Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J2 Bab 6.2
Bab 6 - Pesta Pencarian Pertengahan Musim Panas Bagian 2
Ketika kami tiba di vila, Eiji dan yang lainnya sudah pulang.
Sepertinya mereka pulang lebih awal karena aku memberitahu mereka sebelumnya kalau ada sesuatu yang ingin kubicarakan.
Ketika semua orang berkumpul di ruang keluarga, Eiji segera memulai topik utamanya.
"Kau bilang kau punya ide yang bagus?"
"Ya. Tapi kita berbicara tentang kemungkinan, jadi aku ingin kalian mendengarkannya dan membuat keputusan."
Aku membentangkan peta di atas meja dan kemudian mulai berbicara.
"Kesimpulannya, mungkin kita mencari di tempat yang salah."
"Tempat yang salah?"
Aoi-san mengulangi kata-kataku dengan cemas.
"Apa itu berarti ingatan Aoi-san salah?"
Izumi mengangkat suaranya untuk mengikuti Aoi-san.
"Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti, tapi aku yakin bahwa kemungkinan itu bukan nol."
"Akira sendiri terdengar seolah kau masih belum memiliki bukti."
"Ya. Itulah kenapa aku ingin kita semua memikirkannya bersama-sama."
Setelah mengawalinya dengan itu, aku mulai berbicara tentang hipotesisku.
"Pertama kali aku mengira bahwa kita mungkin mencari di tempat yang salah, yaitu ketika aku sedang berjalan-jalan di daerah pemukiman. Tiba-tiba aku mengalihkan perhatianku ke pintu depan rumah dan sebuah nama keluarga yang tidak kukenal menarik perhatianku. Dan bukan hanya satu, tapi enam dari sepuluh rumah di daerah itu memiliki nama keluarga yang sama."
"Sebanyak itu!?"
"Ya. Itu juga membuatku tidak bisa mempercayai mataku."
"Begitu ya......"
Di samping Izumi, yang mencondongkan tubuh ke depan karena terkejut, Eiji membuat ekspresi seperti sudah menerkanya.
Eiji pasti memahami hal ini sampai batas tertentu, meskipun baru segini penjelasan yang kuberikan.
"Memang benar bahwa sepertinya ada beberapa nama keluarga yang terkonsentrasi di daerah tertentu. Aku pernah mendengar bahwa banyak nama keluarga berasal dari daerah itu atau berasal dari nama tempatnya. Dalam kasus yang ekstrim, aku mendengar bahwa sepertiga dari siswa di kelas sekolah dasar memiliki nama keluarga yang sama."
Seperti yang dikatakan Eiji, ternyata hal ini tidak jarang terjadi di daerah pedesaan.
"Ketika aku melihat deretan rumah dengan nama keluarga yang sama, sesuatu muncul dibenakku. Kita tidak sering mendengar nama keluarga Sotome, dan aku bertanya-tanya, apa mungkin nama keluarga ini berakar di daerah tertentu."
"Dan hasilnya?"
Hiyori bergegas menjawab.
"Bingo. Aku melakukan beberapa penelitian terperinci dan menemukan bahwa nama keluarga Sotome adalah nama keluarga yang ditemukan di wilayah Kanto, terutama di sekitar prefektur ini. Selain itu, terkonsentrasi di area tertentu."
"Daerah mana?"
Eiji mengatakan itu dan aku menunjuk ke peta.
"Aku ingin melihat apakah aku bisa menemukan informasi yang lebih bisa diandalkan, jadi aku mencari kata 'Sotome' pada aplikasi peta. Aku menemukan sejumlah toko dan bisnis pribadi dengan nama Sotome di atasnya. Aku yakin mereka terkonsentrasi di area ini. Hanya......"
Tanpa sadar, kata-kataku menjadi kabur.
Ada satu kontradiksi utama untuk membuktikan hipotesis ini.
"Ini adalah area yang kita kecualikan karena tidak ada kuil di sekitar sini."
Eiji dan yang lainnya mengetahui hal ini, karena mereka telah melihat petanya.
Lokasinya sekitar satu jam perjalanan dari tempat tinggal kami, dan meskipun memenuhi kriteria berada di daerah pedesaan yang dikelilingi oleh pegunungan, tempat ini tidak memenuhi syarat berada di dekat kuil.
"Dengan kata lain, kalau ada kuil di sana, daerah itu akan memenuhi kriteria."
"Ya......"
Menurut ingatan Aoi-san, ada sebuah kuil di dekatnya.
Jika kita mengandalkan ingatannya, area tersebut tidak termasuk dalam kandidat, tapi jika ingatan Aoi-san salah, area tersebut bisa menjadi kandidat lokasinya.
"Bukannya aku meragukan ingatan Aoi-san. Hanya saja, jika kondisi bahwa itu berada di dekat kuil dikesampingkan, disana yang paling mungkin, jadi kupikir itu layak untuk diselidiki."
"Kamu benar. Itu adalah ingatan dari saat aku masih kecil, jadi kurasa aku tidak bisa mengatakannya dengan pasti......."
Aoi-san mengayunkan tatapannya seolah untuk meraba kembali ingatannya sendiri.
Dan kemudian---
"Hanya karena tidak ada kuil di peta bukan berarti ingatan Aoi-san salah, bukan?"
"Hmm? Apa maksudmu?"
Izumi bergumam dengan santainya dan secara refleks aku bertanya balik.
"Mungkin saja, dulu ada kuil di sana, tapi sekarang sudah tidak ada lagi, bukan?"
