Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J1 Bab 6.2

Bab 6 - Andaikan Keinginan Menjadi Kenyataan




Dengan begitu, setelah satu jam perjalanan kereta api, kami tiba di stasiun terdekat.


Dari sana, setelah berjalan kaki selama 20 menit, kami tiba di tempat tujuan kami, sebuah fasilitas pemandian air panas, tapi.......


"Ini tempatnya, bukan?"


"Mungkin......."


Tidak heran Izumi tidak yakin.


Satu-satunya hal yang bisa kami lihat adalah hutan cedar tinggi yang membentang di depan kami, dengan gerbang seperti gerbang di pintu masuk kuil di bawahnya, dan sekilas kau tidak akan mengira ada fasilitas pemandian air panas di sini.


Sejujurnya, bukankah ini hanyalah hutan?


"Untuk sekarang, ayo kita coba pergi kesana."


"Benar."


Semua orang melewati gerbang dengan Eiji yang memimpin.


Setelah mengikuti jalan setapak berbatu melalui hutan cedar, sebuah bangunan kayu terlihat tidak jauh di depan.


Sekilas, bangunannya tampak seperti rumah tua, tapi aku terkejut ketika melangkah masuk ke dalam.


"Oh...... ini luar biasa."


"Ini sangat bergaya~♪"


Pencahayaan yang cantik menggantung dari langit-langit yang tinggi, dan lantainya ditutupi dengan batu hitam, menciptakan kontras antara terang dan gelap. Salah satu dindingnya memiliki jendela kaca, sehingga ruangan terasa lebih besar daripada yang sebenarnya.


Mungkin rumah tua ini telah direnovasi dengan penuh gaya hanya interiornya.


Di luar jendela kaca, dek kayu besar membentang dan pemandangannya sangat bagus.


Ketika kami memberi tahu resepsionis bahwa kami sudah membuat reservasi, seorang pegawai segera mengantar kami.


Berjalan di sepanjang dek kayu dengan cahaya matahari yang bersinar melalui celah di pepohonan, kami segera tiba di pondok yang akan kami gunakan.


Saat kami membuka pintu dan masuk, aroma rumput segar menggelitik hidung kami.


Ruangan ini adalah ruang tatami yang terdiri dari sekitar delapan tikar tatami, dilengkapi dengan meja dan kursi kayu tua. Di luar jendela di bagian depan ruangan terdapat teras dengan dua bak mandi kayu.


Suara mata air panas yang mengalir turun dari ceratnya bergema di seluruh ruangan.


"Luar biasa! Nuansanya sangat bagus!"


Izumi memekik kegirangan dan masuk kedalam ruangan.


Dia membawa Aoi-san dan berdiri di dekat jendela dan mulai gaduh sambil melihat sumber air panas.


Memang benar, seperti yang dikatakan Izumi, ini adalah pemandian air panas terbuka pribadi yang bagus dengan suasana yang bagus.


Lokasi dan konstruksi pondoknya, mulai dari eksterior hingga interiornya, yang tampaknya benar-benar terbuat dari kayu, memberikan suasana terpencil di dalam hutan. Ini memiliki nuansa rumah tersembunyi yang hanya diketahui oleh mereka yang tahu.


Bagi kami para siswa SMA, rasanya agak terlalu mewah.


"Yosh. Ayo kita langsung masuk ke pemandian air panasnya!"


"Ya."


"Kalau begitu, kami akan pergi ke kamar kecil untuk berganti pakaian, kalian berdua bersiap-siap juga!"


Sambil melihat mereka berdua menghilang ke kamar kecil, aku berpikir sambil mulai menanggalkan pakaian bersama Eiji.


Kita sudah sampai sini tapi, apa ini benar-benar tidak apa-apa?


Meskipun tidak ada kekhawatiran dilihat oleh tamu lain, tapi tetap saja laki-laki dan perempuan dalam masa pubertas di dalam pemandian campuran itu....


Meskipun mereka tidak telanjang karena mereka mengenakan handuk, tetap saja bahaya karena terlepas tidaklah nol.


Bahkan jika aku dan Eiji tidak keberatan dengan itu pada saat ini, Izumi dan Aoi-san seharusnya tidak......saat aku membayangkan yang tidak seharusnya, aku menggelengkan kepalaku mati-matian mencoba menghilangkan keinginan duniawiku, tapi tidak mungkin aku bisa menghilangkannya.


Aku tidak punya pilihan. Jika mereka berdua terlepas, aku juga akan melakukan pertukaran yang setara.


"Akira, ada apa?"


"Ah, tidak......"


