Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tenshi wa Tansan Shika Nomanai [LN] J1 Bab 4.2

Bab 4 - Yamabuki Karen Dan Fujinami Shiho




Para siswa dengan lesu menyingkirkan jaring dan raket, dan jumlahnya perlahan berkurang.


Aku juga, ketika aku selesai membersihkan, aku memutuskan untuk pergi dengan cepat.


"Kau menjengkelkan, seriusan."


Saat aku menuju koridor, seseorang mengatakan itu.


Suara itu berat dengan kesombongan dan kedengkian, sebuah provokasi yang langsung membuatku berhenti di jalanku.


Ketika aku meraba apa yang terjadi, aku dengan cepat mencari suara itu.


Di tikungan, tiga gadis, termasuk Yamabuki, menghadap Minato. Aku benci ketika firasatku menjadi kenyataan.


"Berhentilah memburu pengaruh, oke? Jangan memaksakan keberuntunganmu hanya karena wajahmu bagus."


Aku bersembunyi di salah satu bayangan dalam jarak pendengaran.


Mata Yamabuki seperti ular, dua lainnya sama buruknya, seringai dengkinya membuat kulitku merinding.


Minato hanya menatap mereka dengan kecewa, seolah dia lelah dengan Yamabuki dan yang lainnya. Namun, dia terlihat tidak berdiri tegak seperti biasanya.


Sejujurnya, aku juga tidak yakin tindakan yang tepat. Aku pihak ketiga di sini, dan aku tidak yakin aku bisa menangani ketiganya.


Sayangnya, perseteruan SMA tidak sesederhana itu.


Tapi berpura-pura tidak terjadi apa-apa bukanlah pilihan.


"Seriusan menjijikan. Sangat jelas kau memandang rendah semua orang. Bukankah kepribadianmu buruk?"


"Maksudku, secara psikologis itu tidak mungkin, tapi---Aku bisa mengerti kenapa kau tidak punya teman--- "


Kedua temannya itu mendekati Minato dari samping.


Kata-kata kasar itu membuat kepalaku sakit. Tapi permusuhan langsung sudah cukup untuk menyakiti pihak lain. Sederhananya, benar-benar menyebalkan.


Ugh… Aku hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak melompat kesana.


"Apa kau sadar kau dibenci? Bukan hanya kami, semua orang juga," gertak biang keladi Yamabuki.


Tapi Minato tidak bergeming. Sebaliknya, dia menghela nafas sedih. "Kau sudah selesai?" dia bertanya dengan lembut.


"Hah?" Wajah mereka tercengang.


"Hanya itu yang ingin kau katakan? Aku akan pergi kalau begitu."


Ekspresi Yamabuki menjadi gelap seketika itu juga.


"Kau! Kau ingin berkelahi?!" Bentakkannya melewati koridor. Alih-alih Minato, kedua temannya itu malah mundur. Beberapa siswa yang tersisa bergegas mengejar suara itu.


Ini tidak bagus…


"Aku melihatmu! Berkeliling merayu anak laki-laki!"


Sindiran itu sepertinya mengenai sasaran, Minato memucat. Seolah-olah dia bisa langsung menangis.


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Bahkan aku juga kehilangan ketenanganku.


Jangan berkata seeankmu sendiri......


"Merayu orang lain tidak peduli siapa itu, seriusan menjijikkan! Apa sampai segitunya kau ingin dimanja?"


Dia tampak gemetar, wajahnya pucat, matanya ke bawah.


Yamabuki yang mendapatkan respon yang dia inginkan, melanjutkan dengan gembira. 


"Cukup dengan wajah cantik itu! Kau jalang! Aku bisa melihat menembus pemikiranmu!"


Pada saat itu, sesuatu tersentak dalam diriku.


Tidak, aku tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut. Jelas, tidak bisa.


Apa yang kau tahu tentang anak itu, Yamabuki?


"Oi"


Tanpa sadar, aku melangkah masuk kearah Minato dan yang lainnya.


Tidak, aku tidak punya rencana, hanya amarah yang mendidih di dadaku.


