Class no Bocchi Gal wo Omochikaeri Shite Seisokei Bijin ni Shite Yatta Hanashi [LN] J1 Bab 4.3
Bab 4 - Kamp Belajar Tiga Hari Dua Malam
"Ah---... Aku kenyang."
"Kau makan terlalu banyak ......"
Setelah makan malam, Izumi duduk di sofa, menggosok-gosok perutnya, terlihat kesakitan.
"Sangat menyenangkan makan bersama dengan semua orang, jadi,"
Meski begitu, tiga hamburger dan menambah nasi itu terlalu banyak, 'kan.
Aku tidak tahu berapa banyak yang harus dibuat untuk empat orang, karena biasanya aku hanya membuat cukup untuk dua orang, dan aku berpikir bahkan jika aku membuat terlalu banyak, aku bisa membekukannya dan memakannya di kemudian hari.
Izumi melihat itu dan berkata, "Jika berempat, kita bisa makan semuanya!" Jadi aku memanggang semuanya...... tapi tidak peduli bagaimana kau melihatnya ada sejumlah steak hamburger yang tidak bisa dimakan di atas meja.
Akibatnya, Izumi terbawa suasana dan makan terlalu banyak.
"Izumi, kamu tidak apa-apa?"
"Ya. Jika aku beristirahat sebentar."
Izumi membalas suara khawatir Eiji dengan senyum masam.
Ini mengingatkanku pada seekor hamster yang sudah makan terlalu banyak dan tidak bisa bergerak.
"Aku juga membeli beberapa sakura mochi untuk camilan malam, tapi sepertinya aku akan menyimpannya untuk besok."
"Sakura mochi!? Aku mau!"
Saat Izumi mendengar kata "sakura mochi", dia tersentak bangun.
Matanya bersinar, seolah dia yang mengerang kesakitan tadi adalah bohong.
...... tidak tidak, kau bercanda, 'kan?
"Berbicara tentang kamp, itu adalah camilan, 'kan, Aoi-san!"
"Eh? Y-Ya...... mungkin?"
Hentikan mengombang-ambingkan Aoi-san.
Karena dia anak yang polos, dia pasti akan mempercayai semuanya, 'kan.
"Izumi, apa kau serius mengatakan kalau kau ingin memakannya?"
"Ya. Masih ada tiga hari lagi, seharusnya aku juga beli camilan di supermarket ya~"
Dia mengungkapkan kekecewaannya, sepertinya dia tidak bercanda.
Apa dia itu semacam jelmaan dari nafsu makan?
Aku sering mendengar kalau bagi anak perempuan, manisan dan kue-kue punya perut yang terpisah, tapi bagaimanapun, jumlah yang masuk ke mulut tidak seimbang dengan ukuran tubuhnya.
"Benar juga, Aoi-san, ayo kita beli camilan di toserba!"
"Ya."
"Sungguh!? Yaey!"
Izumi berdiri seolah-olah dia sudah lupa kalau dia kesakitan sampai tadi.
"Tunggu sebentar."
"Apa?"
Saat aku melihat jam, sudah lewat pukul sembilan.
Aku khawatir membiarkan dua anak perempuan berjalan di luar sendirian.
Baca novel ini hanya di Musubi Novel
Dan aku tidak bisa membiarkan anak yang makan sampai kekenyangan pergi ke toserba.
"Aku dan Eiji yang akan pergi membelinya, jadi kalian berdua tunggu saja sambil mandi atau yang lainnya."
"Seriusan? Seperti yang diharapkan dari Akira-kun, ia laki-laki yang baik kan, Aoi-san."
"Ya. Akira-kun selalu baik, lho."
"Hee~ Seperti apa?"
Yang seperti itu tanyakan saat tidak ada orang yang bersangkutan.
Seperti yang kuduga, menceritakannya tepat didepanku itu terlalu memalukan, 'kan.
"Eh? Umm, seperti...... ia selalu mendengarkan apa yang ingin kulakukan. Ketika aku tinggal dengan ibuku, dia tidak pernah mendengarkan perasaanku..."
"""......"""
Tanpa sadar, kami kehilangan kata-kata.
Aoi-san mungkin tidak bermaksud seperti itu, tapi pengungkapan tak terduga tentang situasi keluarganya membuatnya tidak bisa berkata-kata.
Tidaklah sulit untuk membayangkan seperti apa kehidupan yang pasti dialaminya ketika ia menghabiskan hari-harinya dengan menahan bahkan perasaannya sendiri tanpa mampu mengungkapkannya dalam kata-kata.
"Tidak apa-apa untuk mengungkapkan perasaanmu, dan kamu juga boleh lebih manja, lho. Khususnya pada Akira-kun!"
"Apanya yang khususnya!"
Izumi memegang kedua pundak Aoi-san dan memutarnya menghadapku.
"Yosh. Katakanlah camilan apa yang ingin kamu makan pada Akira-kun!"
"U-Umm......"
Sambil didesak Izumi, Aoi-san bergumam seperti kebingungan.
Setelah sedikit melirik kearahku,
"Puding, aku ingin itu..."
"Ya. Mengerti."
Aku akan membeli pudding di toko kalau begitu.
"Oke. kalau begitu, mari kita dengarkan kelanjutannya sambil kita mandi bersama♪"
"M-Mandi bersama?"
Aoi-san bertanya dalam kebingungan.
"Ya. Kalau bicara tentang perkumpulan gadis, sudah jelas itu mandi bersama!"
Izumi mengatakannya seolah-olah itu adalah hal yang sangat wajar.
Sudah kubilang berhenti mengombang-ambingkan Aoi-san.
Dia akan percaya karena dia polos, dan mandi bersama itu membuatku iri.
Kesampingkan kecemburuanku, sejak kapan pertemuan ini menjadi perkumpulan gadis.
Sambil men-tsukkomi di dalam pikiranku, kuharap kau memaafkan kalau anak SMA yang sehat membayangkan satu atau dua hal tentang itu. Hanya dengan membayangkan dua gadis cantik mandi bersama di bak mandi rumahku membuatku bahagia, 'kan.
Maksudku, dari awal, apakah perempuan itu seharusnya mandi bersama?
...... tanpa sadar aku membayangkan sesama laki-laki mandi bersama dan semangatku menurun.
Aku bahkan tidak seharusnya membayangkannya.
"Kalau begitu, kami akan mandi dan menunggu kalian."
"Ya. Lakukan itu."
"Akira-kun, dalam berbagai arti, aku duluan ya~♪"
Aku tidak berani bertanya apa maksudnya, tapi Izumi menyeringai seolah berkata, "Kamu cemburu, 'kan?" dan meninggalkan ruang keluarga...... Sudah jelas aku cemburu!
"...... ayo kita pergi ke toserba."
"Ya."
Sambil diejek Izumi, kami keluar rumah untuk membeli puding.
Bukannya ada maksud mendalam, tapi ketika pulang nanti, ayo mandi lebih dulu sebelum Eiji.
*
Semangat min
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete