Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J2 Bab 2.2

Bab 2 - Reuni Setelah Sembilan Tahun




Setelah itu, kami pergi ke kedai kopi untuk mencari tempat di mana kami bisa berbicara dengan santai.   


Karena hari sudah malam, kedai ini kosong dan pelayan mempersilakan kami untuk duduk di kursi mana pun yang kami inginkan.


Mungkin karena ini akan menjadi percakapan yang rumit. Sang ayah membawa kami ke meja empat orang di ujung kedai untuk menghindari pelanggan lain, dan Aoi-san dan aku duduk berdampingan, dengan sang ayah duduk di depan Aoi-san.   


Ketika minuman yang kami pesan datang, setelah hening sejenak, sang ayah mulai berbicara.  


"Sudah sembilan tahun sejak kita bertemu seperti ini ya......Bagaimana kabarmu? baik-baik saja?"


"Ya......"


"Begitu. Sukurlah kalau begitu."


Suasana canggung yang jelas menyelimuti mereka.   


Mungkin hal itu tidak mengherankan ketika sudah sembilan tahun tidak bertemu satu sama lain.  


"......Padahal sudah lama tidak melihatku, tapi kamu mengenaliku, ya."


"Ya. Ibumu sering mengirimkan foto-foto dirimu padaku dari waktu ke waktu."


"Begitu......"


Aoi-san tetap menunduk dan menolak untuk melakukan kontak mata dengan ayahnya.


Setidaknya, suasananya bukan suasana sukacita reuni ayah dan anak setelah bertahun-tahun.


"Kupikir aku telah mengejutkanmu dengan muncul tiba-tiba. Pertama-tama, izinkan aku menjelaskannya."


Setelah percakapan singkat sebagai pengganti salam, sang ayah melihat ke dalam gelas di tangannya dan mulai berbicara dengan pelan.


"Dari sebulan lebih yang lalu, sekitar pertengahan bulan Juni---aku menerima pesan dari ibumu yang memintaku untuk membawamu, Aoi. Aku diberitahu kalau kau tinggal sendirian dan aku bergegas ke apartemenmu, tapi kau tidak ada di sana. Aku menghubungi pemilik apartemen dan diberitahu kalau kau sudah pindah beberapa waktu lalu karena menunggak uang sewa."   


Sekitar pertengahan bulan Juni......sekitar dua minggu setelah aku mulai tinggal bersama Aoi-san.   


Tidak ada ketidakkonsistenan waktu dalam ceritanya. Mungkin benar bahwa sang ibu menghubunginya dan bahwa ia mencarinya.


Aku mengerti, tapi sekali lagi kemarahanku meluap pada ibunya karena menjadi orang tua yang breng*ek. Dia menyuruh putrinya bekerja paruh waktu untuk keluarga, kemudian dia pergi bersama pria dan kemudian mendorong mantan suaminya untuk mengambil anaknya.   


Beberapa orang mungkin berpikir bahwa itu lebih baik daripada meninggalkannya sendirian, tapi bukan itu masalahnya.


Ini adalah tanda bahwa ibunya tidak lagi membutuhkan Aoi-san.


Dengan kata lain, ini berarti memutuskan hubungan dengan putrinya.


Sangat sulit dipercaya bahwa dia menghubungi suaminya karena khawatir akan keadaan putrinya.  


"Aku tidak tahu keberadaanmu, jadi aku menghubungi ibumu, berharap setidaknya bisa mengetahui di mana SMA-mu, tapi dia tidak menjawab. Aku tidak memiliki ekspektasi karena dia hanya menghubungiku secara sepihak sampai sekarang dan jarang menanggapi teleponku........Jadi aku mencari waktu untuk mencarimu di sekitar sini."


Mencari waktu, ya.......


Melihat setelannya, sepertinya ia mencarinya setelah selesai bekerja hari ini.  


"Butuh waktu cukup lama, tapi aku senang kita bertemu seperti ini......."


Sang ayah terlihat lega seperti saat mereka bertemu.   


Tapi Aoi-san tetap menunduk dengan ekspresi kaku yang sama.


"Omong-omong......hubungan seperti apa yang kau miliki dengan Aoi?"


Ayahnya pasti bingung ketika melihat Aoi-san yang tetap diam.   


Ia mengalihkan pandangannya ke arahku dan bertanya, tapi sejujurnya, aku tidak yakin harus menjawab apa.   


Aoi-san tetap diam dan tertunduk sejak beberapa saat yang lalu dan bahkan tidak mencoba melakukan kontak mata dengan ayahnya. Jelas dari penampilannya bahwa dia sedang gusar, dan aku tidak berpikir dia dalam keadaan di mana dia bisa berbicara dengan tenang.


Kemudian aku pikir akan lebih baik jika aku yang menjelaskan situasinya padanya.  


"Maaf terlambat memberi salam. Aku teman sekelas Aoi-san, Akamori Akira."


"Akira-kun, ya? Kau bilang kau tahu tentang situasi Aoi......."


Aku mengangguk pada kata-katanya, dan mengatakan kebenaran yang perlu kusampaikan padanya secepat mungkin.


"Tanpa ada yang ditutupi, Aoi-san tinggal bersamaku di rumahku sekarang."


"Tinggal bersamamu?"


Aku mulai menjelaskan pada sang ayah, yang tampak terkejut, secara berurutan, apa yang telah terjadi sejauh ini.


Pada awal bulan Juni, pada suatu hari hujan, aku bertemu dengan Aoi-san.   


Aku menjelaskan tentang aku yang mengetahui situasi Aoi-san dan tentang mengusulkan agar dia tinggal bersamaku sampai aku pindah ke sekolah yang baru. Tentang keluargaku yang pindah karena ayahku dipindahkan dan sekarang kami tinggal berdua. Tentang orang tuaku juga tahu tentang hal ini.


Juga tentang meskipun kita adalah laki-laki dan perempuan yang hidup bersama, tidak ada satupun yang perlu dicurigai.


"Begitu ya......"


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Ketika aku menyelesaikan penjelasanku, sang ayah menganggukkan kepalanya dengan sedikit mengerutkan alisnya.   


Tidak peduli berapa banyak izin yang diberikan orang tuaku, dan meskipun tidak ada yang perlu dicurigai, tidak ada ayah yang waras yang akan merasa tenang mengetahui putri kandungnya hidup dengan seorang laki-laki.


Aku sudah siap untuk diberitahu apa yang pantas kudapatkan.  


"Terima kasih sudah melindungi Aoi."  


"......Ha?"


Sang ayah menundukkan kepalanya dalam-dalam.   


Pemandangan di depan mataku begitu tak terduga sampai-sampai muncul tanda tanya di kepalaku.  


"Jika Akira-kun tidak bersama Aoi, aku yakin dia akan berada dalam banyak masalah sekarang. Dia juga mungkin tidak bisa melanjutkan berangkat ke sekolahnya. Sebagai seorang ayah, aku ingin mengucapkan terima kasih. Jika ada kesempatan, aku juga ingin memberikan salam yang pantas pada orang tua Akira-kun."  


"......"


Mungkin ini hal yang benar bagi seorang ayah untuk bisa menundukkan kepala seperti ini demi putrinya.   


Bisa mengucapkan terima kasih pada seorang teman putrinya yang telah mengulurkan tangan padanya saat putrinya dalam krisis, sungguh seorang ayah yang luar biasa---siapa pun yang melihat adegan ini mungkin akan berkata demikian.   


Tapi tanggapan yang patut dicontoh ini membuatku bertanya-tanya.


Seorang laki-laki yang belum pernah ia temui sebelumnya, yang tidak ia kenal dari mana asalnya, tinggal bersama putrinya.   


Tidak ada orang tua yang akan mempercayainya meskipun mereka mengatakan tidak ada yang perlu dicurigai. Padahal jika kau peduli dengan putrimu, kau seharusnya curiga atau marah, tapi ia tidak melakukannya.


Aku tidak bisa melihat ayah ini dengan positif, tidak sedikit pun.  


"Aku telah menyusahkanmu, Akira-kun, tapi tidak perlu khawatir lagi. Aku akan menjaga Aoi mulai sekarang."


"Eh......?"


Aoi-san mengangkat suaranya dengan terkejut sebelum aku melakukannya.


Pada Aoi-san yang seperti itu, ia melanjutkan kata-katanya.


"Aoi, mulai sekarang, bagaimana kalau kau tinggal bersama kami?"


"Kami......?


Bukan denganku, tapi dengan kami.   


Makna dari kata-kata itu segera disampaikan oleh sang ayah.  


"Sebenarnya, aku menikah lagi setelah berpisah dengan ibumu."


Aku melihat Aoi-san mengepalkan tangannya di bawah meja.


"Kami juga memiliki seorang putra berusia lima tahun, dan sekarang kami bertiga tinggal bersama di prefektur sebelah. Aku sudah memberitahu mereka tentang Aoi dan mereka setuju untukmu tinggal bersama kami, jadi jangan khawatir. Aku akan bertanggung jawab untuk mendukung Aoi mulai sekarang, untuk semua kesulitan yang telah kau lalui."   


Sebuah fakta tak terduga tiba-tiba terungkap.


Aku bisa merasakan kegelisahan Aoi-san yang duduk di sampingku.   


Akan aneh baginya untuk tidak gusar jika dia diberitahu bahwa ayahnya, yang telah mengabaikannya selama sembilan tahun, tiba-tiba muncul, dan bahwa ia telah menikah lagi dan memiliki seorang putra---dengan kata lain, seorang ibu dan saudara laki-laki tiri.   


Suasananya tidak terlalu baik untuk berbahagia tentang reuni ini.


Tidak, dari awal, aku tidak berpikir Aoi-san senang bertemu kembali dengan ayahnya.


"Biarkan aku memikirkannya......."


Setelah beberapa saat, Aoi-san akhirnya mengeluarkan hanya sepatah kata.  


"Aku mengerti. Kupikir wajar jika kau tidak bisa langsung membuat keputusan jika aku datang padamu secara tiba-tiba dan membicarakan hal seperti ini. Tidak perlu terburu-buru, jadi aku ingin aku memikirkannya dengan perlahan. Namun, bisakah kau memberiku jawaban selama liburan musim panas ini? Jika kau akan tinggal bersama, lebih cepat lebih baik. Ada juga proses pemindahan sekolah dan perpindahan yang harus dilakukan."


Pindah dan pindah sekolah---

Tln : Hikkoshi/pindah tempat tinggal ama tenkou/pindah sekolah


Benar juga......ayahnya mengatakan ia tinggal di luar prefektur.   


Jika dia tinggal bersama ayahnya, Aoi-san harus meninggalkan kota ini.  


"Ya. Aku mengerti......"


Setelah itu, keduanya dengan ringan saling melaporkan tentang situasi mereka baru-baru ini dan kemudian bertukar kontak. Sang ayah berkata, "Aku ingin kau menghubungiku sebagai ganti Aoi jika terjadi sesuatu padanya," dan bertukar kontak denganku juga sebelum meninggalkan kedai kopi.


Di luar, matahari sudah terbenam dan area sekitar diselimuti kegelapan.


Seharusnya sekarang masih panas karena ini musim panas, tapi entah kenapa......aku merasa anehnya lebih dingin dari biasanya.

*

2 comments for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J2 Bab 2.2"