Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J3 Bab 1.4
Bab 1 - Komite Festival Sekolah
Kami meninggalkan kedai kopi lewat pukul 21.30---
"Sudah larut malam, ya."
Di jalan malam yang gelap, Aoi-san dan aku pulang ke rumah berdampingan.
Akhir September adalah akhir musim panas.
Meskipun masih panas di siang hari, ketika matahari terbenam, angin sepoi-sepoi terasa sejuk dan nyaman di kulit, dan rasanya seperti sudah lama sekali sejak kami mencari rumah nenek Aoi-san di tengah panas yang menyengat.
"Meski begitu, anggota komite festival ya......tiba-tiba sepetinya kita akan jadi sibuk, ya."
"Kamu benar. Tapi Izumi-san dan Eiji-kun akan membantu, jadi aku yakin kita akan baik-baik saja."
"Ya. Di samping itu, mungkin juga akan lebih baik jika sibuk."
Aku mengatakan ini bukan pada Aoi-san, tapi pada diriku sendiri.
Sesuatu yang samar-samar kusadari sebelum liburan musim panas, tapi aku memalingkan mata darinya.
Namun ada satu perasaan yang kusadari selama liburan musim panas dan tidak bisa kubohongi lagi.
---Aku menyayangkan sisa enam bulan yang tersisa yang bisa kuhabiskan dengan yang lainnya.
---Kalau bisa, aku tidak ingin pindah sekolah.
Sejak aku masih kecil, aku sudah berulang kali pindah sekolah karena perpindahan pekerjaan ayahku, jadi sudah wajar bagiku untuk berpisah dengan orang lain.
Aku berulang kali berpisah dengan teman-teman baikku, berulang kali memutuskan bahwa aku tidak punya pilihan, dan pada titik tertentu aku menghindari terlibat secara mendalam dengan siapa pun, dan bahkan berhenti bersedih.
Tapi aku berpikir kalau aku tidak ingin berpisah dengan Eiji, Izumi dan terutama Aoi-san.
Aku menjadi jelas menyadari hal ini ketika ayah Aoi-san muncul.
Aku tidak ingin berpisah dengan Aoi-san, jadi aku ingin ayahnya menjadi orang jahat. Ketika aku menyadari perasaanku yang seperti itu, aku berpikir bahwa aku tidak bisa lagi berbohong tentang perasaanku.
Sejak aku menyadari keenggananku untuk berpisah, aku menghabiskan setiap waktu luang untuk memikirkan waktuku yang tersisa.
Meski aku tersiksa oleh rasa frustrasi saat pasir dalam jam pasir berjatuhan, aku sadar akan batas waktu untuk semua hal.
Ketika Izumi berbicara tentang festival sekolah, aku bahkan mengira bahwa kami sudah membicarakan tentang bulan November.
Karena itu aku bersyukur atas situasi di mana aku cukup sibuk jadi aku tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Tapi lebih dari itu, aku berterima kasih pada Aoi-san.
"Aoi-san, terima kasih telah menjadi komite festival demi aku."
Pipi Aoi-san itu memerah dan dia menundukkan kepalanya.
"Padahal aku sudah meminta Izumi-san untuk tidak memberitahukannya......"
"Dia anak yang ceroboh dan keceplosan. Dia tidak bermaksud buruk, kok."
"Ya. Tapi dia juga memberitahumu apa yang aku minta dia dan Hiyori-chan lakukan untukku selama liburan musim panas......."
Dia sedikit cemberut dan menggembungkan pipinya.
Sepertinya Aoi-san memiliki sifat yang rumit.
Ketika kami menghabiskan waktu di vila Eiji, mereka berdua berbicara tentang 'misi' di setiap kesempatan, jadi kupikir mereka merencanakan sesuatu, tapi ketika kedoknya terbuka, ternyata Aoi-san telah meminta mereka untuk lebih dekat denganku, tapi mereka ikut campur secara berlebihan dan mengeksposnya.
Ketika aku mengingatnya, aku masih merasa canggung atau harus kukatakan ada perasaan yang tak terlukiskan.
Tapi orang yang lebih malu daripada aku mungkin adalah Aoi-san.
Pada saat itu, Aoi-san sangat malu dan bingung, dan bahkan sekarang, aku bisa tahu dia berjalan dengan telinganya yang sangat merah meskipun saat ini kami berjalan di jalan yang gelap.
Meski, aku aku tidak enak pada Aoi-san, tapi---
"Aku senang Izumi memberitahukannya."
"Eh......?"
"Jika dia tidak memberitahuku, aku mungkin tidak akan menyadari perasaan Aoi-san."
"Akira-kun......"
"Karena itu, aku berterima kasih pada Izumi dan padamu, Aoi-san."
"Ya......."
Ini mengingatkanku pada apa yang dikatakan Eiji padaku entah kapan.
---Pada dasarnya, kita tidak bisa saling memahami.
---Mustahil untuk saling memahami tanpa kata-kata.
---Itulah kenapa penting untuk mengungkapkan apa yang kau pikirkan.
Apakah aku, sampai tahap tertentu, bisa menuangkan yang ada dalam benakku ke dalam kata-kata?
Apakah aku bisa berbagi kata-kata dan pikiranku dengan Aoi-san untuk saling memahami?
......Tidak, kita belum sampai di sana.
Tapi jika kita bisa saling memahami satu sama lain sedikit lebih baik daripada yang kita lakukan sekarang, sebelum akhirnya kita berpisah.
Kupikir, mungkin aku egois saat ini untuk berharap demikian.
Akhir Bab 1
Next min
ReplyDeleteMantap, gass min
ReplyDelete