""""Eh......?""""
Semuanya kecuali Izumi terkejut.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Itu adalah titik buta---aku tidak memikirkan ide itu, tapi karena itulah kemungkinannya tidaklah nol. Ada kemungkinan bahwa pada awalnya ada sebuah kuil, tapi untuk beberapa alasan kuil itu runtuh dan sekarang tidak ada di peta.
"Izumi, apa kuil bisa runtuh?"
"Aku tidak tahu, tapi bisa jadi itu dihancurkan dalam suatu bencana."
"Benar juga. Dan kemudian jika tidak ada lagi yang tersisa untuk mengelola kuil, apa kuil itu akan dihancurkan?"
Hiyori dan Izumi menggali berbagai kemungkinan.
Mendengarkan percakapan itu, tiba-tiba aku teringat akan sesuatu yang telah kuteliti beberapa hari yang lalu.
"Ketika aku meneliti kuil-kuil di internet sebelumnya, aku menemukan bahwa, sebagian karena kesulitan manajemen dan kurangnya penerus, ada semakin banyak kuil tanpa kepala pendeta akhir-akhir ini, dan banyak di antaranya memiliki kepala pendeta yang merangkap sebagai kepala pendeta dari kuil lain. Meskipun begitu, aku membaca bahwa dalam beberapa kasus, ketika tetap tidak cukup pendeta, kuil-kuil akan digabungkan."
Dengan kata lain, kuil-kuil di daerah tersebut digabungkan dengan kuil lain karena keadaan yang tidak dapat dihindari.
Jika itu yang terjadi, itu bisa menjadi alasan kenapa ingatan Aoi-san benar tapi kami tidak bisa menemukannya, dan sangat mungkin bahwa daerah itu adalah tempat yang Aoi-san ingat.
Namun, ada satu masalah besar---
"Tidak ada cara untuk mengetahui seperti apa situasi saat itu......."
"Ada, kok."
Hiyori langsung berkata.
"Aku mencetak peta ini dari internet, tapi ketika aku mencari di situs yang berbeda, aku menemukan satu tempat di mana kita bisa melihat fotografi udara berdasarkan tanggal. Jika kita memundurkan tanggalnya di situs itu, kita mungkin bisa memastikan bahwa dulu ada kuil di sana."
"Hiyori, bagikan URL situs itu pada kita. Kita semua akan memeriksanya."
Aku meminta Hiyori untuk membagikan URL dan mulai menyelidikinya.
Pemicunya adalah melihat area perumahan di mana orang-orang dengan nama keluarga yang sama berkumpul.
Berdasarkan sepotong informasi, kami menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bertukar pendapat tentang kontradiksi dan pertanyaan, dan akhirnya mencoba untuk sampai pada suatu jawaban.
Memeriksa situs dengan perasaan terburu-buru, aku menemukan bahwa peta tidak diperbarui setiap tahunnya, tapi dicatat setiap lima hingga sepuluh tahun, meskipun frekuensinya bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Aku mulai memeriksa mundur dari peta yang lebih baru, tapi jantungku yang berdebar-debar semakin cepat saat aku terus mundur ke belakang. Di ruang keluarga yang sunyi, jantungku berdenyut begitu cepat sampai-sampai kupikir aku bisa mendengar detak jantungku sendiri."
"Ketemu."
Di tengah-tengah semua ini, satu kata Hiyori memecah keheningan.
Kami semua menaruh ponsel kami dan melihat ke dalam ponsel Hiyori.
Di sana, sebuah peta dari lima belas tahun yang lalu ditampilkan, dengan struktur yang tampaknya merupakan kuil, meskipun itu adalah fotografi udara jadi aku tidak bisa memastikannya.
Sedangkan pada peta yang terbentang di meja, itu adalah tanah kosong.
"Di sini......tidak salah lagi!"
Ruang keluarga meletus dalam kegembiraan saat kami akhirnya sampai pada jawabannya.
"Kita berhasil, Aoi-san!"
"Ya!"
Aoi-san dan Izumi berteriak kegirangan, saling tos, dan Hiyori membawa puding dari kulkas seolah untuk merayakannya, dan mereka bertiga mulai memakannya bersama-sama. Mungkin mereka bermaksud untuk bersulang.
Melihat mereka bertiga seperti itu, aku ambruk di sofa karena lega.
"Akira, kerja bagus."
Eiji kemudian menyodorkan sebotol jus bersamaan dengan kata-kata terima kasih.
"Ya......meski, bukan berarti sudah terkonfirmasi."
Aku memikirkannya sambil menerima jus.
Ya. Kita masih belum bisa tenang.
Kita tidak akan tahu sampai kita kesana besok.
Meskipun begitu, kita sudah sampai sejauh ini dari titik tidak menemukan petunjuk sama sekali.
Aku tidak ingin mengatakan sesuatu yang tidak sensitif pada Izumi dan yang lainnya yang bersukacita, dan kupikir tidak apa-apa jika aku ikut bersukacita juga.
"Baiklah. Mari kita semua pergi ke sini besok."
"Ya! Ini adalah pertama kalinya kita semua mencari bersama sejak kita datang ke vila, aku menantikannya!"
Suasana cerah menyelimuti ruang keluarga, seakan-akan suasana suram sampai pagi ini adalah kebohongan.
Dengan tiga hari tersisa, aku merasa seperti akhirnya aku bisa melihat harapan.
*
akhirnya ketemu
ReplyDelete