Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J1 Bab 3.3



Bab 3 - Pilihan Yang Dipikirkan Sebelumnya




"---Enak......!"


Saat aku memasukkan masakan yang Charlotte-san buat, tanpa sadar kesanku tentang masakannya bojor keluar.


Sebegitu enaknya masakan Charlotte-san.


Dia membuat tumis sayuran, telur gulung dan tahu dengan saus tepung jamur.


Sayur tumisnya dibumbui dengan baik jadi bumbunya meresap sampai ke dalam sayurnya dan bumbu yang digunakan seimbang yang tidak terlalu kaya.


Sedangkan untuk telur gulungnya, gula mungkin digunakan untuk bumbunya.


Ini adalah pertama kalinya aku memakan telur gulung manis, tapi rasa manisnya yang pas membangkitkan selera makanku.


Tahu saus jamurnya dibumbui dengan baik, dan jamur serta tahunya terasa sangat enak.


Rasanya sangat enak sampai-sampai sumpitku terus bergerak.


Dia bahkan pandai memasak, Charlotte-san benar-benar menawan, ya.


"Aku senang sepertinya cocok dengan seleramu."


Charlotte-san tersenyum bahagia ketika mendengar pendapatku.


Dan kemudian dia menatapku dengan wajah tersenyum saat aku memasukkan makanan ke dalam mulutku.


Aku jadi malu kalau ditatap begitu.


Padahal makanannya sangat enak tapi aku sangat gugup dan hampir tidak bisa menelannya ke dalam tenggorokanku.


"Apa kamu sering memasak makanan Jepang, Charlotte-san?'


Untuk sekarang, aku tidak tahan ditatap dalam keheningan, jadi aku bertanya padanya tentang apa yang membuatku sedikit penasaran.


Sejujurnya, aku tidak menyangka Charlotte-san yang tinggal di luar negeri bisa memasak makanan Jepang seenak ini.


"Aku suka Jepang, jadi aku kadang-kadang memasak makanan Jepang. Sebenarnya aku benar-benar ingin mencoba membuat nikujaga hari ini, tapi sayangnya aku tidak memiliki cukup bahan......."

Tln : Nikujaga, makanan Jepang yang dibuat dari daging, kentang dan bawang bombay, direbus agar manis dengan bumbu gula, kecap asin dan mirin


Charlotte terlihat sangat kecewa ketika dia mengatakan bahwa dia ingin membuat nikujaga tapi tidak memiliki bahan-bahannya.


"Kenapa nikujaga?"


"Karena itu adalah hidangan yang paling disukai pria Jepang! Aku ingin membuatnya karena aku yakin Aoyagi-kun juga menyukainya......."


Nikujaga adalah yang paling disukai?


Baru pernah dengar......


Aku juga makan nikujaga, tapi tidak samapi ke tahap suka.


Dari mana asal prasangka Charlotte-san, ya?


Dan ketika topik nikujaga muncul, sejenak kupikir aku melihat mata Charlotte-san berbinar.


Aku sama sekali tidak berpikir bahwa itu bisa membuatnya seperti ini.


Kupikir aku sudah sedikit memahaminya, tapi ternyata aku masih belum memahaminya.


Setelah itu, aku menikmati makanan rumahannya sambil diterpa tatapan Charlotte-san, yang masih menatapku dengan senyuman.


"---Terima kasih banyak untuk hari ini."


Setelah membersihkan peralatan makan, Charlotte-san bergerak ke pintu masuk dan berterima kasih padaku.


Aku bilang setidaknya aku akan mencuci peralatan makannay, tapi Charlotte-san mengatakan bahwa mencuci juga bagian dari memasak, dan dia bahkan membersihkannya setelah itu.


Dia benar-benar gadis yang baik dan ramah seperti penampilannya.


Charlotte-san menggendong Emma-chan dalam pelukannya.


Melihat kakak beradik yang begitu dekat seperti ini, aku tidak bisa menahan senyumku.


Benar-benar menyejukkan.


"Aku juga, terima kasih. Aku senang kamu membuatkanku makanan yang begitu lezat."


Aku berterima kasih dari lubuk hatiku.


Aku tidak tahu bagaimana kalau itu orang yang sangat kaya, tapi orang biasa tidak akan mendapatkan makanan rumahan dari siswi pindahan yang cantik, bahkan jika mereka membayarnya.


Terlebih masakannya sangat enak dan tidak kalah dari yang ada di restoran.


Kebahagiaan ini mungkin merupakan keberuntungan terbesar dalam hidupku.


"Senang kamu menikmatinya. Aku benar-benar tidak bisa cukup berterima kasih, Aoyagi-kun."


"Kamu terlalu melebih-lebihkannya. Aku tidak melakukan sesuatu yang besar, kok."