Eiji memiliki handuk yang dililitkan di pinggangnya dan siap untuk pergi.


Kenapa anak ini begitu tenang.......


"Haruskah aku masuk lebih dulu?"


"Benar juga."


Kami pergi ke teras dan mengguyurkan air panas sebelum merendam diri di dalam kolam pemandian.


Eiji berendam ke dalam kolam yang berbeda denganku.


"Ahh......"


Kehangatan air panas yang menyelimuti seluruh tubuhku tanpa sadar membuatku mengeluarkan suara aneh.


Meski temperaturnya agak panas pada awalnya, tapi setelah terbiasa, suhunya pas.


Mungkin karena mata airnya yang sedikit pekat, tapi sensasi kehangatan yang melekat pada tubuhku hampir membuat ketagihan. Rasanya jauh lebih santai daripada mandi yang biasanya kulakukan di bak mandi rumah.


Saat efek dari mata air panas telah menenangkan kegembiraan sebelumnya.


"Maaf membuatmu menunggu!"


Suara Izumi yang terdengar dari belakang, bergema melewati kepalaku dan masuk ke dalam hutan.


Seketika, keinginan duniawai yang tadinya mereda menyapa lagi. Dalam sekejap, tegangannya mencapai maksimum.


Saat aku berbalik mencoba untuk tetap tenang agar tidak terlihat di wajahku, aku terdiam melihat pemandangan yang kulihat.


"......Ada apa dengan penampilan itu?"


Aoi-san dan Izumi muncul dengan mengenakan apa yang tampak seperti gaun one-piece panjang yang asing.


Ini disebut yuami, dan ini adalah apa yang kau kenakan ketika kau pergi ke pemandian air panas.


"Izumi-san juga membelikan satu untukku."


Mendengar kata-kata itu membuatku teringat.


Alasan Aoi-san tidak keberatan ketika Izumi mengatakan padanya bahwa itu adalah pemandian campuran.


Saat dia seperti diam-diam berbisik dengan Izumi tentang entah apa itu, tapi kurasa dia tidak keberatan karena dia mendengar pada saat itu bahwa Izumi telah menyiapkan yuami untuknya.


Jangan-jangan Eiji tidak keberatan karena ia sudah tahu?


Saat aku mengirim tatapan pada Eiji, ia tersenyum penuh arti.


Padahal kaulah satu-satunya yang kupercayai, dasar kau pengkhianat!


"Hmm? Mungkinkah, kamu mengharapkan kami mengenakan sesuatu yang lain, Akira-kun~?"


"Mana ada!"


Tentu saja aku mengharapkannya. Beraninya kau bermain-main dengan perasaan laki-laki pubertas!


Yuami atau apapun itu, itu lebih sedikit memperlihatkan kulitnya daripada baju renang, tapi itu lebih terbuka dibandingkan dengan baju musim panas yang sedikit memperlihatkan area kulit, kan.


Apa yang harus kulakukan dengan nafsu duniawiku ini!


"Kalau begitu, kami akan masuk~!"



Setelah membasuh dirinya sendiri dengan air panas, Izumi melompat ke dalam kolam yang sama dengan Eiji.


Tidak, tunggu sebentar. Dilihat darimanapun kolam ini hanya untuk dua orang, tidak cukup lebar untuk tiga orang.


Kalau Izumi berendam di kolam yang sama dengan Eiji, itu artinya......


"M-Maaf mengganggu......"


"Y-Ya! Silahkan!"


Aoi-san masuk ke dalam bak mandi yang sama denganku sambil terlihat malu.


Jangan bilang Eiji......kau tahu ini akan terjadi, jadi kau masuk ke kolam yang berbeda denganku?


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Ketika aku melirik Eiji lagi, ia menganggukkan kepalanya dan tampak seperti seorang Buddha.


Maaf aku menyebutmu pengkhianat....... Aku percaya padamu!


"Pemandian yang bagus ya......"


"Y-Ya. Benar......"


Jantungku melonjak tanpa sadar karena jarak yang sangat dekat.


Meskipun dia mengenakan yuami, bahunya terekspos, dan rambutnya diikat keatas jadi aku bisa melihat tengkuk lehernya, dan pada jarak ini bagaimana mungkin aku tidak menyadarinya!


"Ini mengkhianati harapan Akira-kun, tapi tidak apa-apa dengan ini, kan?"

 

"Haa? Tidak apa-apa apanya, aku tidak mengharapkan apa-apa dari awal?"


Tidak apa-apa! Tentu saja tidak apa-apa! Kalau seperti ini sudah jelas tidak apa-apa!


