Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J2 Bab 3.2
Bab 3 - Bicara Soal Musim Panas, Pasti Tentang Resor Musim Panas
"Sampa~i!"
Terlambat satu jam dari yang direncanakan, setelah diombang-ambing di kereta---
Ketika kami tiba di stasiun terdekat dan melewati gerbang tiket, Izumi membuka tangannya dan berteriak dengan gembira.
"Kita hanya baru tiba di stasiun terdekat, bukan? Masih ada tiga puluh menit naik bus dari sini, terlalu cepat untuk bersorak seperti itu."
"Ya, tapi ketika kamu datang ke tempat yang tidak kau kenal, bukankah kamu jadi ingin mengatakannya. Kan, Hiyori-chan."
Izumi memeluk bahu Hiyori dengan lengan kirinya dan meminta persetujuannya.
"Ya. Akira hanyalah pria yang membosankan, jadi kurasa kamu tidak perlu memperdulikannya."
Hei, Hiyori, bukankah kau sedikit terlalu kasar pada kakakmu?
"Ya, ya. Kamu juga berpikir begitu, kan, Aoi-san?"
Kemudian, kali ini, dia memeluk bahu Aoi-san dengan lengan kanannya dan meminta persetujuannya.
"Y-Ya......kamu benar."
Izumi mengangguk puas dengan dua gadis cantik yang mendampinginya.
Aoi-san memberiku tatapan minta maaf sambil dipeluk Izumi.
Jangan khawatir, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku, cukup temani Izumi saja.
"Meskipun begitu, ini benar-benar pedesaan......."
Apa yang terhampar di depan kami adalah pemandangan yang khas pedesaan.
Stasiun ini sepi dan tidak berawak, tanpa gerbang tiket otomatis dan bangunan stasiun yang agak besar seperti rumah pabrikan. Peron dan tangganya sudah menunjukkan usianya, dan trotoarnya retak di beberapa tempat.
Di depan stasiun terdapat hutan atau mungkin bukit, dengan beberapa area perumahan di tengahnya.
Kami datang ke tempat yang luar biasa.......
"Eiji, di mana halte busnya?"
"Sekitar lima belas menit berjalan kaki akan membawa kita ke jalan prefektur. Sedikit lebih jauh, ada supermarket dan halte bus di sana. Aku berniat akan membeli bahan makanan di supermarket sambil menunggu bus."
Ketidaknyamanan ini memang khas pedesaan, tapi mengeluh tentang hal itu tidak membantu apapun.
Eiji memimpin jalan menuju supermarket, membawa tas di tangan.
"Bagaimanapun, ini sangat panas ya......"
Matahari bersinar tanpa henti, bahkan di pagi hari, dan secara bertahap menguras staminaku.
Berbeda dengan Izumi, yang berjalan dengan penuh semangat berjalan didepan, Aoi-san memiliki ekspresi yang agak pahit di wajahnya.
"Aoi-san, kamu baik-baik saja?"
"Ya. Kurasa."
Aku menawarkan Aoi-san air botolan yang kubeli di stasiun.
"Minum ini."
"Apa tidak apa-apa? Terima kasih."
Ketika aku membuka tutupnya dan menyerahkannya padanya, Aoi-san berdiri diam dan menghilangkan dahaganya.
"Terima kasih. Akira-kun, kamu juga sebaiknya minum."
"Ya. Kamu benar."
Ketika aku menerima botol dan membawanya kemulutku.
Tanpa sadar tanganku berhenti saat aku hendak meminumnya tanpa berpikir dua kali.
"Akira-kun, ada apa?"
"Ah, tidak......tidak ada apa-apa."
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Bagaimanapun, bukankah ini ciuman tidak langsung?!
Aoi-san tidak terlihat mengkhawatirkannya, tapi apa tidak apa-apa? Apa benar-benar tidak apa-apa?
Ini bukan seperti kita berada di sekolah dasar dan mungkin malah aneh untuk mengkhawatirkan setiap hal, tapi......pubertas adalah peristiwa besar bagi anak laki-laki SMA yang sensitif, dan membuat jantung mereka berdebar-debar.
