Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J3 Bab 1.2

Bab 1 - Komite Festival Sekolah




Sepulang sekolah, setelah perwalian yang panjang---


"Ada banyak orang di komite festival sekolah, ya."


"Karena berasal dari setiap kelas di setiap angkatan."   


Aku pergi ke ruang kelas serbaguna di gedung kelas khusus untuk menghadiri pertemuan pertama komite festival sekolah bersama dengan Aoi-san.   


Ada dua anggota komite festival sekolah di setiap kelas.   


Sekolah kami memiliki sepuluh kelas per angkatan, jadi, dengan perhitungan sederhana, ada dua puluh per kelas x tiga angkatan, yang berarti enam puluh anggota komite, dan bahkan lebih banyak lagi jika kau memasukkan anggota komite eksekutif.   


Oleh karena itu, tidak hanya sudah tidak ada kursi kosong di ruang kelas serbaguna, tapi beberapa siswa berdiri tanpa bisa duduk.   


Ditengah-tengah itu, aku dan Aoi-san duduk berdampingan di ujung meja.


"Kalau begitu, kita akan memulai pertemuan pertama kita untuk festival sekolah."  


Ketika semua orang telah berkumpul, pertemuan dimulai dengan ketua komite eksekutif tahun ketiga membuka pertemuan.


Agenda berlangsung secara bergantian, dengan jumlah orang yang banyak sehingga menyulitkan untuk mendistribusikan selebarannya.   


Tanggal dan waktu sudah dipastikan, dan batas waktu bagi setiap kelas untuk melaporkan presentasinya. Fokus utamanya adalah tenggat waktu dan pengingat, seperti perlunya mengajukan permohonan terlebih dahulu untuk menggunakan ruang kelas khusus, dan bahwa jika ada benturan dengan kelas lain, maka akan diadakan undian.


Selain itu, anggaran yang diberikan kepada setiap kelas dijelaskan secara rinci pada pertemuan pertama.


Termasuk sesi tanya jawab, pertemuan berlangsung sekitar 40 menit.


Pertemuan berakhir lebih awal secara tak terduga untuk pertemuan pertama.


"Kalau begitu, setiap kelas, silakan isi formulir kalian dan serahkan padaku pada akhir pekan depan."


Ketua komite mengatakan hal itu, dan mengumumkan akhir pertemuan dan menutupnya.


"Akira-kun, apa yang kamu lakukan?"


Dia pasti bertanya-tanya ketika melihatku menatap selebaran sementara semua orang lain berdiri dari kursi mereka.


Aoi-san bertanya, mengintip ke dalam tanganku.


"Mereka mengatakan batas waktu pengiriman presentasi adalah akhir pekan depan, tapi kelas kita sudah memutuskan apa yang akan kita tampilkan."


Aku mengisi "kafe gal pirang ala Jepang" pada formulir dan bangkit dari tempat dudukku.


Ketika aku menyerahkan formulir pada ketua komite, ketua komite dan anggota komite melihat ke bawah pada formulir dengan ekspresi terkejut atau harus kukatakan bingung, atau seolah-olah mereka ingin mengatakan sesuatu.


"Kalau begitu, mohon bantuannya."


"M-Mohon bantuannya......"


Aku harus pergi lebih dulu sebelum mereka menanyakan ini dan itu.   


Aku dan Aoi-san meninggalkan ruang kelas serbaguna dan meninggalkan salam.      




"Ah, kerja bagus!"


Izumi dan Eiji masih di kelas ketika kami kembali setelah pertemuan komite festival sekolah.


Sepertinya mereka menunggu kami kembali, sementara para siswa lainnya pulang ke rumah.


"Bagaimana pertemuannya?"


"Aku akan menjelaskan rinciannya di perwalian besok pagi, tapi untuk saat ini kita baru saja mendapat pengarahan dan hanya itu. Mereka mengatakan bahwa kita harus menyerahkan formulir aplikasi untuk presentasi pada akhir pekan depan, tapi aku tidak punya alasan untuk menundanya, jadi aku menyerahkannya hari ini. Sekarang tidak ada jalan untuk kembali."


"Seperti yang diharapkan dari Akira-kun, kamu bekerja cepat, itu sangat membantu~"


Izumi dengan terbuka mencoba memujiku.