Temannya dengan cepat membuang muka dengan tidak nyaman. Minato menatapku heran.


Dengan tubuhnya yang masih menghadap Minato, Yamabuki hanya memalingkan wajahnya ke arahku. 


"Apa urusanmu?"


"Tidak denganmu. Yuzuki, ayo pergi."


Aku meraih tangannya dan menariknya. Minato mengikuti dengan langkah tak berdaya dan goyah. Namun, Yamabuki menghalangi jalan kami.


"Apa yang kau lakukan? Aku tidak ada urusan denganmu," tuntutnya.


“Aku pusing mendengar rengekanmu. Simpan omong kosongmu untuk dirimu sendiri, oke?"


"Ha? Ngomong-ngomong, apa? Mencoba bertimgkah keren?"


Meskipun aku menjulang sepuluh sentimeter di atasnya, sikapnya tetap sama. Penampilan dan kekuatan fisik tampaknya tidak menentukan peringkat di masyarakat.


Terserah, jika dia ingin memandang rendahku maka dia bisa melakukannya sesuka dia, jangan menghalangiku, itu menyakitkan.


"Kau akan lebih baik tidak ikut campur, siapa pun kau."


"Kau…"


"Hei---, Akashi---"


Kemudian, dari belakang Yamabuki, dari tikungan aku datang, seorang gadis muncul entah dari mana.


Rambut pendek yang menyegarkan. Mata besar dan sipit. Jersey hijau sedikit kusut. Gigi yaebanya berkilat, Hiura Aki masuk.

Tln : yaeba, gingsul


"Apa yang sedang kamu lakukan---. Ayo kembali ke kelas---" 


Katanya dengan nada santai dan melihat semua orang bergantian. Berbeda dengan saat aku masuk, Yamabuki jelas bimbang.


"Hiura...kau berniat ikut campur juga?"


"Hm? Tidak juga, aku hanya mengambil idiot ini dan Yuzuki. Mereka bilang mereka akan mentraktirku es krim.”


Sejak kapan aku bilang itu.......


Tapi berkat dia, segalanya tampak menjadi tenang. Itu menjadi sangat berbahaya bahkan untukku…


"Terserah dengan pria tidak menarik itu, tapi kami sedang berbicara, Yuzuki dan aku," kata Yamabuki.


"Apanya yang pembicaraan. Kau hanya menggonggong sendiri."


Hiura tidak goyah sedikitpun dan meraih tanganku dan Minato.


"......Kau, apa kau berniat menjadikanku mushmu? Apa kau tahu apa artinya itu, kan?"


"Kalau seperti itu, kaulah yang akan mendapat masalah. Dari awal, menyerang orang karena kalah dalam pelajaran olahraga itu, apa kau bocah? Itulah kenapa kau berhenti di Plus Four.”


"Ap-!? J-Jika begitu, kau juga sama!!"


"Tidak sepertimu, aku tidak tertarik dengan gelar seperti itu sejak awal."


"…!" 


Yamabuki tidak mengatakan apa-apa lagi, seolah-olah dia telah kehilangan kepercayaan dirinya.


Kami segera meninggalkan tempat itu dan berpisah. 


Hiura tidak mencoba bertanya keadaannya, mengatakan, "Belikan aku es krim besok---", dan dia pergi. Melihat punggungnya yang ramping, aku menyadari betapa bisa diandalkannya dia.


Aku tidak bisa pergi begitu saja tanpa mentraktirnya sekarang.

◆ ◆ ◆

Tln : Iyah, agak lama juga terjemahin bagian ini. Dan aku baru baca di RAW-nya, ternyata sumber inggrisnya banyak nambahin ini-itu dan ada juga yang di hilangin, jadi, yah mungkin agak beda dengan inggrisnya. Ngga bermaksud nyalahin loh ya. Juga, untuk gelar plus empat, mulai kedepannya bakal kuganti plus four karena di RAW-nya ternyata emang tulisannya plus four pake katakana.

Post a Comment for "Tenshi wa Tansan Shika Nomanai [LN] J1 Bab 4.2"