"Kamu bisa mengatakan itu karena ini tidak menjadi masalah yang besar. Jika salah sedikit saja, itu tidak bisa kembali lagi. Jika anak ini menghilang, aku tidak akan bisa berdiri lagi."


Charlotte-san mengatakannya dengan suara kecil, seperti bergumam, sambil membelai lembut kepala Emma-chan yang sedang tidur.


Senyuman lembut yang dari tadi ada di wajahnya menghilang, menandakan bahwa dia serius dan tidak bercanda.


Aku juga berhenti tersenyum dan berbicara dengannya dengan serius.


"Kamu benar. Meskipun bukan hal yang aneh melihat orang luar negeri di zaman sekarang ini, namun mereka pasti menarik perhatian. Ditambah, insiden anak-anak yang diculik atau hilang bukanlah hal yang aneh, dan jika anak kecil yang imut seperti Emma-chan sendirian, aku tidak akan terkejut jika dia diculik."


Pendapatku barusan mungkin akan membuat Charlotte-san merasa tidak nyaman.


Tapi aku sengaja mengatakannya.


Aku menilai kalau ini bukan bagian yang boleh ditutupi.


Dan meskipun aku menggunakan Emma-chan sebagai contoh kali ini, dia bukan satu-satunya yang berada dalam bahaya.


Charlotte-san juga kemungkinan besar menjadi sasaran orang-orang yang mencurigakan.


Itulah sebabnya, mengapa gadis-gadis ini menjadi begitu menarik perhatian di Jepang.


Aku tidak tahu sejauh mana dia sadar akan hal ini, tapi dia pasti kurang lebihnya menyadarinya, karena dia sendiri yang mengemukakannya.


Maka akan salah jika menutup-nutupinya.


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Aku harus mengatakan yang sebenarnya, dan kemudian meyakinkannya dengan memberikan rencana pencegahan.


Itulah yang terbaik yang bisa kulakukan sekarang.


"Tapi, keberadaan yang menarik perhatian---itulah yang dinamakan menonjol, bukan?"


"Ya, itu benar.......?"


Charlotte-san menatapku dengan heran saat aku tiba-tiba mengalihkan fokus pembicaraan.


Seperti yang kuduga, ini saja tidak cukup untuk menyampaikannya.


"Kita mungkin menjadi sasaran empuk karena menarik perhatian, tapi jika kita menonjol, tentu saja orang lain juga akan melihat kita. Jadi, jika siang hari atau di jalan yang ramai, kita tidak perlu khawatir akan berada dalam bahaya dengan mudah. Seperti yang kukatakan sebelumnya, Jepang adalah negara yang relatif aman. Selama kau berhati-hati di jalanan pada malam hari, kau akan baik-baik saja. Bahkan Emma-chan, jika dia tersesat lagi, orang-orang yang baik hati akan membawanya ke kantor polisi."


Faktanya, tidak mungkin ada orang yang mencoba melakukan hal buruk di depan umum.


Kalaupun ada, mereka adalah orang bodoh dan mudah dilacak.


Tidak baik untuk meremehkan mereka, tapi kau juga tidak perlu terlalu waspada.


Kami orang Jepang juga harus berhati-hati di jalanan pada malam hari, kau tahu.


"Fufu, Aoyagi-kun memang orang yang baik hati."


Mendengar kata-kataku, Charlotte-san meletakkan tangannya di depan mulutnya dan tersenyum.


Dia tersenyum dengan anggun dan manis, dan entah kenapa membuatku malu.


"Tidak juga, aku tidak sebaik itu......"


"Tidak, kamu sangat baik, kok. Ketika kamu melihat kalau merasa tidak nyaman, kamu memikirkan dengan serius untuk menghilangkan rasa tidak nyaman itu."


"Kalau itu, kupikir semua orang pun akan melakukannya......"


"Bahkan aku pun tahu kalau tidak semua orang itu baik. Ada orang-orang yang hanya baik di permukaan saja dan mereka yang benar-benar baik---Aoyagi-kun adalah yang terakhir. Karena itulah kamu orang yang begitu baik hati."


Ini mungkin pertama kalinya.


Aku diakui oleh orang lain selain Akira, Miyu-sensei dan orang itu.

Tln : orang itu?


Kupikir itu tidak apa-apa, karena aku melakukan hal-hal yang tidak dimengerti.


Namun begitu, tetap menyenangkan untuk diakui oleh orang lain.


Apalagi kalau kalimat itu berasal dari orang yang membuatku terpesona, itu membuatku lebih senang.


"Meskipun kamu memujiku begitu, aku tidak punya apa-apa untuk diberikan......"


"Fufu, aku tidak membutuhkannya. Tapi......jika kamu mengatakan memberikan sesuatu padaku, bukan hanya sekedar benda, akan lebih baik jika kita bisa berteman."