Dia seprtinya merasa tidak enak karena lupa tentang pertemuan itu sampai pagi ini.


Kami meninggalkan ruang kelas setelah bersiap-siap untuk pulang, dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, kami berempat pulang bersama.


"Meskipun begitu, aku senang Akira-kun mau menerimanya~"


"Apanya yang mau menerimanya. Kau membuat situasi dimana aku harus menerimanya, dan kau tidak memikirkan aku akan menolaknya sejak awal, kan."


"Ah, kamu menyadarinya?


"Sudah jelas aku menyadarinya."


Izumi menunjukkan senyum untuk mengelaknya.

    

Dengan kata lain, Izumi telah merencanakan untuk mengandalkanku dan Aoi sejak awal, dan setelah memutuskan itu, dia sangat lega sampai-sampai dia melupakannya. Dalam benak Izumi, itu mungkin cerita yang setengah jadi ketika dia memutuskan untuk mengandalkan kami.   


Dia yakin bahwa dia tidak akan ditolak, jadi dia melupakannya sampai hari H, tapi dia tidak menunjukkan sedikit pun ketidaksabaran.   


Itu sudah biasa, jadi tidak apa-apa.  


"Tapi aku terkejut karena aku tidak mengira Aoi-san akan menerimanya."


"Benarkah?"


"Apa ada alasannya?"  


"I-Itu......."   


Aoi-san memalingkan wajahnya dengan ekspresi seolah ingin mengelaknya.


Melihat reaksinya, firasat yang rumit terlintas di benakku.


"Oi Izumi......kau, kau tidak mengatakan sesuatu yang aneh pada Aoi-san lagi, kan?"


Aku berbisik di dekatnya agar Aoi-san tidak mendengarnya.


"E-Eh~? A-Apa yang kamu bicarakan~?"


Dia mencoba bersiul dan matanya berenang, tapi hanya suara samar yang keluar.   


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Kesampingkan caranya mengelak yang sangat payah itu, aku sudah menduga akan seperti itu.


Bagaimanapun juga, Izumi telah memanfaatkan kepolosan Aoi-san dan keyakinannya terhadap segala sesuatu, dan telah meniupkan segala macam hal acak ke dalam kepalanya pada berbagai kesempatan.


Pada saat kamp belajar, dia mengatakan hal-hal seperti, "Berbicara tentang kamp belajar, pasti camilan!" Ketika kami sedang memasak di vila Eiji, dia mengatakan hal-hal seperti "Kamu bisa memotong dengan baik jika kamu membuat tanganmu seperti kucing dan berkata nyaa" dan "Cara terbaik untuk saling mengenal adalah dengan telanjang!" dan menyuruhnya ke kamar mandi saat aku sedang mandi....... Terima kasih untuk itu.


Dengan kata lain, ketika Aoi-san bertingkah aneh, itu sering kali karena Izumi telah meniupkan sesuatu yang buruk ke kepalanya.   


Malahan, itu sudah pasti karena Izumi.


"Sudah sudah, bukannya aku bermaksud memaksakan hal yang merepotkan padamu."


"Aku tidak berpikir begitu, tapi kalau begitu, apa yang kau coba lakukan?"


Alasan kenapa dia ingin aku menjadi anggota komite festival sampai-sampai membicarakannya dengan Aoi-san.


Kupikir akan lebih baik untuk mendengar setidaknya sebanyak itu, jadi aku bertanya padanya.  


"Dia ingin Akira melakukan sesuatu yang meninggalkan kesan."   


Eiji menjawab menggantikan Izumi.  


"Sesuatu yang meninggalkan kesan?"


"Kalau di tahun kedua, ada perjalanan sekolah, dan di tahun ketiga, ada upacara kelulusan dan acara-acara besar lainnya, tapi satu-satunya acara sekolah yang kau miliki sebelum pindah sekolah adalah festival sekolah, bukan?"


"Ya."


"Dia ingin membuat acara ini penuh kenangan dengan menjadikanmu anggota komite festival."


"Jadi begitu ya......"


......Itu curang.


Jika kau mengatakan sesuatu seperti itu, aku tidak bisa mengeluh sedikit pun.


"Aku minta maaf kalian jadi begitu perhatian......Tidak, terima kasih."


