Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J2 Bab 1.1

Bab 1 - Rapat Strategi Dalam Baju Renang




Beberapa hari setelah masuk liburan musim panas---


Satu hari setelah berakhirnya akhir musim hujan, musim panas akhirnya tiba.


"Meski begitu, ini benar-benar ramai, ya......"


"Ya. Ada barisan panjang orang-orang hingga ke gerbang masuk."


Sambil mengelap keringat kami masing-masing, aku dan Aoi-san tanpa sadar terkesiap melihat pemandangan yang terbentang dihadapan kami.


Ini adalah kompleks rekreasi besar yang memanfaatkan lahan luas yang unik di pedesaan, dan merupakan lokasi berbagai fasilitas olahraga, tempat perkemahan, tempat lari anjing dan berbagai fasilitas lainnya.


Di tengah-tengah semua ini, kami menuju ke kolam renang berkapasitas 20.000 orang, yang merupakan kolam renang terbesar di prefektur ini. Tempat ini dikatakan sebagai tempat populer yang menarik banyak pengunjung setiap liburan musim panas, baik dari dalam maupun luar prefektur.


Oleh karena itu, jalan dari halte bus terdekat ke kolam renang dipenuhi oleh orang-orang.


"Tentu saja, karena ini musim panas. Semua orang ingin datang ke kolam renang♪"


Orang yang menjawab dengan semangat tinggi adalah teman sekelas kami, Asamiya Izumi.


Gadis imut dengan potongan rambut pendek coklat muda alami dan mata yang indah yang menarik perhatian. Dia adalah pembuat suasana hati di kelas, dengan terlalu banyak energi.


Dia memiliki rasa tanggung jawab yang kuat, sampai-sampai dia berinisiatif mengambil peran sebagai perwakilan kelas, dan ketika dia melihat seseorang dalam kesulitan, dia menawarkan bantuan tanpa diminta, dan merupakan tipe orang yang suka menolong lebih dari yang diperlukan.


Itu sangat membantuku dan Aoi-san.


"Meski begitu......bukankah ini terlalu banyak orang?"


"Kupikir ini tidak seramai ketika aku datang ke sini dengan Izumi sebelumnya."


Sahabatku, Sazarashi Eiji, mengatakan itu dengan senyum segar yang tidak menunjukkan sedikit pun rasa kepanasan.   


Kami bersekolah di taman kanak-kanak yang sama ketika kami masih kecil, dan setelah aku meninggalkan kota ini karena ayahku dipindahkan, kami bertemu lagi di SMP ketika aku kembali lagi, dan kami telah bersama sejak saat itu. Dia adalah salah satu dari sedikit teman yang mengenal masa laluku.


Omong-omong, ia berkencan dengan Izumi, tapi tidak seperti Izumi yang energik, ia memiliki kepribadian yang lebih lembut, lebih kalem, dan selalu tenang, dan mundur selangkah seolah untuk melihat segala sesuatunya dari jauh.   


Aku masih tidak mengerti, kenapa hubungan mereka bisa berjalan begitu baik, meskipun kepribadian mereka sangat kontras.


Kesampingkan itu---


"Sekarang lebih sedikit? Seriusan?"


Aku menggantungkan kepala sambil sekali lagi melihat gelombang orang.


"Di waktu biasanya saja sudah panas, dan dengan banyak sekali orang ini bahkan lebih panas lagi......"


Menurut berita pagi, suhu maksimum hari ini adalah 35 derajat Celsius.   


Meskipun musim hujan telah berakhir, namun musim panas ini terlalu serius.   


Ini masih termasuk pagi, tapi matahari bersinar dengan kuat, dan kemejaku basah kuyup oleh keringat dan menempel di kulitku di bawah sinar matahari yang menyilaukan. Aku meraih kerah bajuku dan mengepakkannya membuat angin masuk ke dalam baju, tapi itu hanya untuk menenangkan pikiran.


Air botolan yang kami beli sebelum berangkat dengan cepat sudah lebih dari setengahnya habis.


"Akira-kun, semangatmu rendah sekali, ya. Kita sudah datang sejauh ini, jadi ayo lebih bersemangat!"


"Hanya kau yang bisa menjaga semangatmu tetap tinggi di tengah panas dan kerumunan ini."


Ketika aku mengeluh, Izumi mendatangiku dengan wajah yang terlihat lebih frustrasi daripada wajahku.   


Kupikir dia akan mengajukan keluhan kecil, tapi Izumi berubah sepenuhnya dan tersenyum nakal.   


Dia mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik dengan suara kecil, seolah ingin melakukan percakapan rahasia.  


"Nah, kalau kamu melihat sosok Aoi-san mengenakan baju renangnya, kamu pasti akan bersemangat meskipun tidak menginginkannya."


"A-A-A-Apa yang kau bicarakan!"


"Baju renang Aoi-san, itu luar biasa lho......."


Apa katamu---!?


"Aku tidak menyangka dia akan memilih baju renang seperti itu, tidak disangka ternyata dia sangat berani dalam beberapa hal, ya."


"Kau serius!?"


Tanpa sadar suara hatiku keluar dan bergema ke area sekitar.


Orang-orang di sekitarku memandangku seolah mereka sedang melihat seseorang yang mencurigakan dan tanpa sadar aku menutup mulutku dengan kedua tangan. 


Ketika Izumi mengatakan bahwa kami akan pergi ke kolam renang, aku tahu kalau Izumi pergi dengan Aoi-san untuk membeli baju renang untuknya, karena dia tidak memilikinya, tapi aku tidak menanyakan jenis baju renang apa yang dia pilih.   


......Seriusan seluar biasa itu?  


"Kan, Aoi-san♪"


Izumi berbalik dan tersenyum pada Aoi-san.  


"Hmm? Apa yang kalian bicarakan?"


"B-Bukan apa-apa!"


Aoi-san yang tidak mengetahui isi percakapan kami, tersenyum dan memiringkan kepalanya dengan manis.


Aku merasa bersalah pada Aoi-san, tapi kepalaku dipenuhi dengan delusi liar tentang Aoi-san dalam baju renangnya. Bagi seorang anak SMA yang sehat, delusi liar itu seperti sebuah kewajiban, jadi tolong ampuni aku.   


......Aku lebih suka bikini jika memungkinkan.  


"Apa pun yang kamu katakan, Akira-kun juga laki-laki."


"Kau diam saja......"


"Hahaha♪"   


Izumi membuat wajah seperti anak kecil yang nakal dan lari ke sisi Eiji.


Aku selalu digoda seperti ini olehnya, jadi aku sudah biasa.


"Bukannya aku tidak suka kolam renang dan tidak bersemangat."


Sebaliknya, aku akan menyambutnya jika aku bisa melihat sosok Aoi-san dalam baju renangnya.   


Namun, ada alasan kenapa aku tidak bisa dengan jujur merasa bahagia.


"Kita sudah membicarakan tentang mencari nenek Aoi-san saat liburan musim panas, kan? Saat aku berpikir kita tidak punya waktu luang untuk bermain seperti ini, sejujurnya aku tidak bisa menikmatinya."


Meskipun kami memiliki lebih dari satu bulan liburan musim panas, kami tidak bisa bersantai-santai.   


Aoi-san juga memiliki pekerjaan paruh waktu di kedai kopi selama liburan musim panas, dan dia juga punya jadwal untuk berpartisipasi dalam kegiatan sukarelawan yang disponsori sekolah. Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari rumah neneknya pada hari-hari ketika dia tidak memiliki rencana apapun.


"Kami juga ingin memprioritaskan pencarian rumah nenek Aoi-san."


"Kalau begitu---"


"Tapi kau tahu, ketika aku berpikir kalau tahun ini adalah terakhir kalinya aku bisa menghabiskan liburan musim panas seperti ini denganmu, aku ingin membuat kenangan sebanyak aku ingin mencari nenek Aoi-san."


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


"Benar, benar. Aoi-san juga berpikir begitu, kan?"


"Ya. Aku senang kamu merasa seperti itu, tapi aku juga ingin membuat kenangan bersama Akira-kun."


"Kalian......"


Ini adalah musim panas terakhir yang bisa kuhabiskan bersama mereka semua selama di SMA-ku, sebelum aku akan pindah ke sekolah baru.


Aku yakin, hubungan kami akan terus berlanjut tanpa berubah meski kami menjadi mahasiswa atau orang dewasa.


Meskipun begitu, aku masih merasakan penyesalan setiap kali perpisahan yang pada akhirnya akan datang. Aku tidak ingin pindah sekolah jika aku bisa, tapi tahu itu tidak mungkin, jadi aku ingin membuat kenangan sebanyak mungkin.


Sejujurnya, akulah orang yang mungkin paling banyak berpikir demikian.


"Selain itu, kalau tentang mencari neneknya, kita bisa melakukannya selagi beristirahat di sini juga, bukan?"


"......Kau benar."


Jika kalian mengatakan sebanyak itu, aku akan bersenang-senang juga.


Kalau aku sendirian yang tidak menikmatinya, itu bisa memperburuk suasananya.


"Baiklah, karena kita sudah jauh-jauh ke sini, mari kita setidaknya bersenang-senang hari ini."


Aku berterima kasih dengan perasaan mereka semua dan berubah pikiran.


"Lihat, gerbang masuknya sudah kelihatan. Ayo Aoi-san!"


"Ya!"


"Kami akan pergi lebih dulu dan membeli tiketnya, tolong barang bawaannya!"


"Ya. Jangan sampai jatuh dan tidak perlu terlalu tergesa-gesa."


"Pacarku ini memang baik sekali ya. Aku mencintaimu!"


"Aku juga mencintaimu."


Ketika Izumi menyerahkan barang bawaannya sendiri dan milik Aoi-san pada kami, seperti biasa, dia menarik perhatian orang dengan meneriakkan cintanya tanpa ragu dan kemudian berlari bersama Aoi-san. Itu sudah sangat normal sampai-sampai aku bahkan tidak merasa ingin mengomentarinya.   


Eiji dan aku perlahan-lahan mengikuti mereka dengan barang bawaan yang mereka berikan di tangan kami.


"Aku mengerti perasaan tidak sabarmu, tapi ayo lakukan tanpa terburu-buru. Kupikir itu akan lebih baik untuk Aoi-san juga."


"Untuk Aoi-san juga?"   


Eiji melanjutkan sambil melihat mereka berdua dari belakang.


"Aku mengerti kalau kau ingin menemukan nenek Aoi-san demi dirinya secepatnya. Tapi jika itu satu-satunya alasan liburan musim panasmu berakhir, Aoi-san mungkin akan merasa tidak nyaman, kan?"


Eiji membuatku terperanjat saat ia mengatakannya.


"Aoi-san bersukur atas bantuan kita, tapi dia juga sedikit menahan diri, juga merasa berhutang tentang itu, kan? Aku dan Izumi sedikit khawatir tentang itu."


"......Kalian berdua memperhatikan itu, ya."   


Seperti kata Eiji, Aoi-san memang seperti itu.


Lebih dari berterima kasih atas kebaikan orang lain, dia lebih merasa bersalah karenanya, itulah kepribadiannya.


Alasan Aoi-san menghilang pada hari upacara penutupan adalah karena dia merasa berhutang atas kebaikan kami semua. Niat baik kami tanpa disadari telah membuat Aoi-san terpojok.


Aku benar-benar tidak ingin membuat kesalahan seperti itu lagi.  


"Tapi akhir-akhir ini, aku merasa Aoi-san telah berubah."


"Berubah?"


"Dibandingkan dengan ketika kami pertama kali bertemu, dia jadi lebih banyak berbicara, dia banyak tersenyum dan dia mengatakan perasaannya. Meskipun aku tidak tahu alasannya."


Sebenarnya, aku punya kesan yang sama dengan Eiji.   


Misalnya, sebelumnya, ketika Eiji mengatakan kalau ia ingin membuat kenangan bersamaku juga.


Meskipun karena Izumi yang menanyakannya, Aoi-san secara khusus mengatakan pikirannya, "Aku ingin membuat kenangan dengan Akira-kun juga,". Jika itu adalah Aoi-san yang sebelumnya, dia hanya akan mengatakan sepatah kata, "Kurasa begitu."


Kau mungkin berpikir bahwa ini adalah hal yang sepele, tapi bagi kami yang mengenal Aoi-san, ini adalah perubahan besar.   


Aku juga menyadari hal itu, tapi kalau Eiji dan Izumi juga berpikir demikian, maka pasti tidak ada keraguan tentang hal itu.


"Aku yakin, ini adalah perubahan yang baik untuk Aoi-san. Karena itu, kita akan banyak bermain agar Aoi-san tidak khawatir, mencari nenek Aoi-san, dan sekalian membuat kenangan denganmu, Akira, kupikir itu keseimbangan yang bagus."


"Hei hei, kau mengatakan hal-hal yang bagus, tapi ingin membuat kenangan bersamaku itu hanyalah 'sekalian'?"


"Dibandingkan dengan rencana yang lain, itu lebih seperti 'sekalian', kan?"


"Yah, benar juga."


Saat aku membalas lelucon Eiji dengan Lelucon, ia malah membalas lagi dengan lelucon.


Tidak biasa bagi Eiji untuk bercanda, tapi ia mungkin hanya mencoba untuk menjaga percakapan agar tidak terlalu berat.


"Seperti katamu, Eiji. Aku mungkin hampir membuat Aoi-san khawatir lagi."


"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ada hal-hal yang kau abaikan karena kau peduli dengan pihak lain dan itu juga terjadi antara aku dan Izumi. Kita tidak cukup dewasa untuk melihat segala sesuatunya sendiri, jadi mari kita bekerja sama semampu kita. Seperti itulah teman."  


"Kau benar,......Eiji, terima kasih."


"Jika kau ingin berterima kasih, katakan pada Izumi."


"Pada Izumi?"


"Semua yang baru saja kukatakan adalah apa yang dikatakan Izumi. Sama seperti Akira yang ingin meluruskan kesalahpahaman Aoi-san dan membantunya menemukan neneknya, Izumi, dengan caranya sendiri, ingin Aoi-san bisa lebih banyak mengatakan perasaannya. Dia ingin Aoi-san menjadi egois, dalam arti yang baik."


"Begitu ya......"


Ketika aku bertemu Aoi-san, aku putus asa harus melakukan sesuatu tentang hal itu.


Tapi sekarang, sejujurnya aku senang bahwa dia memiliki teman yang memikirkan dirinya selain aku seperti ini. Bahkan setelah aku pindah ke sekolah baru, Aoi-san akan baik-baik saja dengan adanya Eiji dan Izumi.   


Selama semuanya terselesaikan, aku bisa meninggalkan tempat ini dengan tenang. 


Karena itu, aku harus memenuhi segala sesuatu yang harus kulakukan.


"Karena itulah, bersenang-senanglah hari ini."


"Mengerti. Kalau begitu, ayo bermain sekuat tenaga!"


Sambil berterimakasih atas perasaan mereka berdua, kami mengikuti Izumi dan Aoi-san.

*

3 comments for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J2 Bab 1.1"