengan benar.......
Sambil dengan lembut membelai kepala adik perempuanku yang tertidur dengan senyum bahagia di wajahnya, sejenak aku mencoba memikirkan tentang arti dari apa yang ia katakan---
Akhir Bab 3
Lanjut min, semangat terus TLnya
ReplyDeletenice, good job admin san.
ReplyDelete