Aku hampir meminta maaf, tapi kemudian aku mengucapkan terima kasih.   


Kata-kata permintaan maaf akan terasa kasar bagi mereka bertiga yang telah memikirkannya sampai segitunya.   


Tiba-tiba aku teringat saat aku bertemu Aoi-san---pada waktu itu, Aoi-san selalu meminta maaf atas segala sesuatu, tapi lambat laun, aku senang karena dia mulai mengucapkan kata-kata terima kasih daripada kata-kata permintaan maaf.   


Jadi, aku juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak mungkin pada semuanya kedepannya.   


Tapi meski begitu......kata-kataku selalu disertai dengan perasaan selain rasa terima kasih.  


"Kalau ingin berterima kasih, katakan pada Aoi-san."


"Pada Aoi-san?"  


"T-Tunggu Izumi-san!"


Entah kenapa Aoi-san terlihat panik dan mencoba menutupi mulut Izumi.


Izumi menghindari tangan Aoi-san dengan mudah dan mendorongnya kembali untuk berdiri di depanku.


"Aku memutuskan tentang ini setelah menerima konsultasi dari Aoi-san. Aku ingin membuat kenangan untuk Akira-kun, tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, katanya. Festival sekolah sudah dekat, jadi kukatakan padanya bagaimana kalau menjadi anggota komite festival bersama."


"Izumi-san, kamu tidak boleh memberitahunya---"   


Aoi-san mendekap Izumi, yang tiba-tiba membuka rahasianya, dengan ekspresi malu di wajahnya.   


Dia seperti malu, tersipu dan akan menangis. Ini seperti ketika Aoi-san yang meminta Izumi dan Hiyori untuk diam-diam menjalankan misi selama liburan musim panas ketahuan.


"Padahal sudah kubilang jangan katakan itu padanya---"  


"Eh~? Aku tidak ingat itu~♪"   


Izumi yang jelas-jelas berpura-pura, dan Aoi-san yang memeluk Izumi sambil terlihat malu.


Saat aku melihat mereka berdua, aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku bahwa Aoi-san lah yang mengusulkannya lebih dulu.


Kenapa katamu?


Karena jika perkataan Izumi benar, Aoi-san akan menerima menjadi anggota komite festival atas kemauannya sendiri.


Tentu saja, salah satu alasannya mungkin karena Izumi telah mengatakan beberapa hal yang tidak perlu pada Aoi-san.


Tapi, meskipun Aoi-san sekarang menjadi lebih akrab dengan kelas, dia seharusnya gadis yang pemalu dan tidak pandai berada di depan orang lain, tapi dia menerima untuk menjadi anggota komite festival untuk membuat kenangan untukku......


"Aoi-san."


Aku menghentikan kakiku di depannya dan menghadap Aoi-san.  


"Terima kasih. Kamu memikirkan banyak hal demi aku."


"Tidak......aku juga, kamu selalu membantuku."


Aoi-san terlihat sangat canggung setelah Izumi membocorkan semuanya.   


Dia menarik tangannya ke depan dadanya seolah untuk menyembunyikan dirinya, tatapannya mengalir sambil menundukkan wajahnya.


"Kamu harus berusaha, bukan hanya untuk membuat kenangan bagiku, tapi juga bagi seluruh anak di kelas."


"Ya. Benar."


Namun, aku senang melihat senyumnya saat ia tersipu.  


"Nah, karena itu, ayo pergi ke tempat kerja paruh waktu Aoi-san sekarang!"


"Tempat kerja paruh waktu Aoi-san? Kenapa?"


"Aku akan memberi tahu detailnya ketika kita sampai di sana, tapi kupikir jika kita akan menjalankan kedai kopi, kita harus berbicara dengan sang profesional-nya. Sebenarnya, Aoi-san sudah meminta pak manajer untuk meluangkan waktu setelah kedai tutup."


Ah, aku mengerti.   


Dengan kata lain, dia sudah memutuskan semuanya tanpa terlewatkan satu pun, kecuali membicarakannya denganku.


Dasar, aku jadi bingung apa persiapannya itu bagus atau tidak.......sambil menebak-nebak apa yang akan dia bicarakan, kami menuju kedai kopi tempat Aoi-san bekerja paruh waktu. 

*

1 comment for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J3 Bab 1.2"