Charlotte-san mengatakan sesuatu yang sangat membuatku senang dengan cara seperti dia sedang memainkan kata-katanya.


Aku tidak tahu apakah ini yang namanya bahasa sosial atau bukan, tapi ini adalah tawaran yang tidak kuduga.


"Kalau kamu tidak apa-apa denganku......dengan senang hati."


"Ya, terima kasih!"


Saat aku mengangguk, Charlotte-san membalas dengan senyum lebar.


Dia benar-benar sangat manis.


Aku masih tidak bisa melihat secara langsung pada senyuman ini.


Karena keimutannya itu, tanpa sadar aku memalingkan muka.


Aku bisa melihat Charlotte-san terlihat bingung padaku, tapi kumohon tunggu sebentar.


Karena, mungkin wajahku merah padam sekarang.......


"---Kalau begitu, aku pamit."


Percakapan selesai dan Charlotte-san akan kembali ke rumahnya.


Ini sudah larut malam, tapi karena rumahnya ada di sebelah, tidak perlu khawatir dia diserang oleh orang yang mencurigakan.


Untuk berjaga-jaga, aku akan mengawasinya sampai dia kembali ke rumahnya.


"Aoyagi-kun, mohon bantuannya juga besok."


"Ah, ya---tunggu sebentar."


"Ya, ada apa?"


Tiba-tiba ada pikiran yang melintas di benakku dan aku menghentikan Charlotte-san secepat yang kubisa.


Charlotte-san tidak sedikit pun menunjukkan kesal dan menunggu kata-kataku sambil tersenyum.


"Mulai besok, aku ingin kamu tidak berbicara denganku di sekolah untuk sementara waktu."


"Eh......?"


Permintaan yang tiba-tiba.


Tidak aneh kalau Charlotte-san kebingungan.


Aku sendiri juga tidak terlalu menginginkan ini.


Tapi jika aku berpikir ke depan, ini penting.


"Boleh kutanya, kenapa......?"


"Kalau tiba-tiba aku dan Charlotte-san mengobrol seperti sudah akrab, teman-teman sekelas akan merasa tidak nyaman. Kupikir, sebagian dari mereka kemudian akan mencoba menggali lebih dalam dan bertanya tentang hal itu. Aku mencoba menghindari itu."


"Apa ada yang membuatmu tidak nyaman? Kupikir kita bisa jujur menceritakannya......"


"Tidak, jika orang mengetahui bahwa kita tinggal bersebelahan sebagai teman sekelas, mereka akan memulai rumor buruk tentang kita. Singkatnya, aku ingin menghindari masalah."


"Begitu, ya......Jika kamu mengatakan demikian, baiklah kalau begitu. Aku mengerti......aku akan sedikit kesepian, tapi aku akan melakukannya. Kalau begitu, selamat malam."


"Ya, malam."


Meskipun bingung, Charlotte-san setuju denganku.


Aku sangat senang ketika dia mengatakan bahwa dia akan kesepian tidak bisa berbicara denganku di sekolah dan bahwa dia mempercayai kata-kataku.


Karena itu, kupikir aku membuat pilihan yang tepat.


Aku sedikit berbohong karena aku berhadapan langsung dengannya, tapi ada alasan lain bagiku untuk menjaga jarak dengannya di sekolah.


Tidak, justru bagian yang terakhir ini berbeda.


Aku tidak ingin orang tahu bahwa aku dan Charlotte-san tinggal bersebelahan.


Itu tidak berubah.


Tapi alasan aku tidak ingin mereka tahu adalah karena Charlotte-san terlalu populer.


Jika orang mengetahui bahwa kami tinggal bersebelahan, pasti akan ada orang yang mencoba datang ke rumahku dan nongkrong.


Lagian, itu adalah kesempatan besar untuk mendekati Charlotte-san dengan berpura-pura itu hanya kebetulan.


Tidak apa-apa kalau mereka ingin masuk ke rumahku.


Tapi itu akan mengganggu Charlotte-san.


Memikirkannya dengan cara yang normal, itu seperti dikuntit oleh teman sekelasmu setiap hari.


Aku yakin dia tidak akan merasa senang dengan hal itu.


Untuk menghindari hal itu, aku memutuskan untuk menjaga jarak dengannya di sekolah.


Jika aku menjelaskan hal semacam ini pada Charlotte-san, dia akan menerimanya dan tidak ada masalah.


Jadi aku mengambil sikap bahwa aku tidak ingin orang memulai rumor aneh tentang kami.


Ini akan tampak aneh bagi Charlotte-san, tapi jelas lebih baik daripada membuatnya kesulitan.


Mudah-mudahan, dia tidak membenciku.


---Aku memastikan dia masuk ke rumahnya, dan kemudian aku juga kembali ke rumahku.

2 comments for "Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara [LN] J1 Bab 3.3"