Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J1 Bab 5.2

Bab 5 - Pengunjung Tak Terduga




Ketika kami tiba di kedai kopi, Aoi-san memperkenalkan kami pada manajer kedai.


Karena aku pernah mendengar bahwa itu adalah kedai kopi pribadi, kupikir itu dijalankan oleh seorang pria tua, tapi manajer yang diperkenalkan pada kami adalah seorang pria muda. Usianya mungkin sekitar 40 tahun.


Ia adalah seorang pria dalam kategori yang disebut 'pria tampan', dengan senyum yang tenang.


Kesampingkan tentang itu, kami diantar ke tempat duduk kami oleh pak manajer, yang menyambut kami dengan senang hati, dan kami masing-masing memesan minuman.


Setelah beberapa saat, Aoi-san, yang telah berganti pakaian dengan seragamnya, membawakan minuman yang kami pesan.


"Seragamnya sangat imut! Cocok sekali untuk Aoi-san!"


"T-Tidak ada yang seperti itu......"


Aoi-san muncul dengan seragam kedainya, pipinya memerah karena malu.


Dia mengenakan kemeja hitam, rok panjang dan celemek putih berjumbai. Ini pertama kalinya aku melihat dirinya dengan rambutnya yang diikat menjadi satu dengan scrunchie...... selalu menyenangkan melihatnya berpakaian berbeda dari biasanya, bukan?


"Bagaimana Akira-kun? Itu cocok bukan."


Aku terperangah ketika Izumi meminta persetujuan dariku.


Aku terpesona olehnya.


"Y-Ya, kupikir itu cocok untukmu."


"Terima kasih......"


Aoi-san sepertinya juga malu, tapi aku yang memujinya juga malu.


"Ah, maaf. Maaf membuat kalian menunggu."


Dia mulai meletakkan minuman di atas meja seolah untuk menutupi rasa malunya.


Kemudian, untuk beberapa alasan, sebuah kue ditempatkan bersama minuman.


"Kami tidak memesan kue."


"Ini hadiah dari pak manajer."


"Yeay! Terima kasih pak manajer!"


Sambil melirik Izumi yang matanya bersinar dengan kegembiraan, aku menundukkan kepalaku pada pak manajer dari kejauhan.


"Ini bukan camilan Jepang kesukaanmu, tapi apa tidak apa-apa?"


"Tentu saja. Aku paling suka camilan Jepang, tapi bukan berarti aku tidak suka kue."


"Begitu ya."


Pada akhirnya, apa saja tidak apa-apa.


Sambil memikirkan itu, aku menyeruput kopiku.


Sejujurnya, aku penasaran dengan tempat seperti apa Aoi-san bekerja paruh waktu, tapi kedainya memiliki atmosfer yang bagus, manajernya tampak tenang dan baik, kupikir aku tidak perlu khawatir.


Berpikir bahwa aku mengetahui satu hal lagi tentang Aoi-san, aku merasa agak lega.




Kemudian aku, Eiji, Izumi, kami bertiga mulai merencanakan perjalanan sehari ke pemandian air panas.


Kami memutuskan waktu pertemuan dan waktu perjalanan, dan juga meneliti tempat wisata dan tempat kencan terdekat lainnya.


Kami bersenang-senang, dan sebelum kami menyadarinya, kami berbincang-bincang sampai pukul 8 malam, waktu tutup kedai, lalu kami berterima kasih pada pak manajer dan meninggalkan kedai.


Aku mengantar Eiji dan Izumi yang pulang lebih dulu, dan menunggu di luar sampai Aoi-san selesai berganti pakaian.


"Boleh mengganggu sebentar?"


Pak manajer, yang sedang bersiap-siap menutup kedai, memanggilku.


"Bisa aku berbicara denganmu mengenai Aoi-san?"


Mengenai Aoi-san--- dengan satu kata itu, tanpa sadar aku mengambil ancang-ancang.


"Apa itu?"


"Jika kamu adalah teman Aoi-san, apa kamu tahu tentang situasinya?"


"...... Situasinya, maksud anda?"


Baca novel ini hanya di Musubi Novel


Aku tidak tahu seberapa banyak orang ini tahu, jadi aku mengelaknya.


Ia tidak tampak seperti orang jahat, tapi aku tidak bisa sembarangan membicarakan tentang Aoi-san. Bahkan seandainya orang ini mengetahui semuanya, aku tidak berniat memulai percakapan terlebih dahulu.


Mungkin menyadari sikapku yang seperti itu.


"Maaf jika aku membuatmu waspada."


Manajer membuka tangannya dengan ringan dan berbicara dengan menenangkan.


"Aku sama sekali tidak tahu tentang situasi Aoi-san. Hanya saja, jika melihat seorang gadis SMA bekerja paruh waktu setiap hari dari tengah hari dan seterusnya, tidak sulit untuk membayangkan bahwa dia memiliki beberapa alasan yang sulit untuk dikatakan."


Aku langsung mengerti ketika melihat tatapan khawatir di mata sang manajer saat ia mengatakan hal ini.


