Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J2 Bab 5.4
Bab 5 - Pemikiran Pada Malam Pertunjukan Kembang Api
Ketika aku mendaki jalan bukit dengan Aoi-san di punggungku, Eiji dan yang lainnya sedang menunggu kami di dekat vila.
Eiji dan yang lainnya sudah tiba di vila sebelum kami, tapi mereka khawatir kalau aku dan Aoi-san mungkin mendapat masalah karena kami terlambat dan tidak membalas panggilan mereka, jadi mereka mencari kami.
Aku sedang menggendong Aoi-san, jadi aku tidak bisa memeriksa ponselku.
Melihat Aoi-san dan aku yang seperti ini, Izumi dan Hiyori berbicara tentang 'Misi ketiga selesai dengan tanpa sengaja' dan 'Mulai sekarang kita akan melanjutkan ke misi keempat', tapi aku terlalu lelah untuk memikirkannya.
Kami tiba di vila dengan selamat dan memutuskan untuk mandi lebih awal dan tidur.
Kupikir para gadis akan masuk lebih dulu seperti biasa, jadi aku tiduran di sofa di ruang keluarga.
"Akira-kun, kamu bisa mandi dulu."
Izumi tidak biasanya mengatakan itu.
"Eh? Tidak apa-apa bukan kalian yang lebih dulu?"
"Ya. Kamu pasti lelah setelah menggendong Aoi-san mendaki jalan bukit, kan? Jangan malu-malu, berendamlah di bak mandi dan bersantailah dan hilangkan rasa lelahmu."
Sebenarnya, seperti kata Izumi, aku lelah dan banyak berkeringat.
Jika dia mengatakan aku boleh mandi lebih dulu, mari lakukan itu.
"Terima kasih. Aku akan menerima perkataanmu."
"Ya. Nikmati dirimu sendiri~......nufufu♪'
Setelah berterima kasih pada Izumi, aku pergi ke kamar, menyiapkan pakaian ganti dan handuk, lalu menuju ke kamar mandi.
Aku sudah berkali-kali mandi di sini, tapi seperti yang kuduga, bisa mandi di onsen setiap hari itu sebuah kemewahan. Aku melepas pakaian dan masuk ke kamar mandi, membasuh kepala dan badanku seperti biasa, dan kemudian berendam ke dalam air panas.
"Ini yang terbaik......."
Tanpa sadar suaraku bocor saat aku berendam sambil melihat bulan yang melayang di langit malam.
Aku hampir berpikir hanya dengan menikmati onsen ini saja, sudah sepadan untuk datang ke sini......tidak tidak, tapi kemudian aku mempertimbangkan kembali. Jika aku puas hanya dengan onsennya, sama saja meletakan gerobak didepan kuda.
Tln : meletakan gerobak didepan kuda, idiom yang digunakan untuk menyarankan sesuatu dilakukan bertentangan dengan urutan kejadian yang alami atau biasanya efektif. Gerobak adalah kendaraan yang biasanya ditarik oleh kuda, jadi meletakkan kereta di depan kuda adalah analogi untuk melakukan sesuatu dengan urutan yang salah.
Saat aku akan memikirkan tentang pencarian rumah nenek Aoi-san, yang akan dilanjutkan besok.
"Eh---?"
Pemandangan yang tiba-tiba kulihat membuatku terhenyak.
"Aoi-san......?"
Ada Aoi-san yang menyembunyikan tubuhnya dengan handuk mandi.
"Tung, umm---maaf!"
Kata-kata itu keluar secara refleks, meskipun tidak perlu bagiku untuk meminta maaf dalam situasi ini.
Jika aku memberikan alasan untuk meminta maaf, itu karena aku melihat sosoknya dengan handuk mandi, tapi jika aku harus mengatakannya, mungkin lebih baik berterima kasih daripada minta maaf. Terima kasih banyak.
Aku berterima kasih padanya dalam hatiku, tapi mengalihkan pandanganku dari ketelanjangan Aoi-san.
"Kenapa Aoi-san masuk ke kamar mandi?"
"Izumi-san menyuruhku masuk dulu, dia bilang dia akan masuk setelahnya......"
"Izumi? Tidak......aku juga diberitahu Izumi kalau aku bisa masuk lebih dulu."
Aku memiringkan kepala untuk melihat apa artinya.
Aku tiba-tiba ingat Izumi dan Hiyori mengatakan sebelumnya, 'misi ini dan misi itu'. Tidak hanya sekali atau dua kali, tapi aku sudah mendengar itu beberapa kali sejak datang ke vila ini.
Saat aku memikirkan kembali seperti apa situasinya setiap kali kalimat itu muncul---
"Jadi begitu ya......dasar, mereka ini."
Aku akhirnya memahami makna dari situasi ini.
"Akira-kun, ada apa?"
"Ah, tidak. Bukan apa-apa. Aku akan keluar, Aoi-san, jadi mandilah dan nikmati waktumu."
"Tapi......"
"Kita tidak bisa mandi bersama."
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Ini bukan masalah ukuran bak mandinya, tapi bagian bawah tubuh remaja laki-laki.