Sambil berpura-pura tenang di wajahku, aku tidak bisa tidak meneriakkan 'Good Job, Izumi' di hatiku.

 

Maaf karena aku berpikir kalian itu bakappuru meski sekali.

 

"Ah~ lelah ujianku terobati♪"

 

Izumi meletakkan handuk di kepalanya dan mengatakan itu seperti orang tua.

 

"Mungkin kita bisa datang kesini setiap kali ujian selesai."


"Eiji-kun, kamu mengatakan hal yang bagus. Ayo lakukan itu!"


"Tapi sebentar lagi liburan musim panas. Waktu berikutnya mungkin adalah setelah ujian tengah semester semester dua."


"Liburan musim panas ya..."


Aku mengulangi kata-kata yang Eiji katakan.


Sudah sebulan sejak aku mulai tinggal dengan Aoi-san.


Hanya ada dua minggu tersisa untuk semester satu ya.


"Akira, ada apa?"


"Tidak... kupikir, hanya ada dua minggu tersisa di semester satu."


"Bukankah kamu menantikan liburan musim panas?"


"Bukan seperti itu, ketika kupikir situasi Aoi-san akhirnya membaik, liburan musim panas dimulai ... Entah kenapa, rasanya sayang sekali, atau mungkin jika aku punya sedikit waktu lagi, itu akan akan berbeda."


"Memang benar, sebelum masuk ke libur panjang, kau pasti ingin menentukannya sampai batas tertentu."


Seperti yang dikatakan Eiji.


Kupikir itu membuang-buang waktu untuk memasuki libur musim panas ketika jarak dia dan teman-teman sekelasnya semakin dekat, ditambah aku ingin meningkatkan kesannya terhadap para guru.


Ketika liburan musim panas berakhir, tidak ada jaminan bahwa apa yang telah kami kumpulkan akan tetap ada.


Tidak hanya itu.


Hari-hari yang kuhabiskan untuk mencoba memecahkan masalah Aoi-san berlalu, yang artinya bahwa hari-hari yang tersisa bagiku detik demi detik bergerak menuju akhir.


Alasannya mungkin karena aku merasakan perasaan itu.

 

Bukan masih ada semester dua dan tiga, tapi hanya tersisa semester dua dan tiga.


Meski ada delapan bulan sampai kepindahanku, hanya lima bulan jika mengecualikan liburan panjang.


Aku didorong oleh perasaan gelisah seperti itu.


"Jangan khawatir. Kita bisa bertemu dengan teman sekelas kita bahkan selama liburan musim panas. Kita bisa membuat rencana untuk pergi bermain dengan semua orang, dan kegiatan sukarelawan juga ada selama liburan musim panas. Serahkan itu padaku♪"


"Terima kasih."


Kami benar-benar terus berhutang pada Izumi. Sebaliknya, hampir semuanya Izumi yang mengaturnya.


Aku tidak berpikir dia memikirkannya sampai segitunya, dan secara spontan kata-kata terima kasih keluar dari mulutku.


"Tidak perlu berterimakasih, aku melakukannya karena aku menyukainya."


"Tidak, biarkan aku mengatakannya. Terima kasih banyak."


"Sudah kubilang tidak perlu. Jika kamu mengatakan lebih dari ini, aku akan menghajarmu lho."


Padahal aku hanya mengucapkan terima kasih dari lubuk hatiku, tapi entah kenapa dia membuat wajah cemberut.


"Aku mengerti kalau Akira merasa bertanggung jawab."


Eiji melanjutkan Izumi yang cemberut dengan sopan.


"Kamilah yang menawarkan bantuan, jadi kami harus melakukan sesuatu. Aku mengerti kalau kau tidak ingin membebani kami. Tapi aku dan Izumi memiliki perasaan yang sama denganmu."

 

"Kalian berdua juga...?"


“Kami sudah memikirkannya dan bekerja sama. Tapi itu bukan karena kami diminta atau karena kami teman sekelas. Itu hanya karena kami ingin membantu. Aoi-san adalah teman yang berharga bagi kami juga.”


"Eiji..."


"Jika kau mengerti itu, kau tidak perlu berterima kasih."

 

"Ya  ya, itu betul."


Izumi menganggukan kepalanya sambil mendesir.


Ketika aku mendengar kata-kata Eiji, aku tiba-tiba teringat apa yang dikatakan Eiji sebelumnya.


---Orang-orang pada dasarnya tidak bisa saling memahami.


Tidak peduli seberapa dekat kau, atau berapa lama kau bersama, kau tidak bisa dengan mutlak memahami perasaan orang lain. Itulah kenapa penting untuk saling berbicara untuk melindungi hubungan dengan orang yang berharga bagimu.