Meskipun orang ini menyadari situasi Aoi-san, ia masih membiarkannya melakukan pekerjaannya tanpa mengajukan pertanyaan apa pun. Berpikir bahwa Aoi-san pasti punya alasan untuk terus bekerja.


"Tepi beberapa waktu yang lalu, dia mengatakan padaku bahwa dia harus sekolah dan ingin shift kerjanya setelah pulang sekolah. Sejak itu, aku melihatnya semakin ceria dari hari ke hari dan berpikir bahwa situasinya pasti telah berubah. Dan ketika kalian datang ke sini hari ini, aku memikirkannya. Kupikir, itu semua pasti berkat kalian."


Wajah sang manajer berangsur-angsur terlihat lega.


"Kedengarannya aneh bagiku untuk mengatakan ini, tapi aku harap kalian terus berteman baik dengan Aoi-san."


Hatiku sakit karena aku mewaspadai orang ini bahkan hanya sesaat.


"Tentu saja. Saya juga, mungkin kedengarannya aneh bagi saya untuk mengatakan ini, tapi saya senang bahwa pekerjaan paruh waktu Aoi-san adalah di kedai kopi ini. Saya yakin Aoi-san merasakan hal yang sama."


Jika seorang siswa SMA meminta untuk bekerja di siang hari daripada pergi ke sekolah, orang dewasa yang normal akan menolaknya. Meskipun begitu, tak dapat disangkal lagi, ia sangat baik hati untuk menerimanya bekerja tanpa mengajukan pertanyaan apa pun.


Kupikir ada juga orang yang akan mengkritik hal itu.


Namun, itu adalah alasan yang cukup bagiku untuk mempercayainya.


"Akira-kun, maaf membuatmu menunggu--- manajer?"


Kemudian Aoi-san muncul, melihat aku dengan manajer, dan menaruh tanda tanya di atas kepalanya.


"Kami mengobrol sedikit. Kerja bagus. Mohon bantuannya lagi."


"Ya. Terima kasih atas kerja keras Anda."


"Akira-kun juga, kuharap kamu akan datang lagi."


"Tentu saja. Terima kasih atas kuenya."


Setelah mengatakan itu, aku menundukkan kepala, lalu Aoi-san dan aku meninggalkan kedai kopi.


Saat kami berjalan bersama di jalan malam, Aoi-san melirik ke arahku seolah-olah dia ingin menanyakan sesuatu padaku.


"Apa yang kamu bicarakan dengan manajer?"


"Hmm? Aoi-san sering membuat kesalahan dalam pesanannya dan ia mengalami masalah dengan itu, jadi ia meminta saran tentang apa yang harus dilakukan."


"...... Bohong. Aku tidak pernah melakukan kesalahan dalam pesanan."


Aoi-san menggembungkan pipinya seolah protes.


Dia mungkin berniat untuk marah, tapi dia tidak benar-benar bersungguh-sungguh, jadi itu sama sekali tidak menakutkan. Sebaliknya, itu agak imut.


Aku merasa sedikit beruntung bahwa dia juga membuat wajah seperti ini.


"Dasar...... Akira-kun jahat."


"Maaf, maaf. Tapi aku senang manajernya kelihatannya baik."


"Ya, ia orang yang baik."


Kepercayaan Aoi-san pada pak manajer bisa dilihat dari satu kalimatnya.


Sejujurnya, aku senang bahwa ada seseorang yang mencoba memahami Aoi-san.


Di zaman sekarang ini, kupikir hubungan manusia jauh lebih renggang.


Karena, setiap kali aku berpindah sekolah, aku dan teman-temanku menjadi seperti orang asing.


Tidak peduli seberapa banyak aku mencoba untuk tetap berhubungan dengan mereka setelah pindah sekolah, atau seberapa banyak aku berjanji untuk bertemu mereka lagi suatu saat, berlalunya waktu dengan kejam menghilangkan gairah pikiran dan perasaanku.


Tanpa kusadari, aku telah menerima bahwa hubungan dengan orang lain memang seperti itu.


Itulah kenapa aku lebih terkejut daripada orang lain bahwa aku telah mengulurkan tangan pada Aoi-san.


Apa aku tipe orang yang akan melakukan hal seperti ini?


Berapa kali aku bertanya pada diriku sendiri, pertanyaan itu tidak cukup jika dihitung dengan kedua tangan.


Tapi aneh ya...... Sekarang aku sangat senang aku melakukannya.


Itu sebabnya aku berpikir.



Apa yang akan aku pikirkan ketika aku akhirnya pindah sekolah dan meninggalkan tempat ini?


Apakah aku bisa membiarkannya begitu saja seperti yang sudah-sudah?


Sejak bertemu Aoi-san, ada bagian dari diriku yang tidak ingin membayangkan masa depan.



Sambil memikirkan hal-hal seperti itu, aku pulang ke rumah bersama Aoi-san.


Melihat ke langit malam, ada sedikit awan yang menggantung di langit.

*

2 comments for "Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J1 Bab 5.2"