Saat aku hendak keluar dari onsen, merasa sedikit menyesal pada diriku sendiri.
"T-Tidak apa-apa kan kalau kita masuk bersama?"
"Eh---"
Aoi-san mengatakan kata-kata yang tidak kuduga akan kudengar.
"Soalnya, maksudku, kita pernah masuk ke onsen bersama-sama dengan yang lainnya sebelumnya, bukan?"
"Yah, memang......."
Aku mengingat saat kami pergi ke pemandian air panas dengan yang lainnya sebagai pesta setelah ujian.
Tapi, pada saat itu mereka mengenakan yuami, jadi itu baik-baik saja......dan aku merasa situasinya berbeda dengan menutupi tubuh dengan handuk, tapi jika Aoi-san baik-baik saja dengan itu, aku benar-benar menyambutnya.
Apa benar-benar oke jika aku diizinkan untuk menikmati situasi yang begitu menyenangkan ini?
Aku sangat senang, aku mungkin akan mati besok.
"A-Anggap saja ini sebagai membuat kenangan juga, ya?"
Dan apakah ini imajinasiku saja kalau Aoi-san terlihat aneh?
Seolah-olah dia bertekad untuk tidak membiarkanku keluar dari bak mandi bagaimanapun juga.
Kemudian Aoi-san duduk di kursi dan mulai mencuci dirinya sendiri tanpa mendengar jawabanku.
---Kalau kau sekarang berbalik dan melihatnya yang telanjang, dia tidak akan mengetahuinya, lho.
Iblis yang bernama hasrat duniawi berbisik di kepalaku, tapi malaikat yang mengendalikan akal sehatku menegurku untuk tidak melihat.
Entah mengikuti hasrat duniawi atau mengikuti akal sehat, malaikat dan iblis memulai pertarungan tanpa batas di dalam otakku, tanpa mundur selangkah pun. Pertukaran pukulan yang intens terjadi, seperti dalam komik tinju.
Seiring berjalannya waktu, sang malaikat mulai terdesak, dan itu adalah saat iblis akan melepaskan pukulan terakhir.
Aoi-san, yang telah selesai membasuh badannya, masuk ke dalam bak mandi dan pertandingannya seri.
Aku merasa lega dan kecewa, suasana hatiku sangat rumit.
"Maaf mengganggu."
"S-Silahkan......"
"A-Air panas yang nyaman, ya."
"Y-Ya......"
Meskipun bak mandinya luas, kami mandi di dalam air panas yang sama, dan aku terlalu memperhatikannya dan percakapan kami terhenti.
Kami mandi bersama untuk sementara waktu, tapi aku tidak bisa menahan kekosongan ini, dan ketika aku dalam kesulitan, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
"Akira-kun, terima kasih atas segalanya."
Aoi-san mengucapkan kata-kata terima kasihnya dengan cara yang anehnya formal.
"Kamu tidak perlu khawatir kalau soal hari ini."
"Tidak. Bukan itu saja."
"Bukan itu saja?"
"Akhir-akhir ini, aku memikirkannya......kalau aku pasti orang yang beruntung."
Aoi melanjutkan, melihat bulan di luar jendela.
"Pergi ke festival dengan semuanya seperti hari ini, pergi ke kolam renang, mengadakan barbekyu, kalau itu aku yang sebelumnya, aku tidak akan bisa melakukannya. Jika Akira tidak mamanggilku saat itu, kurasa aku tidak akan bisa menghabiskan hari-hari yang begitu memuaskan."
"Aoi-san......"
"Aku sangat bahagia sekarang."
Aoi-san mengatakan itu sambil memejamkan mata dan menyelami ingatannya.
"Kebahagiaan ini diberikan oleh Akira-kun, jadi......aku ingin berterima kasih lagi."
Mendengar kata-kata Aoi-san, sejujurnya, perasaanku campur aduk.
Mempertimbangkan Aoi-san sampai sekarang, jelas merupakan hal yang baik bahwa dia merasa bahagia sekarang.
Namun demikian, kalau dia bisa merasa bahagia tentang sesuatu yang sekecil ini, membuktikan bahwa kehidupannya sampai saat ini terlalu jauh dari kebahagiaan. Mungkin karena itulah dia bisa merasa bahagia bahkan untuk hal-hal yang terkecil sekalipun.
Karena itu---
"......Ini masih belum apa-apa."
"Eh......?"
Aku memikirkannya lagi.
"Mulai dari sekarang, jika kita menyelesaikan semua masalah ini, kamu akan bisa hidup lebih damai dan bersenang-senang dengan teman-temanmu. Hari itu pasti akan tiba ketika kamu akan merasa jauh lebih bahagia daripada sekarang."
Kalau demi itu, aku ingin membantu dengan cara apa pun yang kubisa.
"Jadi, pertama-tama, mari kita berusaha untuk menemukan nenekmu."
"Ya......kamu benar."
Aku memikirkan itu saat aku menatap langit malam dan berendam di air panas.
*
Post a Comment for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J2 Bab 5.4"