Memang benar.


Aku tidak berpikir mereka berdua menganggap Aoi-san berharga sampai segitunya.


Aku tidak tahu apakah aku terlalu berterima kasih, membebani, atau mengganggu mereka berdua. Mungkin tidak sopan terhadap perasaan mereka untuk memikirkan hal-hal seperti itu.


Karena itu, sekali lagi, aku menggumamkan "Terima kasih" dalam hatiku tanpa mengatakannya.


"Aoi-san, apa ada tempat yang ingin kamu kunjungi selama liburan musim panas?"


"Eh, aku? Kupikir ..."


Aoi-san berpikir dengan ekspresi serius.


Setelah berpikir keras untuk sementara waktu.


"Kupikir, asalkan bersama kalian, kemanapun tempatnya tidak apa-apa."


Dia mengatakannya dengan terlihat sedikit malu.


"Akira-kun, ayo bertukar tempat."


"Eh?"


Ketika Izumi meninggalkan kolam tempat dia bersama Eiji, dia dengan cepat mendekat kearah kami.


Dia memegang lenganku dan dengan paksa menyeretku keluar dari kolam, duduk berendam dan memeluk Aoi-san dengan sekuat tenaganya.


"Aoi-san, kamu sungguh anak yang baik! Ayo pergi ke berbagai tempat bersama!"


"Y-Ya. Terima kasih."


"Ah~ Aoi-san terasa lembut di sana-sini..."


Aoi-san terlihat sedikit bingung ketika Izumi terus-menerus datang mendekatinya.


Aku memperhatikan sosok mereka berdua sambil berendam di kolam air panas yang sama dengan Eiji.


Padahal aku jarang-jarang bisa berada di kolam yang sama dengan Aoi-san......mari tidak katakan itu.


Dengan ini, kami menikmati pemandian air panas selama yang kami bisa.


Jika kau merasa pusing, kau bisa keluar dari kolam air panas dan istirahat, atau mencoba pindah ke kolam lain.


Setelah merasakan kemewahan berendam di sumber air panas di alam terbuka, kami berjanji untuk datang lagi dan meninggalkan fasilitas.


Aku bisa bersantai, dan bisa mengetahui perasaan Eiji dan Izumi, jadi aku senang aku datang.


Jika ini masalahnya, sepertinya kita bisa menghabiskan liburan musim panas yang memuaskan.


Kupikir begitu, tapi...


Pada saat itu, aku tidak memperhatikan kalau aku telah gagal menyadari perasaan penting Aoi-san.




Setelah waktu sewa habis, kami bersantai di lobi dengan es krim di satu tangan.


"Seriusan, itu adalah pemandian air panas yang bagus."


"Benar."


Aku duduk berdampingan dengan Aoi-san dan mendinginkan tubuhku yang hangat dengan es krim.


Bicara soal setelah mandi di pemandian air panas, itu pasti susu, tapi es krim juga tidak buruk.


"Izumi, apa rencana setelah ini?"


"Aku berpikir untuk membuat permohonan pada dewa."


"Ha? Permohonan pada dewa?"


Meski aku men-tsukkomi ketika anak ini tiba-tiba mengatakan itu, sudah biasa kalau izumi tiba-tiba mengatakan hal yang aneh.


Mengingat bahwa ini bukan pertama kalinya, aku berhenti disana.


"Kupikir Akira-kun yang keluarganya sering pindah tidak tahu, tapi ini adalah tujuan wisata yang terkenal, dan ada kuil di dekatnya yang telah terdaftar sebagai situs Warisan Budaya Dunia. Itu adalah objek wisata yang sangat menarik di prefektur ini dan tempat yang memiliki energi spiritual yang populer tidak hanya dikalangan orang Jepang saja, bahkan di kalangan orang asing."


"Hmm... aku mungkin setidaknya pernah mendengarnya."


"Aku selalu ingin pergi kesana, tapi aku ingin pergi bersama semuanya."


"Oke. Kita sudah jauh-jauh kesini, jadi ayo kesana."


Setengahnya mungkin seperti hobi Izumi, tapi jika itu adalah tempat yang terkenal, itu layak untuk dikunjungi.


Bukan untuk memohon saat dalam kesulitan, tapi bukan ide yang buruk untuk memohon pada dewa untuk hal-hal kedepannya.


Setelah kami selesai makan es krim, kami kembali ke stasiun dan naik kereta ke tujuan kami.

*

2 comments for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J1 Bab 6.2"