Biasanya aku akan menahan diri karena malu, tapi hari ini sangat panas sampai-sampai aku takut terkena serangan panas. Ada kemungkinan besar bahwa jika aku tidak minum air, aku bisa berada dalam masalah serius.
Benar. Sebut saja, kekuatan musim panas yang tak bisa dihindari, banzai.
Memang benar ini adalah musim ciuman tidak langsung.
"H-Hidrasi itu sangat penting, ya~"
Saat aku hendak meminumnya sambil mengatakan itu, hanya untuk berjaga-jaga.
"Aku juga ingin minum."
Hiyori mengulurkan tangan dari samping dan mengambil botol plastik dariku.
"Aaaaaaahhhhhhh!"
Tanpa sadar aku mengangkat suaraku dan bergema di jalan pedesaan ini.
Tangisan sedihku sia-sia dan Hiyori meneguk air dalam satu tegukan.
"Akira, ada apa?"
Eiji yang terkejut oleh teriakanku berbalik untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Eiji melihat apa yang sedang terjadi dan melemparkan botol plastik yang dipegangnya di tangannya.
"Aku sudah meminumnya, minumlah jika kau mau."
"Terima kasih......."
Tidak, bukan itu.
Yang ingin kuminum bukanlah air botol ini......tidak mungkin aku bisa mengataknannya.
Aku menghargai kebaikan Eiji, tapi berpikir bahwa pasangan ciuman tidak langsung pertama musim panas ini adalah laki-laki......aku merasa airnya anehnya asin (menangis)
Tln : 泣/naki, menangis, mungkin semacam emoticon kaya (笑/tertawa/tersenyum) yang bisa diartiin (lol) tapi aku gatau gimana ngartiin si 泣 ini, jadi kutulis apa adanya
Setelah itu, sambil berjalan dengan menahan air mata, kami segera tiba di sebuah supermarket.
Udara sejuk di dalam toko menyelimuti seluruh tubuhku dan mendinginkan tubuhku yang terbakar.
"Yang kita butuhkan hanya bahan makanan dan beberapa barang kebutuhan sehari-hari?"
"Ya. Kami sudah punya semua peralatan rumah tangga, jadi kita hanya butuh bahan makanan, barang kebutuhan sehari-hari, arang dan jaring untuk barbekyu. Lalu mungkin beberapa obat nyamuk untuk mengusir serangga."
"Barbekyu!?"
Izumi bereaksi berlebihan dan berbalik.
"Eiji-kun, kita bisa barbekyu-an di vilamu!?"
"Ya. Halamannya luas dan kami juga punya pemanggang barbekyu."
"Yosh. Malam ini, ayo langsung saja kita barbekyu-an!"
Tanpa perlu mendapatkan persetujuan semua orang, Izumi menyatakannya dengan lantang.
Yah, tidak ada juga yang menentangnya.
"Aoi-san, kamu juga menantikannya, kan♪"
"Aku menantikannya. Aku belum pernah barbekyu-an sebelumnya."
"Benarkah?"
"Ya. Aku tidak pernah punya kesempatan melakukannya."
Izumi pasti terkejut dan pada saat yang sama menyadari situasi keluarga Aoi-san.
"Oke......aku akan mengajarkanmu kegembiraan barbekyu dengan seluruh tenagaku!"
Izumi berbicara dengan kuat dengan wajah tegas.
Naik turunnya tensinya benar-benar terlalu tajam.
"Kalau sudah diputuskan begitu, aku, Aoi-san dan Hiyori chan akan bertanggung jawab atas bahan makanannya. Eiji-kun dan Akira-kun, kalian bertanggung jawab membeli semua hal lain yang kita butuhkan. Kalau begitu, kita bertemu lagi setelah selesai. Aoi-san, Hiyori-chan, ayo pergi!"
Izumi bergegas ke sudut bahan makanan sambil mendorong troli belanja.
Sambil melihat Aoi-san dan Hiyori yang berlari mengejarnya, Eiji dan aku juga mulai berkeliling toko dengan troli di tangan.
*
Lanjut min
ReplyDeleteAwokawokawok, gagal dapet bekas ayang
ReplyDelete